Tatkala membicarakan puasa, maka salah satu topik bahasan yang menarik adalah sahur. Untuk permasalahan satu ini, kerap timbul pertanyaan tentang batas waktu sahur yang benar. Simak penjabaran selengkapnya berikut ini!
Umumnya, selama bulan puasa, batas waktu sahur atau imsak akan ditandai dengan seruan dari masjid-masjid sekitar. Para pengurus masjid akan mengucapkan kata 'imsak' berulang kali sebagai tanda bahwa waktu imsak telah tiba.
Lantas, waktu sahur atau imsak ini akan berlangsung sampai jam berapa? Jawaban atas pertanyaan tersebut telah detikJogja siapkan di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Imsak
Menilik definisi dalam situs resmi Universitas Muhammadiyah Jakarta, Imsak diartikan sebagai penanda waktu sepuluh menit sebelum subuh. Adapun Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring memaknai imsak sebagai saat dimulainya tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
Lebih lanjut, merujuk situs NU Online, imsak secara bahasa memang berarti menahan diri dalam konteks berpuasa. Namun, masyarakat Indonesia hanyalah sebatas meminjam kata 'imsak' untuk membuat idiom baru.
Idiom imsak ini, di Indonesia, dipahami sebagai penahanan diri lima, sepuluh, atau lima belas menit sebelum subuh. Artinya, masyarakat Indonesia tidak mengartikan imsak sebagai waktu berakhirnya kesempatan santap sahur.
Batas Waktu Sahur atau Imsak
Menyadur informasi dari situs resmi Majelis Ulama Indonesia, asal-muasal kemunculan tradisi imsak bersumber dari hadits riwayat Bukhari nomor 542. Ini bunyinya:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَزَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ تَسَحَّرَا، فَلَمَّا فَرَغَا مِنْ سَحُورِهِمَا قَامَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الصَّلَاةِ، فَصَلَّى، فَقُلْنَا لِأَنَسٍ : كَمْ كَانَ بَيْنَ فَرَاغِهِمَا مِنْ سَحُورِهِمَا وَدُخُولِهِمَا فِي الصَّلَاةِ ؟ قَالَ : كَقَدْرِ مَا يَقْرَأُ الرَّجُلُ خَمْسِينَ آيَةً.
Artinya: "Dari Anas bin Malik, bahwa Nabi SAW dan Zaid bin Tsabit makan sahur bersama. Setelah keduanya selesai makan sahur, beliau lalu bangkit melaksanakan sholat. "Kami bertanya kepada Anas, 'Berapa rentang waktu antara selesainya makan sahur hingga keduanya melaksanakan sholat?' Anas bin Malik menjawab, 'Kira-kira waktu seseorang membaca lima puluh ayat'."
Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk membaca 50 ayat Al-Quran adalah sekitar 10 menit. Hadits di atas kemudian dijadikan hujjah untuk memunculkan waktu Imsak. Tujuannya adalah untuk meniru apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW sebagai bentuk kehati-hatian.
Dapat ditarik kesimpulan bahwasanya waktu imsak terjadi 10 menit sebelum subuh tiba dan berakhir saat adzan berkumandang. Supaya lebih paham, mari kita ambil contoh dari jadwal imsak yang disediakan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama.
Misalnya untuk Kabupaten Bantul, pada 1 Ramadhan 1445 Hijriah, tertulis bahwa waktu Imsaknya adalah jam 04.18 WIB. Sementara itu, untuk tanggal yang sama, jam sholat subuh adalah 04.28 WIB.
Artinya, yang disebut dengan waktu imsak dimulai sejak jam 04.18 WIB hingga 04.28 WIB. Setelah 10 menit berjalan dan adzan subuh tiba, waktu imsak dinyatakan usai dan puasa dimulai saat itu jua.
Imsak Bukan Batas Waktu Sahur
Perlu dicatat bahwasanya imsak bukanlah waktu berakhirnya sahur. Ketika masjid-masjid mulai bersahut-sahutan menyerukan imsak, detikers masih tetap boleh bersantap sahur. Pasalnya, puasa memang baru dimulai ketika fajar subuh terbit.
Dalilnya adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 187:
وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عٰكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ
Artinya: "...Dan makan dan minumlah kalian hingga nampak bagi kalian benang putih dari benang hitam yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Akan tetapi, jangan campuri mereka ketika kamu (dalam keadaan) beriktikaf di masjid. Itulah batas-batas (ketentuan) Allah. Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa."
Istilah 'al-khaitul abyadh' (benang putih) merujuk pada salah satu jenis fajar, yakni fajar khadzib. Adapun 'al-khaitul-aswad' (benang hitam) merupakan fajar shadiq.
Ditilik dari buku 'Sifat Puasa Nabi dan 20 Amalan Ringkas di Bulan Ramadhan' karya dr. Raehanul Bahraen, diterangkan bahwa ketika fajar khadzib hadir, umat Islam masih diperbolehkan untuk santap sahur. Sementara itu, saat fajar shadiq tiba, maka makan dan minum sudah diharamkan karena sudah masuk waktu berpuasa.
Baca juga: Doa 10 Hari Pertama Ramadhan, Yuk Amalkan! |
Saat fajar shadiq tiba inilah para muadzin akan mulai mengumandangkan adzan subuh. Tanda-tanda visualnya adalah adanya cahaya putih di ufuk timur yang membentuk garis lurus. Sumber lain menyebut bahwa tanda fajar shadiq adalah cahaya kemerah-merahan yang menjulang. Cahaya ini terlihat di bukit-bukit, gunung-gunung, hingga atap-atap rumah.
Demikian penjelasan seputar batas waktu sahur yang benar. Semoga mencerahkan, ya!
(apu/apu)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Megawati Resmi Dikukuhkan Jadi Ketum PDIP 2025-2030