Dirty Vote Dituding Berpihak, Ini Tanggapan Zainal Arifin Mochtar

Dirty Vote Dituding Berpihak, Ini Tanggapan Zainal Arifin Mochtar

Agus Septiawan - detikJogja
Selasa, 13 Feb 2024 21:22 WIB
Zainal Arifin Mochtar
Zainal Arifin mochtar. Foto: Ari Saputra
Jogja -

Ketua Departemen Hukum Tata Negara Fisipol UGM, Zainal Arifin Mochtar yang menjadi salah satu narasumber film Dirty Vote menjawab tuduhan masyarakat dan warganet. Berupa dugaan film cenderung berpihak ke pasangan calon capres-cawapres 01 dan 03. Ini karena alur film tersebut dianggap cenderung menyudutkan paslon capres-cawapres 02.

Uceng, sapaannya, menegaskan bahwa film itu hadir berdasarkan realitas. Konsep utama adalah menyibak dugaan kecurangan Pemilu yang masif dan terstruktur. Khususnya Presiden Joko Widodo yang memanfaatkan jabatan, kebijakan dan fasilitas negara.

"Kebetulan yang kami tembak ini yang dekat ke salah satu paslon. Kami tembak Presidennya, Presiden persis berdiri di salah satu paslon. Makanya di situ kenanya banyak, tapi apakah 03 tidak? Bisa dilihat 03 kita kasih 01 kita kasih, sepanjang data kita dapatkan," jelasnya dalam Diskusi Film Kecurangan Pemilu Dirty Vote di Kampus Fisipol UGM Yogyakarta, Selasa (13/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Uceng membantah bahwa film Dirty Vote tendensius. Menurutnya, saat ini secara tegas dan jelas Presiden Joko Widodo berdiri di paslon capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Kondisi inilah yang membuat seakan film berat ke salah satu sisi.

"Dibilang tidak berimbang karena Pak Jokowinya di situ. Kalau Pak Jokowi istiqomah di 03, kritik itu akan lain. Ini kan karena tiba-tiba Pak Jokowi belok tanpa sein," katanya.

ADVERTISEMENT

Uceng tak menampik akan ada teror pasca terbitnya Dirty Vote. Sebagai antisipasi dia dan narasumber lainnya menonaktifkan nomor ponselnya. Namun gawainya tetap aktif dengan memanfaatkan jaringan wi-fi.

Menurutnya, terlibat dalam Dirty Vote memiliki konsekuensi yang besar. Seperti risiko mendapatkan teror dari orang tak dikenal. Hingga pelaporan kepada institusi terkait karena ketersinggungan beberapa pihak.

"Kita sepakat matiin handphone, cabut SIM Card sementara waktu. Jadi saya hidup dengan wi-fi sekarang. Kita hilang sampai beberapa waktu. Konsekuensi itu sudah kita pikirkan, ini bukan cerita heroisme, ini cerita realistis," ujarnya.




(ahr/apu)

Hide Ads