Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan berkah. Selama bulan Ramadhan, pasti seorang muslim akan sering mendapatkan kultum, karena kultum ini sering didapatkan saat tarawih atau sholat subuh.
Menurut KBBI, kultum adalah singkatan dari kuliah tujuh menit. Kultum merupakan kegiatan ceramah agama secara singkat. Selama bulan Ramadhan, biasanya kultum disampaikan pada saat sholat tarawih atau sholat subuh.
Kultum sendiri disampaikan sesuai dengan apa yang ingin dicapai. Berikut beberapa contoh kultum Ramadhan singkat dengan judul tentang sedekah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kultum Ramadhan Singkat #1
Judul: Hikmah Ketulusan Sedekah karena Allah
(Sumber: laman resmi Kemenag oleh Nidlomatum MR)
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Sedekah menjadi salah satu ibadah yang bernilai pahala besar dan tercatat dalam Al-Quran. Sedekah juga menjadi bagian untuk berderma kepada sesama terlebih bagi orang yang membutuhkan. Sehingga secara esensi sedekah mencakup hubungan vertikal dan horizontal karena berhubungan dengan muamalah ma'allah dan juga muamalah ma'annas.
Sehubungan dengan amalan ini, beberapa ayat Al-Quran mengagungkan keutamaan sedekah. Sedekah disebutkan menjadi amalan yang diganjar pahala berlipat ganda, serta menjadi salah satu cara untuk bersyukur atas rezeki yang diberikan Allah SWT.
Di antara ayat yang menjelaskan pahala sedekah adalah Al-Quran surat Al Hadid ayat 18, Allah SWT berfirman tentang balasan orang yang bersedekah.
اِنَّ الْمُصَّدِّقِيْنَ وَالْمُصَّدِّقٰتِ وَاَقْرَضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا يُّضٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ اَجْرٌ كَرِيْمٌ - ١٨
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) bagi mereka; dan mereka akan mendapat pahala yang mulia." (QS Al Hadid ayat 18)
Pengalaman serta keutamaan sedekah juga bisa diresapi dari pengalaman hidup Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Keponakan Nabi Muhammad SAW ini pernah suatu hari usai bersilaturahmi ke rumah Rasulullah, pulanglah ia ke rumah dan bertemu Sayyidah Fatimah yang ketika itu sedang duduk memintal sementara Salman Al farisi sedang memisah-misahkan bulu domba.
Karena Sayidina Ali datang dalam keadaan lapar, bertanyalah dia kepada Sang Istri. "Hai perempuan mulia apakah engkau punya makanan untuk suamimu," ujarnya bertanya kepada Fatimah yang dijawab bahwa saat itu di rumah tidak ada makanan apapun, dan hanya memiliki uang 6 dirham upah memintal dari Salman yang hendak dibelikan makanan untuk putra-putranya, Hasan dan Husain.
Mendengar jawaban istrinya, berniatlah Ali keluar untuk membelikan makanan Hasan dan Husain dengan uang 6 dirham yang dimiliki istrinya. Pamitlah Ali. Tiba-tiba di tengah jalan, Ali melihat seorang laki-laki sedang berdiri seraya berkata dan mencari orang yang bisa memberinya utang dan akan didoakan.
Melihat orang itu ibadah Ali dan memberikan uang 6 dirham jatah membeli makan Hasan dan Husain yang dia bawa lalu kemudian Ali pulang tanpa membawa apapun. Melihat suaminya pulang hanya dengan tangan hampa. Menangis tersedu-sedu lah Fatimah, yang langsung bertanya kenapa suaminya pulang tanpa membawa makanan sedikit pun.
Dan jujurlah Ali kalau uangnya diberikan kepada seseorang yang membutuhkan dan perlu utang ketika perjalanan tadi. Usai menjelaskan kepada istrinya, Ali izin untuk berkunjung ke rumah Rasulullah.
Di tengah perjalanan, bertemulah Ali dengan orang Arab dusun (A'rabi) yang tengah menuntun seekor unta untuk dijual, dan kemudian ditawarkan kepada Ali dengan harga 100 dirham.
"Wahai Ali, tolong belilah unta saya ini dengan harga 100 dirham," ucap orang Arab dusun itu.
Sayidina Ali pun kemudian berterus terang jika dirinya tidak membawa uang sepeserpun. Mendengar hal itu, A'rabi itu menawarkan agar Ali bisa membeli untanya dengan pembayaran tempo. Disetujuilah tawaran itu, hingga akhirnya unta bisa dibawa Sayidina Ali yang hendak membawanya ke rumah.
Di tengah jalan, tiba-tiba Ali bertemu seseorang yang menawar unta yang dibawanya. Berkatalah orang itu: "Wahai Ali, berapakah ingin kau jual unta yang kau bawa," ujarnya.
Dengan tanpa ragu, Sayidina Ali menjawab bahwa untanya akan dijual seharga 300 dirham dan tanpa banyak tawar-menawar orang itu langsung memberikan uang 300 dirham secara tunai. Bergembiralah Ali mendapat keuntungan yang berlipat, dan langsung memberikan 100 dirham kepada A'rabi pemilik unta awal, dan sisanya dibawa pulang dan disampaikan kepada Fatimah.
Kepada istrinya, Sayidina Ali pun menceritakan bagaimana kisah bisa mendapatkan uang 200 dirham. Mendengar kisahnya, Fatimah pun berbinar-binar dan berucap: "Engkau telah mendapatkan Taufiq," atau pertolongan dari keikhlasan bersedekah 6 dirham karena Allah.
Inilah sekilas pengalaman Sayidina Ali karena ketulusan dan keikhlasannya dalam bersedekah.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Baca juga: 9 Keutamaan Membaca Al-Quran Selama Ramadhan |
Kultum Ramadhan Singkat #2
Judul: Keutamaan Sedekah pada Bulan Ramadhan
(Sumber: NU Online oleh Alhafiz K)
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Sedekah dianjurkan di setiap waktu selagi kita memiliki kelapangan baik tenaga, pikiran, maupun harta. Tetapi sedekah lebih dianjurkan pada bulan Ramadhan karena memiliki nilai yang istimewa sebagaimana sabda Rasulullah SAW riwayat Imam At-Tirmidzi berikut ini:
عَنْ اَنَسٍ قِيْلَ يَارَسُولَ اللهِ اَيُّ الصَّدَقَةِ اَفْضَلُ؟ قَالَ: صَدَقَةٌ فِى رَمَضَانَ
Artinya: "Dari Anas RA, sahabat bertanya, 'Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?' Rasulullah SAW menjawab, 'Sedekah di bulan Ramadhan'." (HR At-Tirmidzi)
Para sahabat sendiri menyaksikan kemurahan hati Rasulullah SAW di bulan Ramadhan. Mereka mengatakan bahwa Rasulullah adalah orang paling murah hati. Tetapi di bulan Ramadhan, kemurahan hati Rasulullah SAW tampak lebih-lebih daripada di bulan lainya.
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ (أَجْوَدَ) مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ
Artinya: "Rasulullah SAW adalah orang paling murah hati. Ia semakin murah hati di bulan Ramadhan," (HR al-Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, para ulama menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak sedekah dan berbuat baik secara umum. Pasalnya, ganjaran kebaikan di bulan Ramadhan dilipatgandakan sebagaimana keterangan Hasyiyatul Baijuri berikut ini:
ومبادرته لإكثار الصدقة لأنه صلى الله عليه وسلم كان أجود ما يكون في رمضان، وبالجملة فيكثر فيه من أعمال الخير لأن العمل يضاعف فيه على العمل في غيره من بقية الشهور
Artinya: "(Orang berpuasa) dianjurkan segera memperbanyak sedekah karena Rasulullah SAW adalah orang paling murah hati di Bulan Ramadhan.
Seseorang dapat melakukan kebaikan secara umum karena ganjaran amal kebaikan apapun bentuknya akan dilipatgandakan dibandingkan ganjaran amal kebaikan yang dilakukan di luar bulan Ramadhan,".
Sedekah dapat berbentuk uang, pikiran, maupun tenaga. Walhasil, kontribusi dan kebaikan kita terhadap orang lain akan bernilai dua kali lipat dibanding kebaikan kita di bulan lain.
Oleh karena itu, kita sebaiknya mengambil kesempatan Ramadhan ini untuk berbagi dan berbuat baik sebanyak-banyaknya. Wallahu a'lam.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Kultum Ramadhan Singkat #3
Judul: Kunci Mengatasi Hambatan Bersedekah
(Sumber: NU Online)
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Bagi orang yang belum gemar bersedekah alias belum merasakan manisnya bersedekah, kayaknya berat sekali untuk menyisihkan sebagian rezekinya untuk membantu orang lain yang kesusahan, baik itu orang kaya ataupun orang miskin.
Mereka seringkali terlalu berpikir rasional, bahkan cenderung terlalu perhitungan soal untung dan rugi jika ingin mengeluarkan hartanya. Padahal balasan sedekah itu tidak bisa diprediksi kapan dan dari mana sumbernya. Jadi diperlukan keyakinan akan kebenaran janji-janji Allah kepada siapa saja yang bersedekah.
Selain itu pengaruh kehidupan hedonisme juga bisa membuat seseorang bersikap egois, hanya memikirkan dirinya sendiri. Sebab itu, ada ungkapan "Untuk apa mementingkan orang lain, mendingan pentingkan diri sendiri dulu."
Ditambah lagi dengan hembusan hoax dari setan bahwa sedekah itu bisa mendatangkan kemiskinan atau kekurangan. Padahal tidak ada ceritanya orang yang bersedekah itu kekurangan.
Di samping itu menaruh kepedulian terhadap orang yang kesusahan itu, bukan berarti harus menomorduakan kebutuhan keluarga sendiri. Tapi di sini kita belajar untuk merasa cukup (istighna'). Menganggap rezeki yang ada sudah cukup memenuhi kebutuhan keluarga, serta menyadari di dalam rezeki itu tersimpan bagian untuk fakir miskin yang mesti ditunaikan.
Rasulullah SAW pernah menjelaskan, bahwa barangsiapa yang merasa cukup (kaya), maka akan benar-benar diperkaya oleh Allah (HR. al-Bukhari dan Muslim). Dalam sejarah Islam tercatat pula bahwasanya para sahabat yang miskin itu sangat banyak, namun mereka memiliki mental kaya tidak mau meminta-minta, bahkan merasa cukup, sehingga mereka rela menyisihkan sebagian besar rezekinya untuk menolong orang lain.
Adapun penyebab masih sulit atau beratnya sebagian orang untuk bersedekah, antara lain karena mereka belum mengetahui ilmu bersedekah, apa saja keutamaan dan manfaatnya di dunia dan akhirat, bagaimana indahnya balasan Allah kepada orang-orang yang bersedekah, terutama memahami bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan bersedekah.
Berikut ini dijelaskan beberapa langkah jitu agar mudah dan ringan dalam bersedekah:
Pertama, jangan takut kurang. Jika takut kurang, pasti bakal kurang. Sama halnya jika takut bacaan sholatnya salah, pasti bakal salah. Jika menyetir kendaraan takut nabrak, tentu pasti nabrak, dan seterusnya.
Kedua, Harus dipaksakan. Ibadah apa pun jika tidak paksakan, tidak akan terlaksana. Sholat, puasa baik fardhu maupun sunnah, silaturahmi, mengaji, menengok orang sakit dan lain-lain tidak akan jalan jika tidak dipaksakan. Begitu juga sedekah.
Jangan berlindung dengan semboyan "gak apa-apa sedikit juga, yang penting ikhlas." Itu bahasa muncul dari orang yang pelit. Yang benar adalah "gak apa-apa besar juga, yang penting ikhlas." Dan ikhlas itu awalnya harus dipaksakan. Dulu waktu kecil kita dipaksa untuk sholat oleh orang tua. Setelah dewasa, kita menjadi ikhlas mengerjakannya karena sudah terbiasa.
Ketiga, jangan ditunda-tunda. Karena setan akan cepat menggoda kita dengan berbagai cara untuk membatalkan rencana mulia tersebut.
Keempat, menanam kepercayaan bahwa dengan sering menolong orang lain, maka apabila suatu saat menemui kesulitan apa saja, kita pasti akan cepat ditolong Allah melalui hamba-hamba-Nya yang saleh dan tulus. Bila kita memudahkan urusan orang lain, niscaya segala urusan kita pun akan dipermudah oleh Yang Maha Kuasa. Ingatlah selalu pesan Al-Quran:
اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ، وَاِنْ أَسَئْتُمْ فَلَهَا
"Jika kamu berbuat baik kepada orang lain, sama saja kamu berbuat baik kepada dirimu sendiri. Tapi jika kamu berbuat jahat kepada orang lain, maka kerugiannya akan menimpa dirimu sendiri."(Q.S. al-Isra': 7)
Pertama, alihkan dana untuk haji dan umroh sunnah, plesiran ke luar negeri atau dalam negeri untuk membantu orang lain yang kesulitan dalam biaya pendidikan lewat program orang tua asuh, menunjang pengembangan ilmu dan dakwah pesantren atau madrasah diniyyah, menyantuni fakir miskin, dan kepedulian sosial lain yang jauh lebih penting dan wajib.
Selain itu juga manfaatnya lebih terasa bagi masyarakat luas, serta amalnya yang pasti mengalir abadi ke liang kubur, ketimbang ibadah haji dan umroh sunnah, atau plesiran (traveling) yang manfaatnya hanya bersifat pribadi.
Yakin, yakin, dan yakin akan janji-janji Allah dan Rasul-Nya atas berbagai balasan yang luar biasa kepada para pemberi sedekah baik di dunia maupun di akhirat. Antara lain:
1. Dapat rezeki berlimpah dan berkah (H.R.al-Baihaqy)
2. Disembuhkan dari segala penyakit (H.R.ad-Dailamy)
3. Terhindar dari semua bala'/musibah (H.R.at-Thabrany)
4. Panjang umur (H.R.at-Tarmidzy dan al-Hakim)
5. Doa-doanya mustajab (H.R.Ali bin Abi Thalib)
6. Bisa merubah akhlak yang buruk (anak nakal/istri durhaka dsb) (H.R.al-Bukhory)
7. Mempermudah segala urusan (Q.S.al-Lail: 5-7)
8. Dan terkabulnya segala hajat/keinginan (Q.S.Fathir : 10)
9. Adapun di akhirat ia akan diselamatkan dari panasnya alam kubur dan adzab api neraka (H.R.at-Thabrany)
10. Dilindungi Allah dari panasnya Padang Mahsyar(H.R.al-Bukhary dan Muslim)
11. Menjadi orang yang pertama kali masuk surga(H.R.at-Thabrany)
13. Dan selalu dirindukan surga (H.R.at-Tirmidzy).
Wallahu a'lam bish shawab. Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Itulah beberapa contoh kultum Ramadhan singkat dengan judulnya tentang sedekah. Semoga bermanfaat ya detikers!
Artikel ini ditulis oleh Dayinta Ayuning Aribhumi peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(rih/ams)
Komentar Terbanyak
Heboh Penangkapan 5 Pemain Judol Rugikan Bandar, Polda DIY Angkat Bicara
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK