Simak Tips Kenali Gejala DBD Pada Anak dan Cara Pengobatannya

Simak Tips Kenali Gejala DBD Pada Anak dan Cara Pengobatannya

Serly Putri Jumbadi - detikJogja
Selasa, 16 Apr 2024 14:21 WIB
ilustrasi DBD
Ilustrasi tips kenali gejala DBD pada anak dan cara pengobatannya. Foto: ilustrasi/thinkstock
Jogja -

Dengue Haemoragic Fever (DHF) atau yang sering dikenal Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi penyakit yang sering menyerang anak-anak. Berikut tips mengenali gejala tersebut dan cara mengobatinya.

Merujuk dari data Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), hampir 16 ribu kasus DBD dalam dua bulan terakhir pada 2022 dan diikuti lonjakan yang tinggi di periode yang sama pada tahun 2023. Kasus ini semakin meningkat angkanya terutama di musim hujan.

Sebab, populasi Aedes aegypti, yang merupakan vektor (hewan perantara) infeksi dengue memang meningkat saat musim hujan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasannya, saat musim hujan, telur akan terkena air hujan dan membuatnya menetas. Lalu, saat hujan juga banyak breeding site (tempat perkembangbiakan) akibat air yang tertampung di gelas-gelas plastik, kaleng-kaleng bekas hingga ban-ban bekas.

"Terdapat empat stereotip virus dengue, yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4," ujar Dokter Spesialis Anak Konsultan RSUP Dr. Sardjito, dr. Eggi Arguni, dikutip dari laman resmi Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (16/4/2024).

ADVERTISEMENT

"Secara teori, apabila pada infeksi kedua (infeksi sekunder) kita terinfeksi jenis serotipe virus dengue yang berbeda dari yang pertama, maka ada kemungkinan manifestasi klinisnya akan lebih berat, seperti mengalami kebocoran plasma, hingga shock, bahkan sampai meninggal," sambungnya.

Per 1 Maret 2024 saja sudah ada laporan kasus DBD di 213 kabupaten/kota di Indonesia dengan 124 kematian. Eggi mengatakan jumlah orang yang terinfeksi bisa lebih besar dari yang tercatat.

Gejala DBD

Orang tua harus menjadi garda terdepan dalam upaya pencegahan virus demam berdarah kepada anak. Salah satu caranya adalah mengenali gejala yang timbul.

"Pada anak yang symptomatic atau menunjukkan gejala, kita harus mencurigai virus dengue terutama ketika terdapat demam tinggi yang mendadak dan sifatnya kontinu atau terus-menerus," ucap Eggi

"Ketika mereka diberikan obat penurun panas, biasanya panas tidak akan turun di bawah 38 derajat celsius. Gejala lainnya yaitu disertai tanda-tanda mual, muntah, badan yang lemas, bintik-bintik perdarahan di kulit, serta anak yang tidak terlihat ceria," sambungnya.

Selain itu, virus demam berdarah juga bisa menjangkit orang dewasa. Biasanya, orang yang terjangkit mengeluhkan nyeri sendi dan otot. Sementara pada anak-anak umumnya tidak nafsu makan, rewel dan muntah.

"Pada spektrum infeksi dengue yang lebih berat, di saat jumlah trombositnya sudah rendah, anak dapat mengalami mimisan atau gusi yang berdarah ketika sikat gigi," tambah Eggi.

Pencegahan dan Pengobatan DBD

Infeksi dengue terbagi menjadi tiga fase, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase penyembuhan. Pada akhir fase demam, atau saat memasuki fase kritis, ada beberapa tanda peringatan yang harus diwaspadai, seperti nyeri perut, mual dan muntah-muntah, anak lemas, atau tanda perdarahan. Bila ada tanda bahaya ini, anak harus segera dibawa ke dokter.

"Pasien dengue yang dinyatakan oleh petugas kesehatan memiliki kondisi yang masih baik tidak perlu rawat inap, namun dengan syarat untuk tetap membawa anaknya ke rumah sakit atau puskesmas setiap hari (selama fase kritis)," papar Eggi.

"Hal ini untuk menjalani pemeriksaan oleh dokter dan dilakukan pemeriksaan darah. Nanti setiap hari akan dilakukan pemantauan kadar hematokrit dan trombosit, hingga fase kritis terlewati," sambungnya.

Selain itu, orang tua juga bisa melakukan pengobatan di rumah seperti memberikan obat penurun panas yang paling aman yaitu paracetamol. Hindari obat-obatan golongan lain seperti nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) karena dapat mempengaruhi fungsi trombosit sehingga akan meningkatkan kecenderungan pendarahan yang hebat.

Kedua, pastikan anak mendapatkan asupan air yang cukup. Ketiga, menjaga anak untuk istirahat dan tidak keluar terlebih dahulu. Terakhir, waspada terhadap warning sign pada anak seperti nyeri perut, muntah dan bintik-bintik perdarahan di kulit.

Lalu untuk pencegahan virus demam berdarah, seperti upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan luar dan di dalam rumah dan membersihkan lingkungan untuk menghilangkan sarang nyamuk Aedes aegypti.

Orang tua juga dapat melakukan upaya pencegahan gigitan nyamuk. Misalnya dengan memakaikan pakaian tertutup yang berwarna terang atau menggunakan repelen. Ketika anak terkena infeksi dengue segera kenali gejala dan segera berobat ke pelayanan kesehatan terdekat sehingga dapat ditangani secara medis.




(rih/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads