Siswa Difabel Dibully-Kelingking Patah Berawal dari Cekcok Sebut Nama Bapak

Siswa Difabel Dibully-Kelingking Patah Berawal dari Cekcok Sebut Nama Bapak

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Jumat, 23 Feb 2024 13:41 WIB
Ilustrasi Anak di Bully
Ilustrasi bullying (Foto: iStock)
Gunungkidul -

Seorang anak disabilitas fisik yang duduk di bangku kelas 1 SMP di Gunungkidul diduga mendapatkan perundungan atau bullying dari temannya hingga mengalami patah kelingking. Berikut kronologi versi sekolah yang bersangkutan.

"Kejadian hari Rabu (21/2/2024) pas waktu istirahat kedua setelah salat zuhur ini anak kami (korban) duduk-duduk di depan ruang komputer. Habis itu (terduga pelaku) ada di sampingnya, di dekat triplek. Waktu itu si anak itu (terduga pelaku) pukul-pukul nendang-nendang triplek itu," jelas Kepala SMP, Sutoto Sudarujian, kepada wartawan saat ditemui di sekolahnya, Gunungkidul, Jumat (23/2/2024).

Sutoto mengatakan korban mengingatkan terduga pelaku karena menendang triplek tersebut. Sutoto menyebut korban mengingatkan terduga pelaku bukan dengan memanggil nama asli, melainkan nama ayah terduga pelaku.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Si anak itu (korban) mengingatkan tapi mengingatkannya itu tidak menyebut nama asli, menyebut nama bapaknya," katanya.

Hal itu diduga membuat terduga pelaku tersinggung. Terduga pelaku lalu membalas korban dengan menyuruh untuk merentangkan tangan.

ADVERTISEMENT

"Sehingga anak itu (terduga pelaku) tersinggung. Kemudian gantian membalas 'ayo rentangkan tangan'," ucapnya.

Sutoto menerangkan korban balik merasa tersinggung sehingga terjadi perselisihan di antara keduanya. Kemudian korban sempat mengejar terduga pelaku hingga ke kamar mandi.

"Anak itu (korban) tersinggung juga, dia agak tempramental, tapi kami paham kondisi itu. Kemudian terjadilah perselisihan. Anak itu (terduga pelaku) kan kecil. Kemudian dikejar sampai ke kamar mandi," tuturnya.

Sampainya di kamar mandi, Sutoto mengatakan korban menarik kerah seragam terduga pelaku. Korban disebut memukul terduga pelaku hingga ada bekas benjolan di dahinya.

"Anak itu (terduga pelaku) ditarik kerahnya, dan dipukul wong ada bekas benjolannya," ujar Sutoto sembari menunjuk ke dahinya.

Sutoto memperkirakan patahnya jari kelingking korban akibat memukul terduga pelaku. "Kemungkinan si anak yang jari kelingking sakitnya itu karena memukul temannya," jelasnya.

Dia mengatakan terduga pelaku juga merupakan difabel mental atau tunagrahita.

"Anak itu (terduga pelaku) tunagrahita. Hasil tes psikologinya, anak itu setara dengan usia 8-6 tahun," ujarnya.

Terkait kejadian itu, Sutoto berpendapat bukan perundungan melainkan kesalahpahaman.

"Jadi kalau dianggap sebagai bullying, kami bukan menganggap sebagai bullying. Kami menganggap kesalahpahaman," pungkasnya.




(ams/aku)

Hide Ads