Umat Islam akan memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan yang memiliki banyak keutamaan di dalamnya. Oleh karenanya keutamaan itu banyak disampaikan di dalam kajian-kajian dan khutbah Jumat.
Salah satu keutamaan yang paling utama dalam 10 hari terakhir bulan Ramadhan adalah malam Lailatul Qadar. Yaitu malam yang setara 1000 bulan.
Selain Lailatul Qadar, banyak keutamaan lainnya pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Simak keutamaannya dalam 3 khutbah singkat tentang 10 hari terakhir Ramadhan di bawah ini yang dikutip dari laman NU Lampung dan situs resmi Masjid Istiqlal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khutbah Singkat tentang 10 Hari Terakhir Ramadhan
Materi Khutbah Jumat Singkat #1
اَلْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِللَتْ مِنْ خَيْرٍ مُحْضَرًا وَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوءٍ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ أَمَدًا بَعِيدًا وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ (آل عمران: ٣٠)
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah
Sebelum memulai khutbah Jumat singkat ini, khatib ingin berpesan kepada semua, terutama kepada diri khatib sendiri agar senantiasa berusaha meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT dengan mematuhi segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah
Tanpa terasa, kita telah memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Hari-hari terakhir Ramadhan ini akan menjadi bukti atas tindakan kita, apakah kita berhasil mengisinya dengan amal kebaikan, ataukah kita termasuk di antara yang kurang berusaha, lengah, dan lalai.
Inilah waktu yang paling tepat bagi kita untuk berburu pahala. Saatnya kita berburu ridha Allah dan saatnya menuju kemenangan, menuju hari yang fitri.
Banyak orang yang ingin menyambut datangnya hari ini namun takdir Allah berkata mereka harus meninggalkan dunia yang kita tinggali ini. Kita seharusnya bersyukur karena Allah masih memberi kita kesempatan untuk bertemu dengan hari-hari terakhir Ramadhan ini.
Semoga Allah juga memberi kita kekuatan untuk memanfaatkan hari teakhir ini dengan sebaik mungkin dan mengisinya dengan berbagai amalan-amalan kepadanya.
Hadirin yang dirahmati oleh Allah,
Sayyidah 'Aisyah RA menceritakan apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika memasuki 10 malam terakhir bulan Ramadhan:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ ، أَحْيَا اللَّيْلَ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ، وَجَدَّ، وَشَدَّ الْمِئْزَرَ (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ)
Artinya: Adalah Rasulullah apabila sepuluh malam terakhir Ramadhan telah tiba, beliau menghidupkan malam dengan sholat dan berbagai ibadah, membangunkan keluarganya untuk sholat malam dan ibadah-ibadah yang lain, bersungguh-sungguh dalam beribadah melebihi apa yang biasanya dilakukan dan tidak menggauli istri-istrinya, (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Diantara waktu terbaik untuk memanjatkan doa adalah pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Yang di dalamnya terkumpul banyak sekali waktu yang mustajab untuk memanjatakan doa.
10 malam terakhir Ramadhan, termasuk sepertiga malam terakhir, saat adzan berkumandang, setelah menunaikan sholat lima waktu, saat sujud, ketika umat Islam berkumpul di majelis-majelis kebaikan, dzikir, dan pembelajaran agama. Semua momen ini terjadi selama sepuluh hari terakhir Ramadhan.
Di waktu-waktu tersebut kita harus terus memanfaatkannya untuk berdoa, baik untuk kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, memohon ampunan atas dosa-dosa kita, mendapatkan berkah rezeki, diberikan umur yang panjang dalam taat kepada Allah, dilindungi dari berbagai macam musibah dan wabah, dan hal-hal lain yang dibutuhkan. Rasulullah SAW telah bersabda :
وَيُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ، يَقُوْلُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي (أَخْرَججَهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ)
Artinya: "Doa salah seorang dari kalian akan dikabulkan selagi ia tidak tergesa-gesa untuk dikabulkan dengan mengatakan: aku telah berdoa tapi belum juga dikabulkan," (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Terutama ketika doa itu disampaikan sambil menjalani i'tikaf di masjid. Pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, Rasulullah selalu melakukan i'tikaf di masjid secara teratur hingga beliau wafat.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah
Pada sepuluh malam terakhir ini, kita juga disarankan untuk mencari Lailatul Qadar, malam di mana perbuatan baik di dalamnya lebih berharga daripada perbuatan baik dalam seribu bulan atau 83 tahun 4 bulan. Allah menyembunyikan kapan Lailatul Qadar terjadi.
Rasulullah mendorong kita untuk mencarinya di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Jika kita ingin dengan pasti mendapatkan keberkahan Lailatul Qadar, kita harus mendedikasikan seluruh malam dalam bulan Ramadhan untuk berbagai bentuk ibadah dan ketaatan.
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (مُتَّفَقٌ عَلَيْه)
Artinya: "Barangsiapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar (dengan sholat dan berbagai ibadah) dengan dilandasi keimanan dan niat semata mengharap ridla Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang yang telah lalu," (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Hadirin yang dirahmati oleh Allah,
Demikianlah khutbah Jumat yang singkat ini. Mari kita menuju hari raya, hari kemenangan, hari kembali kepada fitrah, dengan menggunakan sepuluh hari terakhir ini untuk berbagai bentuk ibadah dan ketaatan
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Materi Khutbah Jumat Singkat #2
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah
Marilah kita panjatkan puja dan puji kepada Allah SWT atas nikmat iman, hidayah, dan fisik yang sehat. Sehingga kita dapat melaksanakan sholat Jumat yang penuh berkah ini.
Sholawat serta salam tak lupa juga kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa Rahmat bagi seluruh alam. Juga kita haturkan kepada keluarga dan sahabatnya dan semoga kelak kita mendapat syafaatnya.
Khatib juga mengajak kita semua untuk terus meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata'ala. Kita diminta untuk menjadi individu yang beruntung, yakni orang yang mampu meningkatkan diri setiap harinya dengan memperkuat iman dan ketakwaannya.
Sebagai ekspresi dari ketakwaan, mari kita manfaatkan sepenuhnya ibadah di bulan Ramadhan, terutama dalam mencapai malam yang sangat istimewa, yakni Malam Lailatul Qadar, yang memiliki keutamaan lebih baik dari 1.000 bulan. Pada malam ini, Allah subhanahu wata'ala memberikan ampunan yang luas bagi hamba-Nya dan membuka pintu rahmat bagi mereka yang berdoa dengan sungguh-sungguh dalam menanti malam yang begitu istimewa ini.
Maasyiral muslimin rahimakumullah,
Bulan Ramadhan adalah waktu yang suci yang diberikan oleh Allah subhanahu wata'ala hanya sekali dalam setahun. Bulan ini adalah saat Al-Quran diturunkan kepada seluruh manusia sebagai pedoman hidup. Salah satu ciri khas bulan Ramadhan adalah umat Islam selalu membaca, merenungkan, dan mengamalkan ajaran yang terkandung dalam Al-Quran.
Bulan ini juga diberikan fasilitas istimewa oleh Allah subhanahu wata'ala, di mana setiap huruf Al-Quran yang dibaca akan diberikan pahala yang dilipatgandakan hingga sepuluh kali lipat. Allah SWT berfirman dalam Surah Al Baqarah ayat 185:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗوَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗيُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Artinya: "Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur."
Maasyiral Muslimin rahimakumullah
Seperti yang kita ketahui, bulan Ramadhan adalah bulan di mana Al-Quran diturunkan, yang dijelaskan dalam surah al-Qadar. Allah subhanahu wata'ala memulai surah al-Qadar dengan ayat "Sesungguhnya Kami turunkan Al-Quran itu pada malam kemuliaan", dan diakhiri dengan "Pada malam itu diliputi kesejahteraan hingga fajar menyingsing".
Apabila kita memperhatikan permulaan dan akhir surah al-Qadar ini, kita bisa menemukan petunjuk tentang adanya hubungan dan keterkaitan antara awal dan akhirnya. Seolah-olah Allah subhanahu wata'ala sedang menyampaikan pesan kepada kita bahwa sebagaimana Dia memulai dengan menurunkan Al-Quran, Dia akan mengakhiri dengan kesejahteraan dan ketentraman. Ini seolah-olah merupakan pesan Allah subhanahu wata'ala kepada kita bahwa siapa pun yang menginginkan kesejahteraan, sebaiknya memulainya dengan Al-Quran.
Sepertinya Allah subhanahu wata'ala ingin menyampaikan pesan kepada kita bahwa siapa pun yang memulai segala hal dengan merujuk pada Al-Quran, akan mengakhiri perjalanan hidupnya dengan kesejahteraan, kedamaian, dan kebahagiaan. Barangsiapa yang menghargai segala sesuatu dengan mengacu pada Al-Quran, akan merasakan keselamatan dan kedamaian. Pada malam turunnya Al-Quran ini, terjadi satu peristiwa yang sangat istimewa.
Bagaimana mungkin malam itu tidak disebut sebagai malam yang istimewa, bahkan keistimewaannya melebihi 1000 bulan, karena pada malam itu semua makhluk mulia turun dari langit. Bahkan lebih dari itu, Allah subhanahu wata'ala, Yang Maha Mulia, juga hadir pada malam itu.
Jika pada sepertiga malam saja Allah subhanahu wata'ala turun untuk memberi ampunan, mengabulkan permohonan, dan mengiyakan permintaan, maka pada malam Lailatul Qadar ini lebih istimewa karena Allah subhanahu wata'ala beserta malaikat-malaikat-Nya turun secara bersamaan ke bumi.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah
Beberapa dari kita mungkin bertanya, kapan malam istimewa itu akan datang? Dari petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan pandangan para ulama, kita dapat menyimpulkan bahwa kemungkinan malam tersebut paling kuat terjadi pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Seperti yang tertuang dalam hadits:
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Artinya : "Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan" (HR. Bukhari).
Jika 10 malam terakhir itu diperas lagi, maka itu terjadi pada malam-malam ganjil yang meliputi malam ke 21, 23, 25, 27 dan 29. Seperti yang tertuang pada hadits:
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Artinya : "Carilah Lailatul Qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan" (HR. Bukhari).
Ketika kita berada di malam Lailatul Qadar, tindakan yang paling utama adalah melakukan sujud dan mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata'ala, seperti yang disebutkan dalam ayat terakhir Surat al-Alaq. Menariknya, kita dapat menjelajahi kaitan antara Surat al-Alaq dan Surat al-Qadar.
Jika kita perhatikan dalam mushaf, Surat al-Qadar terletak setelah Surat al-Alaq dan sebelum Surat al-Bayyinah. Mari kita teliti dengan cermat struktur kedua surah ini sesuai dengan panduan Ilmu Munasabah dalam Ulumul Qur'an.
Dengan dimulainya Surat al-Alaq dengan perintah "Iqra" dan Surat al-Qadar dengan pernyataan "innā anzalnāhu fī lailatil-qadr", seolah-olah Allah subhanahu wata'ala ingin menyampaikan bahwa yang harus kita baca adalah apa yang Allah subhanahu wata'ala turunkan pada malam Lailatul Qadar, yaitu Al-Quran.
Begitu juga, dengan dimulainya Surat al-Alaq dengan "Iqra" dan diakhiri dengan "wasjud waqtarib", seolah-olah Allah subhanahu wata'ala ingin menekankan bahwa orientasi dari proses pembelajaran adalah melalui ketundukan dan mendekat kepada-Nya melalui sujud, sehingga tujuan akhir dari ilmu pengetahuan adalah ketaatan.
Selanjutnya, jika kita melihat Quran Surat al-Alaq diakhiri dengan:
كَلَّاۗ لَا تُطِعْهُ وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ ۩ ࣖ
Artinya : "Sekali-kali tidak! Janganlah patuh kepadanya, (tetapi) sujud dan mendekatlah (kepada Allah)." (QS. al-'Alaq/96: 19).
Dan kemudian Allah subhanahu wata'ala menurunkan firman dalam Quran Surat Al Qadar:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan" (QS. al-Qadar/97: 1).
Ayat terakhir dari Surat al-Alaq bertemu dengan ayat pertama dari Surat al-Qadar, menggambarkan seolah-olah ketika Allah subhanahu wata'ala memerintahkan untuk bersujud dan mendekat kepada-Nya, lalu menyatakan bahwa ini adalah malam kemuliaan, Lailatul Qadar. Oleh karena itu, hal yang paling utama untuk dilakukan dalam malam Lailatul Qadar adalah melakukan sujud dan mendekat kepada Allah subhanahu wata'ala.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah
Lailatul Qadar adalah malam Sujud dan mendekat, di mana hamba-hamba Allah memanfaatkannya untuk sujud dan mendekat kepada-Nya. Oleh karena itu, siapa pun yang berharap untuk mengalami malam Lailatul Qadar sebaiknya memanfaatkannya dengan melakukan sujud dan mendekat kepada Allah subhanahu wata'ala. Bahkan, tampaknya Allah subhanahu wata'ala ingin menyampaikan kepada kita bahwa amalan yang paling berharga saat Lailatul Qadar adalah sujud dan mendekat kepada-Nya.
Dasar dari sujud dan mendekat pada malam Lailatul Qadar adalah iman yang kokoh dan harapan yang teguh, dengan introspeksi yang penuh kasih sayang, ampunan, dan keridhaan Allah subhanahu wata'ala. Saat kita berada dalam i'tikaf di malam Lailatul Qadar, penting bagi kita untuk memastikan bahwa fokus kita adalah pada iman dan harapan.
Ketika kita bersujud dan mendekat kepada-Nya, itu karena iman dan harapan kita. Selain itu, kita juga melakukan kebajikan kepada orang tua, memberikan sedekah, memberi makan orang yang kelaparan, dan membantu fakir miskin. Semua perbuatan baik tersebut termasuk dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata'ala. Seluruh perbuatan baik dalam sepuluh hari terakhir Ramadhan harus didasarkan pada iman dan harapan.
Maasyiral muslimin rahimakumullah
Dalam upaya mencapai malam yang berharga ini, setiap individu pastinya menghabiskannya dengan melakukan ibadah dan berdoa kepada Allah subhanahu wata'ala dengan penuh kekhusyukan untuk mencapai kesuksesan yang diinginkan. Beberapa tindakan yang dapat ditingkatkan untuk meraih malam yang istimewa ini termasuk: meningkatkan intensitas membaca Al-Quran, memperbanyak sholat malam, giat melakukan perbuatan baik, serta memberikan zakat, infak, dan sedekah secara maksimal untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan agar bisa keluar dari lingkaran kemiskinan.
Tidak hanya itu, tindakan lain yang penting untuk ditingkatkan bersama adalah mengajak keluarga untuk bersama-sama beribadah agar menghidupkan malam yang berharga ini guna mendapatkan berkah dari Allah subhanahu wata'ala.
Materi Khutbah Jumat Singkat #3
اَلْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّققُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللّٰهَ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ (الحشر: ١٨)
Maasyiral muslimin rahimakumullah
Dalam memulai khutbah singkat ini, khatib memberikan nasihat kepada kita semua, terutama kepada dirinya sendiri, untuk terus berupaya meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah subhanahu wa ta'ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhi segala yang dilarang dan diharamkan.
Maasyiral muslimin rahimakumullah
Ramadhan adalah bulan yang istimewa. Saat Ramadhan tiba, pintu-pintu surga terbuka, pintu-pintu neraka tertutup, setan-setan dibelenggu, dan pahala diperbanyak. Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan. Awalnya dipenuhi dengan kasih sayang.
