Seorang anak disabilitas fisik yang duduk di bangku kelas 1 SMP di Gunungkidul diduga mendapatkan perundungan atau bullying dari temannya hingga mengalami patah kelingking. Pihak sekolah buka suara soal kasus bullying ini.
"Pertama saya kaget anak kami dianggap sebagai korban bullying itu saya kaget betul," jelas Kepala SMP, Sutoto Sudarujian, kepada wartawan saat ditemui di sekolahnya, Jumat (23/2/2024).
Sutoto menerangkan meski memiliki kekurangan fisik, korban merupakan anak yang percaya diri (pede). Dia menyebut bocah itu juga ramah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena saya tahu anak ini memang ada kekurangan. Namun anak ini ramah, anak yang pede, anak yang tidak minder," ujar Sutoto.
Dia pun menyebut bocah disabilitas itu berprestasi. Bahkan, bocah itu disebut atlet.
"Bahkan anak ini punya prestasi atlet taekwondo. Badannya kenceng (kekar)," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, anak laki-laki Wasido mengalami perundungan di sekolahnya hingga kelingkingnya patah. Wasido menerangkan anaknya merupakan disabilitas fisik yang tidak mempunyai tangan kanan.
"Awal mulanya sih kata teman-temannya saling berejek-ejekan. Anak saya kan cacat (disabilitas fisik) dari lahir, tangannya cuma satu (hanya kiri). Itu diejek temannya. Mungkin tidak terima atau gimana terus terjadi perkelahian. Tapi yang sebenarnya bagaimana saya juga kurang tahu," jelas ayah anak tersebut, Wasido, warga Kapenewon Semanu, saat ditemui wartawan di IGD RSUD Wonosari, Kamis (22/2).
Jari kelingking anaknya itu, Wasido menjelaskan dipuntir oleh temannya hingga patah. Peristiwa itu terjadi di sekolah usai ibadah salat zuhur.
Wasido menerangkan setelah itu anaknya langsung dibawa ke IGD RSUD Wonosari oleh pihak sekolah.
"Langsung dibawa ke RSUD (Wonosari) sini. Sekarang mondok (rawat inap)," ujar pria yang bekerja sebagai kuli bangunan itu.
Wasido menyebut anaknya sering diejek karena fisiknya. Meski begitu, dia berusaha membesarkan hati anaknya agar tegar.
"Sering diejek teman-temannya lah dan saya bilangin kalau diejek nggak usah gimana-gimana. Laporkan saja ke Bapak Guru," katanya.
Terkait kasus bullying ini, dia mengaku masih mempertimbangkan untuk melapor ke polisi. "Masih belum tahu mau lapor ke polisi atau tidak," tuturnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Gunungkidul, Nunuk Setyowati, menerangkan kasus tersebut sedang dimediasi pihak sekolah.
"Sudah dimediasi sekolah kedua orang tuanya. Nanti tak kabari lagi (jika ada progres)," kata Nunuk kepada wartawan melalui telepon.
(ams/aku)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan