Tanggapan Ketum PP Muhammadiyah soal Polemik Jemaah Aolia

Tanggapan Ketum PP Muhammadiyah soal Polemik Jemaah Aolia

Tim detikJogja - detikJogja
Sabtu, 06 Apr 2024 22:39 WIB
Jogja -

Ketua Umum (Ketum) Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir angkat bicara soal polemik jemaah Aolia di Gunungkidul. Haedar mengimbau masyarakat mengedepankan toleransi.

"Di Gunungkidul dan di tempat lain juga ada yang berbeda, ya kita toleran saja terhadap perbedaan itu," kata Haedar saat diwawancarai wartawan di kantor PP Muhammadiyah, Kota Jogja, Sabtu (6/4/2024).

Meski demikian, lanjutnya, jika ada perbedaan yang terlalu jauh dari dasar ketentuan maka perlu diajak dialog. Dialog bisa melibatkan tokoh setempat, pihak terkait, hingga ormas keagamaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan kalau terlalu jauh dari dasar-dasar ketentuan ya nanti perlu diajak dialog, perlu diajak dialog," ujarnya.

"Kalau ada masalah entah itu menyangkut keagamaan, sosial, coba kedepankan dialog," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Diberitakan sebelumnya, jemaah Aolia di Gunungkidul sudah melaksanakan Salat Idul Fitri 2024 pada Jumat (5/4) kemarin. Selanjutnya, viral imam jemaah Aolia di Gunungkidul, KH Ibnu Hajar Pranolo atau yang kerap disapa Mbah Benu, bilang 'telepon Allah' terkait pelaksanaan Salat Idul Fitri. Mbah Benu sudah menyampaikan klarifikasi bahwa pernyataannya itu hanya istilah perjalanan spiritualnya.

Jemaah Aolia di Gunungkidul Sudah Salat Idul Fitri 2024

Untuk diketahui, jemaah Aolia di Gunungkidul sudah melaksanakan Salat Idul Fitri 2024, Jumat (5/4) kemarin. Lokasinya di aula rumah Imam jemaah masjid Aolia, KH Ibnu Hajar Pranolo di Padukuhan Panggang III, Kalurahan Giriharjo, Kapanewon Panggang.

Imam jemaah Aolia, KH Ibnu Hajar Pranolo atau akrab disapa Mbah Benu menerangkan jemaahnya di seluruh dunia melaksanakan Salat Id Jumat 5 April 2024. Adapun jumlah jemaahnya, Mbah Benu tidak bisa memperkirakan.

"Saya tidak bisa memperkirakan (jumlah jemaahnya di seluruh dunia). Di Kalimantan ada, di Papua ada, di Inggris ada, di Malaysia ada, di India ada," sebut Mbah Benu kepada wartawan saat ditemui di lokasi usai salat Id, Jumat (5/4).

"Tidak hanya di sini (jemaah masjid Aolia melaksanakan salat Idul Fitri), di mana-mana," sambungnya saat ditanya terkait adakah pelaksanaan Salat Id di luar Gunungkidul.

Terkait lebih awalnya pelaksanaan Salat Idul Fitri itu, Mbah Benu menerangkan sesuai dengan keyakinannya. Tidak ada metode penghitungan hari dan sebagainya.

"Sesuai keyakinan," jelasnya.

Pantauan detikJogja di lokasi, terdapat ratusan jemaah masjid Aolia yang melaksanakan Salat Id. Salat Idul Fitri jemaah Aolia di Padukuhan Panggang III dilaksanakan di masjid dan aula rumah Mbah Benu.

Klarifikasi Imam Jemaah Aolia soal Viral 'Telepon Allah'

Imam jemaah Aolia di Gunungkidul, KH Ibnu Hajar Pranolo atau yang kerap disapa Mbah Benu, viral bilang 'telepon Allah' terkait pelaksanaan Salat Idul Fitri. Mbah Benu menyampaikan klarifikasi bahwa pernyataannya itu hanya istilah perjalanan spiritualnya.

Video pernyataan Mbah Benu soal 'telepon Allah' viral di media sosial. Menjadi perbincangan di media sosial, Mbah Benu kemudian memberikan klarifikasinya.

"Terkait pernyataan saya tadi pagi (Jumat 5/4/2024) tentang istilah menelepon Gusti Allah Subhanahu Wa Ta'ala itu sebenarnya hanya istilah," kata Mbah Benu dalam video, dilihat detikJogja, Sabtu (6/4/2024). Video itu dibagikan pihak terkait kepada para wartawan.

Mbah Benu lalu melanjutkan, bahwa istilah tersebut adalah perjalanan spiritualnya selama ini dalam memeluk agama Islam.

"Dan yang sebenarnya adalah perjalanan spiritual saya kontak batin dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala," ujarnya.

Dalam video tersebut, Mbah Benu juga menyampaikan permintaan maaf jika kata-katanya sempat membuat suasana menjadi gaduh.

"Apabila pernyataan saya yang menyinggung atau tidak berkenan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak. Terima kasih," ucapnya.




(rih/rih)

Hide Ads