Budayawan Butet Kartaredjasa turut mengomentari debat calon wakil presiden (cawapres) semalam. Butet menyoroti soal adab dan etika seorang pemimpin.
"Kekhawatiran saya terjadi, saya melihat ada anak muda yang tuna etika," jelas Butet saat ditemui wartawan di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Senin (22/1/2024).
"Apa yang dia lakukan itu tampak betul sudah dipersiapkan hanya untuk melecehkan orang tua. Itu praktik yang tidak sepantasnya dilakukan dalam forum perdebatan kelas nasional, forum yang sangat resmi," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kritik Butet pun semakin menjadi, ia mengaku sampai tak bisa membayangkan jika nantinya cawapres tersebut terpilih nanti.
"Saya tidak tahu bagaimana orang tuanya membelajarkan etika. Saya tidak membayangkan kalau anak itu terpilih, saya mempunyai pemimpin yang tidak punya adab seperti itu," tuturnya.
Butet pun menganalogikan dengan dirinya sendiri sebagai orang tua. Ia mengatakan pendidikan dasar yang ia ajarkan kepada anak-anaknya adalah soal etika dan tata krama.
Selain itu Butet juga menyinggung soal cara menempatkan diri di suatu forum. Ia pun mengungkapkan kekecewaannya kepada cawapres tersebut.
"Saya tahu menempatkan diri pada saatnya saya harus bebas, pada saatnya saya harus bercanda, tetapi ketika sebuah forum resmi forum kenegaraan diperlakukan dengan tuna adab seperti itu saya merasa ikut tersinggung dan kecewa," ujarnya.
Butet yang juga seorang aktor teater, bahkan menyebut segala gestur yang diperagakan oleh cawapres tersebut dalam debat merupakan sesuatu yang telah dipersiapkan sebelumnya.
"Ini bukan masalah anak muda, masih banyak anak muda yang mengerti adab, mengerti etika. Itu bukan sebuah improvisasi, itu tampak betul sudah dipersiapkan, saya kan aktor teater natural sama gerakan yang dibikin-bikin, dan dipersiapkan tahu saya," jelasnya.
"Semua orang waras mengetahui, itu semua adalah by desain. Didesain untuk apa, didesain untuk melecehkan orang tua, coba lihat lagi," terang Butet melanjutkan
Butet pun kemudian membandingkan dengan gestur yang diperlihatkan cawapres nomor urut 3 Mahfud Md. Menurutnya, gestur Mahfud muncul karena sebuah respons dan lebih natural.
"Dia (Mahfud) bukan emosional dia rasional. Wong dia sudah menjawab kok, menjawab seperti yang ditanyakan kok dianggep belum menjawab," tutur Butet.
"Lho berarti kalau dia merespons Pak Mahfud merendahkan derajatnya, makanya dia nggak mau jawab bener, itu improvisasi. Tapi natural nggak dibikin-bikin," tutupnya.
(aku/ahr)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang