KPU Beberkan Alasan Pakai 4 Gambar Paslon di Simulasi Pilpres

Nasional

KPU Beberkan Alasan Pakai 4 Gambar Paslon di Simulasi Pilpres

Brigitta Belia Permata Sari - detikJogja
Rabu, 31 Jan 2024 22:02 WIB
Gambar empat paslon di simulasi surat suara Blora.
Ilustrasi simulasi surat suara gambar empat paslon. Foto: Achmad Niam Jamil/detikJateng
Jogja -

KPU RI akhirnya menjawab kritikan terkait simulasi surat suara Pilpres 2024 yang menampilkan gambar empat paslon. Menurut KPU, hal itu memang sengaja dilakukan agar tak ada pemetaan suara.

"Ya memang itu diputuskan oleh kita, harusnya itu lebih dari tiga. Kenapa? kalau tiga kan anda bisa petain, ada maksud. Kemarin kan dikritiknya dua (gambar), kan gitu. Nah harus lebih dari tiga. Simpel saja," jelas Komisioner KPU RI, August Mellaz di Kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2024), dilansir dari detikNews.

Lebih lanjut dijelaskan, jika menggunakan gambar tiga paslon, August khawatir akan ada lagi protes. Apalagi, simulasi itu digelar di 514 kabupaten/kota sehingga bisa saja terjadi pemetaan suara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Misalnya simulasi itu akan dilakukan di 514 kabupaten kota, walaupun hanya satu aja, itu kan sebenarnya peta data. Nah itu yang kami hindari. Nanti kalau kami pasang tiga sesuai simulasi, nanti pasti 'Kenapa 3? Ini pasti metain', gitu," lanjutnya.

Sebelumnya, protes memang sempat dilayangkan beberapa partai. Mereka mempertanyakan keputusan KPU yang tak langsung menampilkan tiga paslon sesuai kontestan Pilpres 2024.

ADVERTISEMENT

Seperti yang disampaikan Ketua DPD Partai Golkar, Siswanto. Ia mempertanyakan alasan mendasar Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menggunakan 4 paslon saat simulasi.

"Kan yang jadi pertanyaan dasarnya apa? Pertimbangannya apa kok 4. Kenapa simulasi tidak 3 yang sesuai dengan kondisi riil. Kenapa? Dasarnya apa?" ucapnya kepada detikJateng saat dimintai konfirmasi, Selasa (30/1/2024).

Menurutnya simulasi pilpres menyoal surat suara mesti disosialisasikan terlebih dahulu dengan pihak terkait sebelum dipraktikkan.

"Itu sudah dikonsultasikan dengan partai di tingkat pusat atau belum. Atau minimal disosialisasikan sebelum dipraktikkan di bawah. Apakah sudah sosialisasi dengan partai, peserta pemilu, capres-cawapres, partai pendukung, partai pengusung. Atau KPU jalan sendiri?" terang pria yang juga wakil ketua DPRD Blora ini.

Kemudian ada dari Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo. Ia bahkan mendesak Bawaslu Solo untuk memeriksanya.

"Ini kan nggak bener lagi, KPU yang melakukan seperti itu. Kalau calon 3 ya harus 3 yang namanya calon surat kertas suara simulasi calon anggota DPRD aja calonnya juga sama kok, ini kalau dibuat 4 tanda-tanda nggak jujur ini KPU ini mesti ditindaklanjuti oleh Bawaslu-lah," katanya Selasa (30/1/2024).

"Kalau kecuali lainnya dibuat banyak nggak apa-apa, wong DPR, DPRD, DPD sama, kenapa presiden dibuat tidak," ucapnya.

Pihaknya juga tidak bisa menerima penjelasan dari KPU bahwa hal tersebut baru simulasi. Menurut Rudy, simulasi sebagai bentuk mengarahkan warga.

"Mendesak Bawaslu segera memeriksa, itu tendensius itu. Gini hlo yang namanya calon DPRD kota maupun RI jumlah 18 partai itu ada semua kok, tidak ditambahi kecuali yang lain tambahi saya maklum jadi 20 atau 24 calon partai lokal tidak dilibatkan ini kan tendensius," bebernya.




(cln/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads