Muhammadiyah Usul Hapus Sidang Isbat, Ini Respons Kemenag

Muhammadiyah Usul Hapus Sidang Isbat, Ini Respons Kemenag

Annisa Dayana Salsabilla - detikHikmah
Jumat, 08 Mar 2024 17:00 WIB
Sidang isbat Idul Adha 2023 akan digelar oleh Kementerian Agama RI. Masyarakat bisa menyaksikan kegiatan ini melalui link streaming sidang isbat Idul Adha 2023!
Ilustrasi. (Foto: dok. Kemenag)
Jakarta -

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti memberi usulan sidang isbat penentu awal bulan Hijriah ditiadakan. Hal itu dinilainya untuk menghemat anggaran negara.

"Dengan tidak mengadakan isbat, lebih menghemat anggaran negara yang secara keuangan sedang tidak baik-baik saja," ucap Mu'ti pada Jumat (8/3/2024), dikutip CNN Indonesia.

Menurut penilaian Mu'ti, hasil sidang isbat sebetulnya sudah bisa diprediksi. Mu'ti menjelaskan kini pemerintah memakai kriteria kesepakatan Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) dalam menentukan awal bulan Hijriah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Persyaratan MABIMS menyebutkan bahwa hilal minimal memiliki ketinggian 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Adapun ketentuan ini mulai diberlakukan 2022 lalu.

Mu'ti melanjutkan bahwa pada awal Ramadan tahun ini, nantinya hilal berada pada posisi di bawah 1 derajat. Lalu, pada saat akhir Ramadan posisi hilal akan jauh di atas 6 derajat.

ADVERTISEMENT

"Dengan kriteria itu, hasil isbat sudah dapat diprediksi dengan jelas," Ujar Mu'ti.

Respons Kemenag soal Penghapusan Sidang Isbat

Kasubdit Hisab Rukyat dan Pembinaan Syariah Kemenag Ismail Fahmi mengatakan pada dasarnya sidang isbat diperlukan sebagai wadah komunikasi antar ormas untuk menyikapi perbedaan. Hal itu tujuannya, kata Ismail, sekaligus upaya untuk meminimalisir konflik.

Ia pun bercerita, menurut catatan sejarah, perbedaan dalam penentuan tanggal sudah muncul sejak tahun 1950-an. Kemudian, Kemenag merespons dengan menggelar sidang isbat.

"Di Kementerian Agama ada tim khusus. Di sini para pakar, ahli dari seluruh ormas kita kumpulkan untuk berdialog. Dengan dialog itu juga pemerintah bisa ngerti, oh ternyata NU begini, oh Muhammadiyah, oh Persis seperti ini, mereka itu posisinya menjelaskan," kata dia dalam bincang media di kantor BRIN, Jakarta Pusat, Jumat (8/3/2024).

Meski demikian Ismail mengatakan Kemenag tetap terus mengupayakan ada kesamaan keyakinan dalam hal ini. Salah satunya yang sudah dilakukan Kemenag berulang kali melalui dialog-dialog tiap ormas.

"Tetapi untuk hasilnya berserah diri sama Allah, dari hari ke hati, selalu melakukan dialog baik ke ormasnya, pendekatan ke ahlinya Muhammadiyah, bapak menteri datang ke kantor Muhammadiyah, ke kantor NU sudah kita lakukan," ujarnya.




(rah/rah)

Hide Ads