Tengahnya dipenuhi dengan ampunan. Akhirnya adalah pembebasan dari api neraka. Ramadhan adalah bulan yang terbaik, dengan malam yang merupakan yang terbaik, bahkan lebih baik dari seribu bulan.
Ramadhan adalah sekolah yang membentuk seorang muslim menjadi individu yang dapat memahami rasa lapar dan haus yang dialami oleh orang-orang fakir dan miskin. Ramadhan mengajarkan kesabaran dan rasa syukur. Seorang yang berpuasa diharapkan bersabar dalam menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa. Selain itu, dia juga seharusnya bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk menjalani Ramadhan dan melakukan ibadah di dalamnya.
Hadirin yang dirahmati Allah
Orang yang menemukan Ramadhan dan dosa-dosanya diampuni oleh Allah karena amal baik dan ketaatan yang dia lakukan selama Ramadhan patut bergembira. Di sisi lain, orang yang diberi kesempatan oleh Allah untuk meningkatkan ibadahnya di bulan Ramadhan, namun ia mengabaikannya, benar-benar merugi. Kesempatan berharga itu dilewatkan begitu saja.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
بُعْدًا لِمَنْ أَدْرَكَ رَمَضَانَ لَمْ يُغْفَرْ لَهُ فِيهِ (رواه الطبراني وغيره)
Artinya: Sungguh merugi orang yang mendapati Ramadhan, tapi tidak diampuni dosanya, (HR. Ath-Thabarani dan lainnya).
Karena itu, mari kita manfaatkan waktu yang kita miliki selama bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Isilah hari-hari tersebut dengan berbagai ibadah dan kebaikan. Mungkin ini adalah Ramadhan terakhir bagi kita, dan kita tidak tahu apakah kita akan memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Ramadhan lagi di masa depan. Kematian tidak memandang usia atau kondisi kesehatan seseorang. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memberikan prioritas pada hal-hal yang akan bermanfaat bagi kehidupan akhirat kita.
Apa yang sebenarnya bermanfaat bagi kebahagiaan di akhirat? Jawabannya adalah takwa dan amal shalih. Seseorang tidak dapat mencapai tingkat takwa dan melakukan amal shalih tanpa ilmu yang memadai. Oleh karena itu, kunci utamanya adalah ilmu dan amal. Marilah kita persiapkan diri dengan ilmu agama, kemudian kita aplikasikan ilmu tersebut dalam amalan kita sehari-hari. Takwa dan amal shalih adalah hasil yang diperoleh dari ilmu dan amal yang dilakukan.
Hadirin yang dirahmati oleh Allah
Seberapa pun sibuknya urusan dunia kita, jangan biarkan itu mengalihkan perhatian kita dari urusan akhirat. Meskipun kita sibuk dengan urusan dunia, jangan sampai itu menghalangi kita dari mempersiapkan diri untuk kehidupan abadi di akhirat. Ketika kita bekerja untuk urusan dunia, perlakukanlah seolah kita akan hidup selamanya.
Namun, dalam berusaha untuk urusan akhirat, perlakukanlah seolah kita akan meninggal esok hari. Ini berarti, hal-hal yang terkait dengan dunia dapat ditunda seakan kita akan hidup selamanya. Tetapi, ketika berkaitan dengan urusan akhirat, lakukanlah sekarang dan jangan ditunda, seolah kita akan meninggal esok hari.
Maasyiral muslimin rahimakumullah
Semoga segala amal kebaikan yang kita lakukan selama Ramadhan diterima oleh Allah, dosa-dosa kita diampuni-Nya, dan kita diberikan kesempatan untuk bertemu kembali dengan Ramadhan di tahun-tahun berikutnya. Itulah inti dari khutbah singkat ini. Semoga pesan ini membawa manfaat dan berkah bagi kita semua. Amin Ya Rabbal 'Alamin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Nah itu tadi 3 contoh khutbah Jumat tentang 10 hari terakhir Ramadhan. Semoga bermanfaat, ya!
Artikel ini ditulis oleh Agus Riyanto peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(rih/dil)
Komentar Terbanyak
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa