Sholat Idul Fitri Wajib atau Sunnah? Ini Hukum, Dalil dan Tata Caranya

Sholat Idul Fitri Wajib atau Sunnah? Ini Hukum, Dalil dan Tata Caranya

Nur Umar Akashi - detikJogja
Selasa, 09 Apr 2024 21:55 WIB
Palestinians attend Eid al-Fitr holiday celebrations by the Dome of the Rock shrine in the Al Aqsa Mosque compound in Jerusalems Old City, Friday, April 21, 2023. The holiday marks the end of the holy month of Ramadan, when devout Muslims fast from sunrise to sunset. (AP Photo/Mahmoud Illean)
Ilustrasi sholat Idul Fitri (Foto: AP/Mahmoud Illean)
Jogja -

Saat Lebaran tiba, akan terlihat kerumunan umat Islam yang mendirikan sholat Idul Fitri, baik di lapangan ataupun masjid. Sejatinya, sholat Idul Fitri wajib atau sunnah?

Setiap tahunnya, Idul Fitri jatuh bertepatan dengan tanggal 1 Syawal. Untuk Idul Fitri 1445 Hijriah atau 2024 Masehi, akan jatuh pada Rabu, 10 April 2024.

Sebelum mengerjakan sholat Idul Fitri, alangkah baiknya seorang muslim mengetahui hukum, dalil, dan tata cara sholat Idul Fitri berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hukum Sholat Idul Fitri

Para ulama berbeda pendapat tentang hukum sholat Idul Fitri. Ada yang menyebut fardhu 'ain, sunnah muakkad, ataupun fardhu kifayah.

Dikutip dari buku 'Fiqih Zakat Fithri & Shalat Idul Fithri' oleh Syahrul Fatwa dan Abu Ubaidah Yusuf, sholat Idul Fitri hukumnya adalah fardhu 'ain. Di antara ulama yang mendukung pendapat ini adalah Abu Hanifah, Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim, dan As-Syaukani.

ADVERTISEMENT

Dalil yang dijadikan landasan ada banyak. Di antaranya adalah hadits shahih dari Abu Bakar As-Shiddiq ini:

قَالَ أَبُو بَكْرِ الصِّدِّيقُ : حَقٌّ عَلَى كُلِّ ذَاتِ نِطَاقٍ الْخُرُوجُ إِلَى الْعِيدَيْنِ

Artinya: "Abu Bakar As-Shiddiq berkata: 'Kewajiban bagi setiap yang punya nithaq untuk keluar sholat dua hari raya." (HR. Ibnu Abi Syaibah no. 2/184 dengan derajat shahih)

Lebih lanjut, diambil dari modul 'Tuntunan Shalat Idul Fitri bersama Keluarga di Masa Pandemi Covid-19' terbitan Kemenag Sumatera Selatan, yang mendukung hukum sunnah muakkad sholat Idul Fitri adalah Imam Malik dan Imam Syafi'i.

Hal senada juga ditemukan dalam situs resmi Muhammadiyah. Dijelaskan bahwa sholat Idul Fitri dan Idul Adha hukumnya sunnah muakkad. Pasalnya, tidak ada dalil khusus yang menegaskan wajibnya sholat ini dan juga tidak adanya sanksi untuk orang yang meninggalkannya.

Akan tetapi perlu dicatat bahwa Rasulullah SAW sendiri tidak pernah meninggalkan ibadah ini. Padahal beliau telah mendapatinya sejumlah 9 kali, baik itu sholat Idul Fitri ataupun Idul Adha.

Merujuk informasi dari situs NU Online, dalam kitab 'Fathul Qarib' karya Syaikh Ibnu Qasim al-Ghazi, tertulis:

وصلاة العيدين سنة مؤكدة وتشرع جماعة ولمنفرد ومسافر وحر وعبد وحنثى وامرأة لاجميلة ولاذات هيئة

Artinya: "Sholat dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) adalah sunnah muakkadah bagi orang yang ada di rumah maupun di perjalanan, merdeka maupun hamba sahaya, laki-laki maupun perempuan baik yang cantik maupun yang tidak modis."

Sementara itu, pendapat ketiga yang menyatakan hukumnya fardhu kifayah didukung oleh Imam Ahmad bin Hanbal. Keterangan serupa juga didapati dalam buku 'Fikih Muyassar' terjemahan Fathul Mujib. Wallahu a'lam bish-shawab.

Dalil Sholat Idul Fitri

Diambil dari buku 'Panduan Lengkap Puasa Ramadhan menurut Al-Quran dan Sunnah' karya Abu Abdillah dan Abu Ubaidah, Rasulullah SAW pernah bersabda:

عَنْ أُمَّ عَطِيَّةَ قَالَتْ : أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ أَنْ تُخْرِجَهُنَّ فِي الْفِطْرِ وَالأَضْحَى الْعَوَاتِقَ وَالْحُيَّضَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ فَأَمَّا الْحَيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الْمُصَلَّى وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِينَ. قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ إِحْدَانَا لَا يَكُوْنُ لَهَا جِلْبَابٌ, قَالَ : لِتُلْبِسَهَا أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا

Artinya: "Dari Ummu Athiyyah berkata: 'Rasulullah memerintahkan kami untuk mengeluarkan gadis-gadis menjelang usia baligh, wanita-wanita yang tengah haid dan gadis-gadis pingitan pada hari Idul Fitri dan Idul Adha. Adapun wanita yang haid, mereka menjauhi tempat sholat dan menghadiri kebaikan dan undangan kaum muslimin."

"Saya berkata: 'Wahai Rasulullah, seorang di antara kami tidak memiliki jilbab, apakah dia diperbolehkan tidak berangkat? Rasulullah menjawab: 'Hendaknya temannya meminjaminya jilbab sehingga mereka menyaksikan kebaikan dan undangan kaum muslimin." (HR. Bukhari no. 351 dan Muslim no. 890)

Juga hadits dari Muslim berikut dapat menjadi dalil:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ شَهِدْتُ صَلَاةَ الْفِطْرِ مَعَ نَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ فَكُلُّهُمْ يُصَلِّهَا قَبْلَ الْخُطْبَةِ ثُمَّ يَخْطُبُ .....

Artinya: "Dari Ibnu Abbas RA ia berkata: 'Saya pernah menghadiri sholat Idul Fitri bersama Rasulullah SAW, Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Mereka semua sholat terlebih dahulu sebelum khutbah kemudian beliau berkhutbah..."

Para imam juga telah menjelaskan tentang sholat ini. Salah satunya adalah Imam Syafi'i. Dikutip dari Fatwa MUI Nomor 28 Tahun 2020, Imam Syafi'i berkata:

وَلِلتَّطَوُّعِ وَجْهَانِ صَلَاةٌ جَمَاعَةً وَصَلَاةٌ مُنْفَرِدَةً وَصَلَاةُ الْجَمَاعَةِ مُؤَكَّدَةٌ وَلَا أُجِيزُ تَرْكَهَا لِمَنْ قَدَرَ عَلَيْهَا بِحَالٍ وَهُوَ صَلَاةُ الْعِيدَيْنِ وَكُسُوفِ الشَّمْسِ وَالْقَمَرِ وَالِاسْتِسْقَاءِ

Artinya: "Sholat tathawwu' (yang dianjurkan) itu ada dua jenis, sholat secara berjamaah dan sholat secara munfaridah (sendiri). Sholat tathawwu' yang dilaksanakan secara berjamaah itu sunnah muakkadah dan saya tidak membolehkan untuk meninggalkannya bagi orang yang mampu menjalankannya. Jenis ini adalah sholat Idul Fitri dan Idul Adha, sholat gerhana matahari dan gerhana bulan, serta sholat Istisqa (minta hujan)."

Tata Cara Sholat Idul Fitri

Berdasar penjelasan dari sumber yang telah disebut sebelumnya, ini tata cara sholat Idul Fitri secara ringkas:

  1. Takbiratul ihram.
  2. Membaca doa iftitah.
  3. Takbir sebanyak 7 kali mengikuti imam.
  4. Membaca Al-fatihah.
  5. Membaca surat pilihan.
  6. Rukuk.
  7. I'tidal
  8. Sujud.
  9. Duduk di antara dua sujud.
  10. Sujud kembali.
  11. Bangkit di rakaat kedua.
  12. Sebelum membaca Al-Fatihah, takbir kembali sebanyak 5 kali selain takbir untuk berdiri.
  13. Lanjut seperti rakaat pertama.
  14. Tasyahud akhir.
  15. Salam.

Niat Sholat Idul Fitri

a. Bacaan Niat Sholat Idul Fitri Sendirian

اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatan li Idil Fitri rak'atayni adā'an lillāhi ta'ālā.

Artinya: "Aku berniat sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat karena Allah Ta'ala."

b. Bacaan Niat Sholat Idul Fitri Berjamaah (Makmum)

أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَــــالَى

Usholli rak'ataini sunnatan ai'idil fitri ma'muman lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku berniat sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat menjadi makmum karena Allah ta'ala."

c. Bacaan Niat Sholat Idul Fitri Berjamaah (Imam)

أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلهِ تَعَــــالَى

Usholli rak'ataini sunnatan ai'idil fitri imaman lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku berniat sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat menjadi imam karena Allah ta'ala."


Nah, demikian penjelasan seputar hukum, dalil, dan tata cara sholat Idul Fitri. Semoga mencerahkan, ya!




(dil/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads