Isu bergabungnya paslon nomor urut 01 Anies-Cak Imin dengan paslon nomor urut 03 Ganjar-Mahfud di putaran kedua semakin santer berembus. Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengaku tidak gentar karena akar rumput kubu paslon 01 dan 03 sulit bersatu.
"Saya tidak akan gentar masalah itu. Biarpun elitenya bersatu, akar rumput tidak bersatu," kata Ketua TKD Prabowo-Gibran DIY, Gandung Pardiman kepada wartawan di Kotabaru, Gondokusuman, Kota Jogja, Minggu (14/1/2024).
Gandung pun menjelaskan mengapa akar rumput kubu paslon 01 dan 03 sulit bersatu. Menurutnya, semua itu karena ada perbedaan yang bersifat antagonis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena apa? Karena ada perbedaan yang antagonis antara 01 dan 03 itu akar rumputnya, jadi tidak bisa. Ibaratnya menyatukan minyak dan air, tidak akan mungkin bisa," ujarnya.
Jika terpaksanya pilpres harus dua putaran, kata Gandung, kubu Prabowo-Gibran akan meraup 15% suara dari kubu paslon 01 dan 03. Pasalnya Gandung optimis Prabowo-Gibran paling rendah meraup 45% suara saat Pilpres.
"Apabila itu (Pilpres) dua putaran, kita mampu meraup mereka lebih dari 15 persen. Jadi kalau Prabowo mendapat 45 persen kan sudah 60 persen itu. Karena itu kita tidak gentar sama sekali," ucapnya.
Ketua DPD Golkar DIY ini mencontohkan, bahwa sebagian kaum nasionalis di Jogja sudah mengalihkan dukungan ke Prabowo-Gibran. Bahkan, sebagian warga Nahdatul Ulama (NU) juga PKB juga mendukung paslon nomor urut dua ini.
"Karena apa? Karena nasionalisme yang blok ke kanan-kananan tidak bisa disatukan. Kalau Golkar kan partai tengah, partai yang bisa menerima siapapun untuk bangsa ini, jadi ibarat ini kopi dan susu di Golkar jadi kopi susu," katanya.
Perlu diketahui, kedekatan antara kubu Anies dan kubu Ganjar seolah kian terlihat ketika masing-masing koalisi melempar sinyal akur. Terbaru yang memberikan komentar, adalah Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 Jusuf Kalla (JK) yang memandang koalisi baru biasanya tergantung urutan pemenang partai politik (parpol) dalam Pemilu 2024 mendatang.
"Biasanya yang selalu bersatu itu, yang nomor, artinya partai yang rankingnya ya bukan nomornya, ranking 2 dan 3 biasanya itu sehingga bikin koalisi baru. Saya juga dulu waktu 2004 kan banyak partai itu ada koalisi baru tapi kita tetap menang," kata JK saat ditemui di kediamannya, Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Rabu (10/1).
Saat ditanya soal keyakinan koalisi baru terbentuk, JK kembali menegaskan semua itu tergantung keputusan parpol. Menurutnya, parpol berhak menentukan arah partainya berlayar.
"Ya tergantung partai masing-masing dan selalu begitu. Ini asal level 3 maka yang menentukan suara itu yang terakhir di mana diarahkan partainya," tegasnya.
(apl/apl)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu