Pakar Hukum Tata Negara Universitas Gadjah Mada (UGM), Zainal Arifin Mochtar atau yang akrab disapa Uceng buka suara soal perilisan film Dirty Vote di minggu tenang Pemilu 2024. Uceng merupakan salah satu orang yang terlibat dalam film itu.
"Kalau ditanya kenapa hari tenang, mungkin ada baiknya kita tanyakan ke teman-teman. Hari yang tepat itu hari yang mana? Yang mana hari tepat? Kan bingung juga kita. Jangan-jangan harus menghitung primbon dulu atau apa," kata Uceng saat mengisi Kuliah Umum Perdana Departemen Hukum Tata Negara UGM secara daring, Selasa (13/2/2024).
Proses Produksi Film Singkat
Uceng juga menceritakan proses pembuatan film dokumenter ini tergolong singkat. Bahkan dia mengibaratkan proses produksi film ini bak kisah 'Bandung Bondowoso'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"'Bandung Bondowoso' memang, dihubunginnya untuk bangun seribu candi dalam satu malam. Saya kasih cerita saja praktis dua hari dibahas substansi, satu hari latihan karena kami bukan aktor dan aktris jadi latihan ngomong di depan kamera. Terus satu hari langsung seharian itu syutingnya dari pagi sampai malam," ungkapnya.
Bantah Propaganda
Di sisi lain, Uceng juga membantah jika kemunculan film ini merupakan propaganda.
"Ini bukan propaganda, nggak ada kaitan mau milih siapa. Tapi saya kira teman-teman bisa melihat isu terkini berkaitan dengan soal hukum tata negara," ujar Uceng.
Alasan Film Dirilis Saat Masa Tenang
Dalam acara itu, Dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas yang juga terlibat dalam film Dirty Vote, Feri Amsari juga ikut memberikan kuliah. Dia juga mengungkapkan alasan perilisan film di masa tenang.
"Saya mau sampaikan yang jujur faktanya saja bahwa tidak ada alasan tertentu itu, tidak karena Bang Uceng (Zainal Arifin Mochtar), Mbak Bibip (Bivitri Susanti), sibuk lalu sempatnya minggu-minggu tenang karena tidak ada undangan ke TV, tidak gitu ya. Tidak juga karena seminar, tidak, faktornya ya mepet," kata Feri.
Pertemuan singkat itu lalu langsung dilanjutkan untuk mengerjakan proyek film dokumenter tersebut.
"Kebetulan hasil penelitian dibaca oleh Dandy, melihat kami bertiga di berbagai podcast bicara kecurangan Pemilu lalu dia mengontak, bisa nggak kita buat jadi film. Saya ingat itu akhir bulan Januari. Kita bertemunya malah di awal Februari," imbuhnya.
Disampaikan Feri, sebenarnya film tersebut diharapkan dapat rilis pada tanggal 10 Februari 2024 namun harus tertunda. Hingga akhirnya dirilis pada 11 Februari.
"Nah tidak ada alasan dan memang selesainya itu dekat, harapannya sih tanggal 10 (Februari), waktu itu saya ingat tetapi mundur karena berbagai perdebatan," cetusnya.
"Film ini diperdebatkan dengan berbagai hal, kami aja bertiga kalau ketemu berdebat apalagi bahas film ini. Jadi ada perdebatan berdebat di antara itu. Jadi panjang akhirnya molor satu hari," pungkasnya.
(rih/apu)
Komentar Terbanyak
Mencicip Kue Kontol Kejepit di Keramaian Pasar Kangen Jogja
Sederet Fakta Heboh Surat Perjanjian SPPG Minta Rahasiakan Kasus Keracunan
Cara Membuat Kue Kontol Kejepit yang Rasanya Manis, Cocok untuk Pendamping Kopi