Apakah Sholat Tahajud Harus Tidur Dulu? Ini Tata Cara dan Doanya

Apakah Sholat Tahajud Harus Tidur Dulu? Ini Tata Cara dan Doanya

Nur Umar Akashi - detikJogja
Sabtu, 16 Mar 2024 20:00 WIB
Tempat sholat mushola. dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto
Foto: Ilustrasi sholat tahajud (Dikhy Sasra)
Jogja -

Sholat tahajud adalah satu dari sekian banyak ibadah sunnah di dalam syariat agama Islam. Pertanyaan yang sering muncul tentangnya adalah apakah sholat tahajud mesti didahului dengan tidur terlebih dahulu? Simak jawabannya lengkap dengan tata cara dan doa sholat tahajud berikut!

Mengenai sholat tahajud, Allah SWT telah mengabadikannya dalam Al-Quran, tepatnya pada surat Al-Isra' ayat 79. Ini bacaannya diambil dari Al-Quran Kementerian Agama:

وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Pada sebagian malam lakukanlah sholat tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji."

Sholat tahajud juga merupakan amalan yang utama. Bahkan, untuk kategori sholat, ia merupakan yang utama setelah sholat fardhu. Hal ini didasarkan atas hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dan diambil dari situs resmi Suara Muhammadiyah berikut:

ADVERTISEMENT

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

Artinya: "Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah (berpuasa pada) bulan Allah yang mulia (Muharram) dan sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat malam."

Apabila memiliki kekuatan dan kemampuan, alangkah baiknya bagi setiap muslim mengerjakan sholat ini. Sebelumnya, yuk, cari tahu terlebih dahulu mengenai tata cara berikut doa sholat tahajud!

Apakah Sholat Tahajud Harus Tidur Dulu?

Dikutip dari detikEdu, para ulama berbeda pendapat mengenai hukum tidur sebelum sholat tahajud. Perbedaan ini didasarkan atas bedanya penafsiran atas kata 'tahajud' itu sendiri.

Ar-Rafi'i, seorang ulama dari Mazhab Syafi'i menerangkan bahwa tahajud adalah sebutan sholat yang dikerjakan usai tidur. Sedangkan sholat yang dikerjakan sebelum tidur, namanya berbeda.

التَّهَجُّدُ يَقَعُ عَلَى الصَّلَاةِ بَعْدَ النَّوْمِ ، وَأَمَّا الصَّلَاةُ قَبْلَ النَّوْمِ ، فَلَا تُسَمَّى تَهَجُّدًا

Artinya: "Tahajud istilah untuk sholat yang dikerjakan setelah tidur. Sedangkan sholat yang dikerjakan sebelum tidur, tidak dinamakan tahajud."

Merujuk situs resmi Nahdlatul Ulama Jawa Timur, Syaikh Sulaiman ibn Muhammad ibn Umar al-Bujairomi dalam buku 'Hasyiyatul Bujairomi ala Syarhil Minhaj' juga menyebutkan hal serupa.

وتهجد- أي: تنفل بليل بعد نوم قوله: بعد نوم- ولو يسيرا، ولو كان النوم قبل فعل العشاء، لكن لا بد أن يكون التهجد بعد فعل العشاء، حتى يسمى بذلك وهذا هو المعتمد

Artinya: "Dan sunnah melaksanakan sholat tahajud, yaitu sholat sunnah setelah tidur. Penjelasan dari frasa (setelah tidur): walaupun tidur sebentar dan tidurnya dilakukan sebelum sholat isya, tapi sholat tahajud tetap dilakukan setelah sholat isya. Oleh sebab itulah sholat ini disebut sholat tahajud (tahajud: tidur di waktu malam) dan inilah pendapat yang mu'tamad atau kuat."

Imam ath-Thabari berpendapat bahwa arti tahajud dalam bahasa Arab adalah berjaga setelah tidur dahulu. Pasalnya, asal kata dari tahajud adalah kata kerja hajjada yang berarti bangun tidur.

Singkatnya, untuk pendapat pertama ini, maka ulama yang mendukungnya menyatakan sholat tahajud berbeda dengan qiyamul lail karena didahului tidur terlebih dahulu. Adapun untuk sholat yang dilakukan di malam hari tanpa tidur, maka disebut dengan qiyamul lail.

Pendapat kedua menjelaskan bahwa sholat tahajud dapat dilakukan tanpa tidur. Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul Kosakata Keagamaan, menjabarkan definisi tahajud sebagai berikut:

"Huruf ta pada awal kata tahajud mengandung makna meninggalkan sehingga tahajud berarti meninggalkan tidur, bukan berarti bangun sesudah tidur,"

Hal senada juga ditemukan dalam buku 'The Power of Tahajud' karya Ahmad Sudirman Abbas. Diceritakan bahwa dahulu kala, Abu Bakar mengerjakan sholat tahajud sebelum tidur. Sementara itu Umar bin Khattab mengamalkannya pada tengah malam.

Terkait kelakuan kedua sahabatnya itu, Rasulullah SAW berkomentar, "Adapun Abu Bakar Siddiq dia adalah orang yang berhati-hati, sedangkan Umar bin Khattab adalah merupakan tipe orang yang kuat."

Komentar Rasulullah SAW tersebut juga dapat dijadikan hujjah bahwasanya sholat tahajud dapat dikerjakan sebelum tidur. Wallahu a'lam bish-shawab.

Tata Cara Sholat Tahajud

Sholat tahajud dapat dilakukan dengan jumlah rakaat 11, 13, ataupun 21 sebagaimana penjelasan dari buku 'Fiqh Bersuci dan Sholat Sesuai Tuntunan Nabi' karya Abu Utsman Kharisman.

Adapun untuk 11 rakaat terbagi atas 10 rakaat sholat tahajud dan 1 rakaat witir. Untuk yang 13 rakaat, dapat dibagi menjadi 10 rakaat tahajud dan 3 witir atau 8 rakaat tahajud dan 5 witir. Sejatinya, tidak ada batasan untuk rakaatnya, bisa saja tetap diamalkan biarpun hanya 2 rakaat.

Ringkasnya, ini tata cara sholat tahajud:

  1. Niat
  2. Takbiratul ihram
  3. Membaca iftitah
  4. Membaca al-Fatihah
  5. Membaca salah satu surat atau ayat dari Al-Quran
  6. Rukuk
  7. I'tidal
  8. Sujud
  9. Duduk di antara dua sujud
  10. Sujud
  11. Lakukan rakaat kedua
  12. Salam
  13. (Lakukan secara berulang semampunya)
  14. Baca doa setelah sholat tahajud (bacaannya menyusul)
  15. Dirikan sholat witir dengan cara yang serupa

Doa setelah Sholat Tahajud

Ditilik dari situs resmi Madrasah Aliyah Negeri 1 Sintang, usai sholat tahajud, Rasulullah SAW membaca doa ini:

اللهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيمُ (وَفي رِوَايَة مُعَلِّقَة : قَيَّامُ ١٨٤/٨ ) السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ ، وَلَكَ الْحَمْدُ ، لَكَ مُلْكُ ( وَفِي رِوَايَة : أَنتَ رَبُّ) السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ ، وَلَكَ الْحَمْدُ ، أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فيهنَّ ، وَلَكَ الْحَمْدُ ، أَنْتَ مَلكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ، وَلَكَ الْحَمْدُ ، أَنْتَ الْحَقُّ ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ . اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمنتُ ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ ، وَإِلَيْكَ أَتَيْتُ ، وَبِكَ خَاصَمْتُ ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ ، فَاغْفِرْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَرْتُ ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ ، [ وَمَا أَنْتَ أَعْلَم به مني ) ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ ، [ أَنْتَ إِلهِي ۱۹۸/۸ ] ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَوْ لَا إِلَهَ لِي ٨/ لي ١٦٧ غَيْرُكَ .

Arab Latin:

Allaahumma lakalhamdu anta qayyimus (dan dalam riwayat mu'allaq:[1] Qayyamu 8/184) samawaati wal ardhi wa man fiihinna, walakal hamdu, laka mulku (dan dalam satu riwayat: Anta rabbus) samaawaati wal ardhi wa man fiihinna, walakal hamdu, anta nuurus samaawaati wal ardhi wa man fiihinna, wa lakal hamdu, anta malikus samaawaati wal ardhi, wa lakal hamdu, antal haqqu, wawa'dukal haqqu, waliqaa uka haqqun, waqauluka haqqun, wal jannatu haqqun, wan naaru haqqun, wannabbiyuuna haqqun, wa muhammadun sallaahu 'alaihi wa sallama haqqun, wassa'atu haqqun.

Allaahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa'alaika tawakkaltu, wa ilaika anabtu, wabika khaashamtu, wa ilaika haakamtu, faghfir lii maa qaddamtu wamaa akhrartu, wamaa asrartu wamaa a'lantu, [wamaa anta a'lamu bihii minnii], antal muqaddimu wa antal muakhkhiru, (anta ilaahii 8/ 198), laa ilaaha illaa anta, au laa ilaaha (lii 8/167) ghairuka.'

Artinya:

"Ya Allah, bagi Mu segala puji, Engkau penegak langit, bumi dan apa yang ada padanya. Bagi-Mulah segala puji, kepunyaan Engkaulah kerajaan (dalam satu riwayat: Engkaulah Tuhan) langit, bumi, dan apa yang ada padanya. Bagi-Mulah segala puji, Engkaulah Pemberi cahaya langit dan bumi dan apa saja yang ada di dalamnya.

Bagi-Mulah segala puji, Engkaulah Penguasa langit dan bumi. Bagi-Mulah segala puji, Engkaulah Yang Maha Benar, janji-Mu itu benar, bertemu dengan-Mu adalah benar, firman-Mu adalah benar, surga itu benar, neraka itu benar, para nabi itu benar, Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam itu benar, kiamat itu benar.

Ya Allah, hanya kepada-Mulah saya berserah diri, kepada-Mulah saya beriman, kepada-Mu saya bertawakal. Kepada-Mu saya kembali, kepada-Mu saya mengadu, dan kepada-Mu saya berhukum. Maka, ampunilah dosaku yang telah lampau dan yang kemudian, yang saya sembunyikan dan yang terang-terangan, dan yang lebih Engkau ketahui daripada saya. Engkaulah yang mendahulukan dan Engkaulah yang mengemudiankan. (Engkaulah Tuhanku 8/198), tidak ada tuhan melainkan Engkau, atau tiada tuhan (bagiku 8/167) selain Engkau'."

Dikutip dari buku 'Kumpulan Doa dari Al-Quran dan Hadits' karangan Syaikh Sa'id bin Wahf al-Qahthani, usai sholat witir, ini doa yang dapat dibaca:

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوْحِ

Arab Latin: Subḥānal-malikil-quddūsi rabbil-malā'ikati war-rūḥ.

Artinya: "Maha Suci (Engkau Ya Allah), Raja Yang Maha Suci, Tuhan-nya para malaikat dan malaikat Jibril."

Bacaan di atas berlandaskan pada hadits riwayat an-Nasai nomor 3/244. Doa setelah sholat witir di atas dibaca tiga kali dan yang ketiga dikeraskan serta dipanjangkan suaranya.

Nah, demikian penjelasan atas perlu tidaknya tidur sebelum sholat tahajud. Telah lalu pula pembahasan seputar tata cara dan doa sholat tahajud. Semoga bermanfaat!




(apu/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads