Respons Kemenag soal Muhammadiyah Usul Hapus Sidang Isbat

Nasional

Respons Kemenag soal Muhammadiyah Usul Hapus Sidang Isbat

Annisa Dayana Salsabilla - detikJogja
Jumat, 08 Mar 2024 21:21 WIB
link live streaming Sidang Isbat Idul Adha 2023
Ilustrasi sidang isbat. Foto: YouTube @KementerianAgamaPusat
Jogja -

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti menyampaikan usulan agar sidang isbat penentu awal bulan Hijriah ditiadakan. Alasannya yakni untuk penghematan anggaran negara.

"Dengan tidak mengadakan isbat, lebih menghemat anggaran negara yang secara keuangan sedang tidak baik-baik saja," ucap Mu'ti pada Jumat (8/3/2024), dikutip detikHikmah dari CNN Indonesia.

Mu'ti menjelaskan, hasil sidang isbat sebetulnya sudah bisa diprediksi. Mu'ti menyampaikan, kini pemerintah memakai kriteria kesepakatan Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) dalam menentukan awal bulan Hijriah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Persyaratan MABIMS menyebutkan jika hilal minimal memiliki ketinggian 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Mengenai ketentuan ini sudah mulai diberlakukan sejak 2022.

Mu'ti mengatakan, pada awal Ramadan tahun ini, nantinya hilal berada pada posisi di bawah 1 derajat. Kemudian, pada saat akhir Ramadan posisi hilal akan jauh di atas 6 derajat.

ADVERTISEMENT

"Dengan kriteria itu, hasil isbat sudah dapat diprediksi dengan jelas," Ujar Mu'ti.

Respons Kemenag soal Usulan Penghapusan Sidang Isbat

Mengenai usulan dari Muhammadiyah tersebut, Kasubdit Hisab Rukyat dan Pembinaan Syariah Kemenag Ismail Fahmi mengatakan pada dasarnya sidang isbat diperlukan sebagai wadah komunikasi antarormas untuk menyikapi perbedaan. Hal itu tujuannya, kata Ismail, sekaligus upaya untuk meminimalisir konflik.

Ia pun menyampaikan, menurut catatan sejarah, perbedaan dalam penentuan tanggal sudah muncul sejak tahun 1950-an. Kemudian, Kemenag merespons dengan menggelar sidang isbat.

"Di Kementerian Agama ada tim khusus. Di sini para pakar, ahli dari seluruh ormas kita kumpulkan untuk berdialog. Dengan dialog itu juga pemerintah bisa ngerti, oh ternyata NU begini, oh Muhammadiyah, oh Persis seperti ini, mereka itu posisinya menjelaskan," kata dia dalam bincang media di kantor BRIN, Jakarta Pusat, Jumat (8/3).

Meski demikian Ismail mengatakan Kemenag tetap terus mengupayakan ada kesamaan keyakinan dalam hal ini. Salah satunya yang sudah dilakukan Kemenag berulang kali melalui dialog-dialog tiap ormas.

"Tetapi untuk hasilnya berserah diri sama Allah, dari hari ke hati, selalu melakukan dialog baik ke ormasnya, pendekatan ke ahlinya Muhammadiyah, bapak menteri datang ke kantor Muhammadiyah, ke kantor NU sudah kita lakukan," pungkasnya.




(apl/dil)

Hide Ads