Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja mengungkapkan ada 13 kasus penyakit Japanese Encephalitis (JE) di DIY. Apa itu penyakit JE? Bagaimana gejalanya?
Kepala Dinkes Kota Jogja Emma Rahmi Aryani menjelaskan Japanese Encephalitis merupakan penyakit radang otak yang disebabkan oleh virus Japanese Encephalitis termasuk family Flavivirus.
"Nah ini ditularkan melalui nyamuk, dan merupakan masalah kesehatan khususnya di Asia khususnya di Indonesia," jelas Emma kepada wartawan di Balai Kota Jogja, Selasa (27/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penyakit JE ini dapat menyebabkan kematian dan juga kecacatan. Saat ini belum ada obat untuk penyakit JE, namun penyakit ini ada dapat dicegah dengan pemberian imunisasi," imbuhnya.
Emma membeberkan gejala-gejala yang muncul saat terinfeksi penyakit ini. Namun menurutnya, juga ada yang bahkan tak bergejala.
"Pada umumnya infeksi JE ini pada manusia ditandai dengan gejala ringan, atau bahkan tidak bergejala. Kemudian untuk tanda dan gejala biasanya muncul 4 sampai 14 hari setelah masa inkubasinya," jelasnya.
"Gejala utamanya adalah demam tinggi pada anak. Untuk gejala awalnya biasanya demam, muntah, kemudian diare dan kejang," ujar Emma menambahkan.
Pemerintah sebenarnya telah melaksanakan imunisasi JE ini di Provinsi Bali pada tahun 2018 dan memperluas ke Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2023.
Kemudian akan diperluas ke Provinsi DIY pada tahun ini. Hal ini juga telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: HK.01/07/MENKES/1462/2023 tentang Pemberian Imunisasi Japanese Encephalitis.
"Kemudian pada tahun 2024 ini diperluas lagi di DIY, karena di DIY ada 13 kasus, tapi tidak ada yang di Kota Jogja," jelas Emma.
Imunisasi JE di DIY direncanakan akan digelar mulai September 2024. Pemberian vaksin ini akan dilakukan pada kelompok anak usia 9 bulan sampai kurang dari 15 tahun.
"Kemudian untuk balita 10 bulan itu juga akan diberikan satu dosis pada bulan November atau pada jadwal imunisasi rutin," ungkapnya.
Adapun target sasaran 844.213 anak untuk Provinsi DIY yang di antaranya 72.322 anak di Kota Jogja. Emma bilang saat ini pihak Kemenkes tengah menyiapkan sarana hingga Sumber Daya manusia (SDM) sehingga memerlukan waktu.
"Ya ditargetkan (imunisasi) 100 persen ya," papar Emma.
"Karena jadwal dari Kemenkes memang kita bulan September ya, karena kan berhubungan dengan logistik, kemudian pelatihan SDM-nya untuk pelaksanaan," tutupnya.
(apl/dil)
Komentar Terbanyak
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa