Malu Terima Bantuan, 53 Warga Patuk Gunungkidul Pilih Mundur dari Peserta PKH

Malu Terima Bantuan, 53 Warga Patuk Gunungkidul Pilih Mundur dari Peserta PKH

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Kamis, 21 Mar 2024 15:50 WIB
53 warga Patuk, Gunungkidul, saat mendeklarasikan diri untuk mundur sebagai penerima bantuan PKH, Kamis (21/3/2024).
53 warga Patuk, Gunungkidul, saat mendeklarasikan diri untuk mundur sebagai penerima bantuan PKH, Kamis (21/3/2024). (Foto: Muhammad Iqbal Al Fardi/detikJogja)
Gunungkidul -

53 warga Kapanewon Patuk, Kabupaten Gunungkidul, mengundurkan diri dari peserta Program Keluarga Harapan (PKH). Puluhan warga ini merasa sudah mampu secara finansial.

Panewu Patuk, Imam Santoso menerangkan sebagian warga memutuskan untuk mundur karena merasa malu saat menerima bantuan PKH. Para warga itu merasa sudah mampu secara finansial.

"Karena mereka merasa budaya malu yang berada pada dirinya, dia menerima (bantuan PKH) sementara ada masyarakat lain yang membutuhkan," jelas Imam kepada wartawan saat ditemui di kantor Kalurahan Patuk, Kamis (21/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

53 warga tersebut membuat surat pernyataan pengunduran diri sebagai penerima bantuan PKH. Imam menyebut keputusan mundur itu tanpa paksaan dari pihak lain.

"Itu murni kesadaran mereka sendiri," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya bantuan yang dilepas diharapkan tersebut bisa tersalurkan ke warga yang berhak menerima. "Intinya supaya bantuan tersebut bisa tepat sasaran," katanya.

Imam menyebutkan terdapat dua ribu lebih warga di wilayahnya yang menerima bantuan PKH itu. Dirinya berharap, mundurnya 53 warga itu bisa menjadi contoh bagi warga lainnya.

"Seperti ada ibu di Kalurahan Nglegi yang sebetulnya sudah tidak pantas (menerima PKH). Mau keluar (sebagai penerima bantuan PKH) juga bingung," katanya.

"Pas kerja bakti itu kerja bakti sendiri (tak dibantu tetangga). Saat jagong manten itu tidak bisa pakai massa (tidak ada warga yang membantu). Setelah tanda tangan pengunduran diri itu semua massa datang membantu saat ada hajatan," lanjutnya.

Sementara itu salah seorang warga penerima PKH yang mundur, Winarni (54), mengaku menerima bantuan tersebut sejak tahun 2018. Ia memundurkan diri sebagai peserta bantuan tersebut agar warga yang lebih membutuhkan bisa mendapat bagian.

"Agar bantuan bisa merata. Biar bisa gantian aja," ungkap Winarni.

Winarni mengaku selama ini menggunakan bantuan PKH untuk membiayai anaknya sekolah. Ia mendapatkan bantuan sebesar Rp 750 ribu per tiga bulan sekali.

Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengapresiasi langkah 53 warga tersebut. Dia berharap sikap serupa bisa menular ke warga lainnya di seluruh Kapanewon di Gunungkidul.

"Mudah-mudahan ini menular kepada masyarakat lainnya yang menyadari dirinya sudah mampu. Ini bagian dari contoh untuk masyarakat," pungkasnya.




(aku/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads