Sejumlah guru besar perguruan tinggi negeri dan swasta se-DIY yang tergabung dalam Forum 2045 mengkritisi dinamika politik Indonesia. Mereka menyerukan 'Tobat Moral dan Etika'.
Pernyataan terbuka ini disampaikan di kampus UII, Jalan Cik Di Tiro, Kota Jogja. Dalam forum ini, turut hadir Guru Besar UNY, Suwarsih Madya, Yoyon Suryono, Ariswan, dan Djoko Pekik Irianto. Lalu Guru Besar UII Ni'matul Huda, Guru Besar UGM M. Baiquni dan Zaenal Bahrudin, serta Guru Besar UIN Kalijaga, M. Chirzin.
Dalam pernyataan yang dibacakan Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Heru Kurnianto Tjahjono, mereka menilai Indonesia kini sedang berada di tepi jurang tuna etika menjelang Pemilu 2024 ini. Mereka menyoroti politik yang dinilai vulgar dan cenderung melanggar moral etika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Presiden sebagai kepala negara dan segenap jajarannya yang seharusnya menyelenggarakan pemilihan umum sebagai wahana kedaulatan rakyat untuk suksesi kepemimpinan nasional secara baik, jujur dan adil, dalam praktik berpotensi menjadi sarana mempertahankan atau melanggengkan kekuasaan," demikian bunyi pernyataan yang dibacakan Heru, Sabtu (3/2/2024).
Kondisi ini dinilai telah menjadi catatan buruk bagi generasi mendatang. Oleh karenanya, Forum Guru 2045 meminta pihak terkait mengakui terjadinya pelanggaran etika dan moral yang diikuti perbaikan serta komitmen untuk tak mengulang kesalahan serupa.
Mereka juga menyampaikan beberapa tuntutan, seperti meminta pemerintah untuk memelopori suatu gerakan tobat etika dan moral ini.
"Menyerukan kepada semua pihak, para pimpinan dan khususnya pimpinan nasional, untuk mempelopori suatu tobat etika dan moral. Segala yang melanggar etika dan moral, terutama penyelenggaraan kekuasaan negara yang patut diduga telah dipakai untuk kepentingan sempit atau bahkan menjurus kepada upaya melanggengkan kekuasaan, hendaknya segera dihentikan dan mendapatkan koreksi yang fundamental," bunyi tuntutan pertama.
Forum 2045 menyerukan kepada para pemangku kepentingan melakukan check dan balances demi demokrasi berjalan secara baik, dan tidak mengalami kemunduran.
"Kembalilah kepada nilai-nilai luhur bangsa dan jangan biarkan institusi demokrasi dikuasai oleh nafsu angkara yang mengkhianati Pancasila dan UUD 45," lanjutnya.
Mereka juga menyerukan kepada kaum terpelajar atau kaum intelektual, untuk bersama-sama di barisan terdepan menjaga etika dan moral. Harapannya bisa mencegah potensi kerusakan moral sebelum berkembang terlalu jauh.
Terakhir, menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk bersama-sama menjadi saksi atas seluruh proses politik yang berlangsung, dan tidak tinggal diam atas segala kerusakan yang terjadi.
(ams/ams)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Catut Nama Bupati Gunungkidul untuk Tipu-tipu, Intel Gadungan Jadi Tersangka