5 Contoh Pidato tentang Pendidikan Lengkap dengan Pembukaan

5 Contoh Pidato tentang Pendidikan Lengkap dengan Pembukaan

Nur Umar Akashi - detikJogja
Senin, 29 Apr 2024 16:57 WIB
Kumpulan pidato tentang pendidikan dengan beragam tema untuk anak-anak
Ilustrasi pidato hari pendidikan. Foto: Getty Images/PeopleImages
Jogja -

Pidato tentang pendidikan sering disampaikan dalam pelbagai acara, salah satunya Hari Pendidikan Nasional. Bagi detikers yang membutuhkan, di bawah ini lima contoh pidato pendidikan singkat lengkap dengan pembukaannya.

Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, pidato adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak. Lebih lanjut, dalam buku Pasti Bisa Bahasa Indonesia karya Tim Ganesha Operation, dijelaskan bahwa struktur pidato ada tiga.

Ketiganya adalah pembukaan, isi, dan penutup. Bagian pembukaan berisikan salam pembuka, sapaan, dan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bagian isi berisikan topik permasalahan yang dibahas. Terakhir, penutup berisi kesimpulan, saran, dan permohonan maaf.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tanpa berlama-lama lagi, yuk, simak lima contoh pidato tentang pendidikan singkat di yang sudah dihimpun detikJogja.

Contoh Pidato tentang Pendidikan #1

(sumber: tulisan Atiqah Mardhiyah dalam situs SMA IT Iqra Kota Bengkulu)

ADVERTISEMENT

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua,
Dewan juri yang saya hormati, para pembimbing, serta teman-teman seperjuangan yang berbahagia.

Segala puji hanya milik Allahu Rabbi. Segala zat yang Maha Pengasih Maha Ghofur, Zat yang Maha Syukur yang telah memberikan beribu-ribu nikmat yang tidak terukur. Sehingga kita dapat berkumpul di acara ini dalam keadaan sehat walafiat tanpa kekurangan suatu apapun.

Hadirin yang saya hormati,
Pada kesempatan yang berbahagia kali ini saya akan menyampaikan sebuah pidato yang berjudul Perbaikan Sistem Pendidikan Era Generasi.

Hadirin yang saya muliakan,
Pendidikan sangat erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan karena pendidikan adalah sebuah elemen penting dalam kehidupan yang harus menjadi perhatian semua pihak.

Untuk menguasai pengetahuan yang kita butuhkan adalah akal pikiran yang sudah kita dapatkan secara gratis dari Allah subhanahu wa taala. Lahirnya bangsa yang cerdas dan bijaksana dimulai dari generasinya sendiri. Begitu penting arti sebuah pendidikan dalam membangun sebuah bangsa yang kuat.

Terlebih, kita dihadapi oleh generasi Z yang memiliki sifat dan karakter yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Yaitu generasi yang lebih beragam, bersifat global, serta memberikan pengaruh pada budaya dan sikap masyarakat.

Mari kita lihat bagaimanakah dengan pendidikan di Indonesia di era globalisasi ini? Indonesia berada pada urutan keempat di Asia Tenggara setelah Malaysia, Singapura, dan Thailand. Menurut data World Population Review pada tahun 2021, Indonesia berada di peringkat ke 54 dari total 78 negara dalam ranking sistem pendidikan dunia.

Berdasarkan fakta yang kita ketahui bersama bahwa pendidikan di Indonesia saat ini masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Hadirin yang berbahagia,
Suramnya wajah pendidikan Indonesia seperti ini bisa saja disebabkan oleh beberapa penyebab. Yang pertama (1) Kurikulum Indonesia yang tidak memenuhi kebutuhan generasi masa kini. Sehingga kurangnya kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing ke dunia kerja.

(2) Kurangnya wadah untuk melatih berpikir kritis. (3) Ruang yang relatif sempit untuk mengeksplor minat siswa. Hal ini terjadi disebabkan karena adanya tugas tambahan individu atau kelompok dan jam sekolah yang cenderung lebih lama.

Berdasarkan lembaga statistika, BPS bahwa 87% mahasiswa Republik Indonesia salah jurusan saat kuliah.

Hadirin yang saya hormati,
Perbaikan harus segera dibenahi untuk memaksimalkan lulusan yang berkompeten dan mampu berkontribusi untuk ke depannya.

Karena semua itu tak bisa kita dapatkan dengan cara instan butuh proses yang panjang dan juga konsistensi yang tinggi. Jika bukan kita siapa lagi dan jika bukan sekarang kapan lagi.

Maka dari itu mari kita sama-sama mewujudkan aspirasi Indonesia dengan meningkatkan sistem dan kualitas pembelajaran di era globalisasi ini agar generasi kita mampu bersaing di kancah internasional dan mewujudkan Indonesia emas di tahun 2045.

Hadirin yang saya muliakan,
Sebelum saya akhiri, izinkan saya menyampaikan sebuah pesan dari Ki Hajar Dewantara "Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani."

Di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik, di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide, dari belakang seorang guru harus memberikan dorongan dan arahan"

Maksudnya adalah seseorang baru bisa dianggap berpendidikan jika mampu memanfaatkan pendidikan itu untuk kebaikan dirinya sendiri dan juga orang lain. Jika pendidikan yang dimiliki hanya menjadi alasan untuk merendahkan orang lain, maka pendidikan tidak seharusnya diberikan kepadanya.

Jadi, jangan pernah menjadikan pendidikan tinggi sebagai alasan untuk merendahkan, namun sebagai pengingat bahwa ada banyak hal lain yang belum kamu mengerti dan perlu diraih. Sekian yang dapat saya sampaikan, saya akhiri dengan sebuah pantun.

Jika kapal sudah melaju mari kita banyak berdoa. Jika ingin negeri maju pendidikan harus utama.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Contoh Pidato tentang Pendidikan #2

(sumber: pidato Mendikbudristek dalam Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2023)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan,
Rahayu

Saudara saudariku, sebangsa dan setanah air,
Selama tiga tahun terakhir, perubahan besar terjadi di sekitar kita, di mana-mana, dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia.

Sebanyak 24 episode Merdeka Belajar yang sudah diluncurkan membawa kita semakin dekat dengan cita-cita luhur Ki Hadjar Dewantara, yaitu pendidikan yang menuntun bakat, minat, dan potensi peserta didik agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai seorang manusia dan sebagai anggota masyarakat.

Anak-anak kita sekarang bisa belajar dengan lebih tenang karena aktivitas pembelajaran mereka dinilai secara lebih holistik oleh gurunya sendiri. Para kepala sekolah dan kepala daerah yang dulu kesulitan memonitor kualitas pendidikannya sekarang dapat menggunakan data Asesmen Nasional di Platform Rapor Pendidikan untuk melakukan perbaikan kualitas layanan pendidikan.

Para guru sekarang berlomba-lomba untuk berbagi dan berkarya dengan hadirnya Platform Merdeka Mengajar. Selain itu, guru-guru yang dulu diikat berbagai peraturan yang kaku sekarang lebih bebas berinovasi di kelas dengan hadirnya Kurikulum Merdeka.

Sejalan dengan Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran mendalam untuk mengembangkan karakter dan kompetensi, seleksi masuk perguruan tinggi negeri pun sekarang fokus pada mengukur kemampuan literasi dan bernalar.

Pada jenjang perguruan tinggi, adik-adik mahasiswa yang dulu hanya belajar teori di dalam kelas sekarang bisa melanglang buana mencari pengetahuan dan pengalaman di luar kampus dengan hadirnya program-program Kampus Merdeka.

Dari segi pendanaan, pencairan langsung dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) ke sekolah. dan pemanfaatannya yang lebih fleksibel telah memberikan keleluasaan bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Dengan perluasan program beasiswa, kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi sekarang jauh lebih terbuka. Dukungan dana padanan untuk mendanai riset juga telah melahirkan begitu banyak inovasi yang bermula dari kolaborasi.

Selain itu, mekanisme dana yang fleksibel dapat mewadahi gagasan-gagasan kreatif para seniman dan pelaku budaya sehingga mampu menghasilkan karya-karya hebat yang mendukung pemajuan kebudayaan.

Saudara-saudariku, mari kita ingat, bahwa bersama-sama kita telah membuat sejarah baru dengan gerakan Merdeka Belajar. Transformasi yang masif ini sudah sepatutnya dirayakan dengan penuh syukur dan semarak, karena semuanya adalah hasil dari kerja keras dan kerja sama kita.

Hari Pendidikan Nasional tahun ini adalah waktu yang tepat bagi kita semua untuk merefleksikan kembali setiap tantangan yang sudah dihadapi, juga setiap jengkal langkah berani yang sudah diambil.

Dengan merefleksikan hal-hal yang telah kita lakukan sepanjang tiga tahun terakhir, kita dapat merancang arah perjalanan kita ke depan guna memastikan keberlangsungan dan keberlanjutan gerakan Merdeka Belajar.

Layar yang sudah kita bentangkan jangan sampai terlipat lagi. Kita semua, para pendidik dan tenaga kependidikan, seniman dan pelaku budaya, juga peserta didik di seluruh penjuru Nusantara, adalah kapten dari kapal besar yang bernama Indonesia ini.

Perjalanan harus kita lanjutkan, perjuangan mesti kita teruskan, agar semua anak bangsa merasakan kemerdekaan yang sebenar-benarnya dalam belajar dan bercita-cita. Oleh karena itu, mari kita semarakkan hari ini dengan semangat untuk meneruskan perwujudan Merdeka Belajar, mendidik generasi Pelajar Pancasila yang cerdas berkarakter, dan membawa Indonesia melompat ke masa depan dengan pendidikan yang memerdekakan.

Selamat Hari Pendidikan Nasional.

Terima kasih,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Om shanti shanti shanti om,
Namo buddhaya.

Contoh Pidato tentang Pendidikan #3

(sumber: buku Belajar Pidato & MC karya Aep Saiful Hamidin)

Yang terhormat Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten, serta jajarannya,
Yang terhormat para kepala sekolah se-kabupaten,
Yang terhormat dewan guru se-kabupaten,
Adik-adik para siswa sekalian yang kami cintai dan kami banggakan,
Serta hadirin-hadirat yang berbahagia,

Assalamu'alaikum wr wb.

Salam sejahtera bagi kita semua. Segala puji milik Allah SWT. Rahmat dan rahim-Nya semoga selalu terlimpah kepada kita semua. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Hadirin dan adik-adik siswa sekalian yang kami hormati, sebagaimana kita ketahui bersama bahwa pada setiap tanggal 2 Mei selalu kita memperingati Hari Pendidikan Nasional. Kalau kita menilik kepada sejarah kita bahwa kesadaran bangsa kita akan pentingnya pendidikan tidak terlepas dari seorang tokoh pendidikan Indonesia, yaitu Ki Hajar Dewantara (1889-1959).

Beliaulah yang memprakarsai berdirinya lembaga pendidikan Taman Siswa di Yogyakarta. Dia lebih terkenal dengan filsafat "tut wuri handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarso sung tulada".

Dewantara mengklasifikasikan tujuan pendidikan dengan istilah "tri-nga" (tiga "nga", nga adalah huruf terakhir dalam abjad Jawa ajisaka). "Nga" pertama adalah "ngerti" (memahami/aspek intelektual). "Nga" kedua adalah "ngrasa" (merasakan aspek afeksi), dan "nga" ketiga adalah "nglakoni" (mengajarkan atau aspek psikomotorik). Merumuskan tujuan pendidikan yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Bagi Ki Hajar Dewantara, bahwa pendidikan adalah hak tiap orang. Dengan pendidikan setiap orang dapat mengatur diri sendiri. Dengan pendidikan, setiap orang berhak menjadi manusia yang merdeka batin, pikiran, dan tenaga.

Pendidikan jangan terlampau mengutamakan kecerdasan pikiran karena hal itu dapat memisahkan orang terpelajar dengan rakyat. Semoga bangsa Indonesia lebih meningkatkan dan mencerdaskan serta menciptakan anak-anak didik yang produktif, kreatif, dan inovatif yang berguna bagi nusa, bangsa, dan negara.

Dengan pendidikan, semoga kita mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mandiri yang dapat memenuhi kebutuhan global. Demikian pidato yang bisa kami sampaikan. Kami ucapkan selamat Hari Pendidikan Nasional.

Terima kasih atas perhatiannya.

Wassalamu'alaikum wr wb.

Contoh Pidato tentang Pendidikan #4

Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh.

Yang terhormat, bapak kepala sekolah (nama sekolah)
Yang terhormat, para guru (nama sekolah)
Yang saya sayangi, staff pendidikan dan seluruh jajarannya
Serta rekan-rekan siswa (nama sekolah) yang saya cintai.

Pertama-tama, izinkan saya menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada para guru dan kepala sekolah yang hadir di sini. Tanpa dedikasi dan komitmen mereka, kita tidak akan bisa berada di tempat ini untuk merayakan pentingnya pendidikan dalam hidup kita.

Teman-teman sekalian, saya ingin mulai pidato ini dengan mengajukan pertanyaan sederhana: apa arti pendidikan bagi kita semua? Pendidikan bukan sekadar kumpulan buku teks atau pelajaran di dalam kelas.

Pendidikan adalah kunci yang membuka pintu menuju masa depan yang lebih baik. Ia mempersiapkan kita untuk menghadapi tantangan dan peluang di dunia yang terus berubah dengan cepat.

Pendidikan bukan hanya tentang mengisi kepala kita dengan fakta dan angka, tetapi juga tentang membentuk karakter dan mengasah keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam kehidupan. Di sini, di lingkungan sekolah, kita belajar tidak hanya tentang matematika dan ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang kerjasama, kepemimpinan, dan toleransi. Inilah tempat di mana kita belajar menjadi warga negara yang baik dan berkontribusi positif bagi masyarakat.

Namun, sayangnya, realitasnya tidak semua anak memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas. Masih banyak anak-anak di seluruh dunia yang terpinggirkan dari kesempatan untuk belajar dan tumbuh karena berbagai alasan, mulai dari kemiskinan hingga konflik.

Oleh karena itu, sebagai generasi yang beruntung memiliki kesempatan ini, kita memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Rekan-rekanku yang saya cintai, mari kita bersama-sama berkomitmen untuk memperjuangkan hak pendidikan bagi semua anak, di mana pun mereka berada. Marilah kita dukung para guru dan lembaga pendidikan dalam upaya mereka untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung. Bersama-sama, kita dapat membangun masa depan yang lebih cerah dan berdaya bagi generasi mendatang.

Demikian yang dapat saya sampaikan untuk pidato kali ini. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Contoh Pidato tentang Pendidikan #5

(sumber: pidato Mendikbud dalam Upacara Bendera Peringatan HUT Ke-71 Kemerdekaan RI)

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat pagi, dan salam sejahtera bagi kita semua.

Alhamdulillah, marilah kita senantiasa bersyukur kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa, karena pada hari ini kita diberi karunia sehat walafiat dan dapat merayakan 71 tahun kemerdekaan negara kita tercinta, Republik Indonesia, di mana pun kita berada.

Tepat 71 tahun yang lalu, lagu kebangsaan menggetarkan pengibaran bendera pusaka di langit biru Ibu Pertiwi, sebagai penanda lahirnya Negara Republik Indonesia. Negara kepulauan dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia, yang terbentang di sepanjang khatulistiwa dengan keragaman etnis budaya, bahasa, flora dan fauna yang tersebar di 17 ribu pulau, yang dipersatukan oleh kesadaran mewujudkan cita-cita bersama.

Satu dari empat cita-cita mΓΊlia yang ingin diwujudkan Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itulah Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan, setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.

Para peserta upacara yang saya hormati,
Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa telah kita lakukan secara gotong royong tanpa mengenal lelah dan tidak akan pernah berhenti. Pada saat memproklamasikan kemerdekaan, 95% penduduknya buta huruf, saat ini bangsa Indonesia telah berhasil membalik keadaan menjadi 96% melek huruf. Tidak banyak negara yang bisa mengatasi buta huruf secepat Indonesia.

Saat ini tugas mendesak dunia pendidikan memastikan setiap anak Indonesia memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk menang di abad 21. Untuk itu, ada tiga hal yang mendesak yang harus dilakukan sesuai amanat Nawacita.

Pertama, membekali anak-anak Indonesia dengan pendidikan karakter agar bisa beradaptasi pada lingkungan global yang dinamis dan beragam. Pendidikan karakter bukan hanya tugas sekolah, namun juga masyarakat dan keluarga.

Mari kita jadikan sekolah sebagai rumah kedua dan sebagai taman belajar yang menyenangkan. Mari kita tumbuhkan kebiasaan baik pada setiap anak Indonesia. Mari kita tumbuhkan lingkungan dan budaya belajar yang serasi antara sekolah, masyarakat dan keluarga.

Pendidikan berawal dari keluarga dan orang tua adalah guru sekaligus sebagai panutan bagi anak karena sebagian besar waktu anak dihabiskan bersama keluarga. Di lingkungan keluarga nilai-nilai kasih sayang harus ditumbuh suburkan, sementara di sekolah perlu dibangun dan dikembangkankarakter sosial anak. Karena itu sinergi yang harmonis antara orang tua dengan sekolah adalah kunci suksesnya pendidikan anak.

Kedua, memastikan bahwa setiap anak Indonesia, tanpa ada diskriminasi, mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Kesenjangan layanan pendidikan harus diperkecil.

Untuk itu kami mengajak sekolah, pemerintah daerah dan masyarakat untuk memastikan bahwa semua anak dan siswa dari keluarga kurang mampu mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) agar dapat melanjutkan pendidikannya paling sedikit 12 tahun.

Negara juga sedang memperluas ketersediaan layanan pendidikan di daerah-daerah tertinggal, terluar, dan terdepan dengan membangun sekolah garis depan. Saat ini negara melakukan rehabilitasi sekolah yang rusak berat, serta memenuhi sarana/prasarana untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Ketiga, memastikan bahwa lulusan sekolah memiliki keterampilan yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja serta bisa memenangkan persaingan regional dan global. Karena itu, Nawacita mengamanatkan pentingnya pengembangan pendidikan vokasi yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja.

Saat ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang merevitalisasi pendidikan vokasi dengan melibatkan peran serta pemerintah daerah dan industri.

Para siswa yang saya cintai,
Tahun 2045 kita akan memperingati 100 tahun kemerdekaan. Kami percaya bahwa di pundak kalianlah bisa kami titipkan tugas membawa Indonesia ke puncak kejayaannya. Teruslah belajar, teruslah mengejar cita-cita. Kalianlah Generasi Emas 2045 itu.

Dirgahayu Republik Indonesia,
Jayalah dunia pendidikan dan kebudayaan,
Jayalah negeriku, jayalah Indonesia.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Demikianlah lima contoh pidato pendidikan singkat, lengkap dengan bagian pembukaannya. Semoga bermanfaat!




(apl/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads