Kumpulan Khutbah Jumat Menyambut 1 Rajab

Kumpulan Khutbah Jumat Menyambut 1 Rajab

Nur Umar Akashi - detikJogja
Kamis, 11 Jan 2024 15:33 WIB
Minor Mosque in Tashkent, Uzbekistan.
Ilustrasi kumpulan khutbah Jumat menyambut 1 Rajab. Foto masjid: Getty Images/iStockphoto/monticelllo
Jogja -

Bulan Rajab 1445 Hijriah sebentar lagi akan tiba, tepatnya pada tanggal 13 Januari 2024. Nah, momen khutbah Jumat dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan keistimewaan bulan Rajab. Berikut ini kumpulan khutbah Jumat untuk menyambut datangnya bulan Rajab.

Bulan Rajab sendiri termasuk dalam empat bulan suci Islam bersama dengan Zulkaidah, Zulhijjah, dan Muharram. Di antara keistimewaan bulan-bulan haram (suci) adalah larangan berperang sebagaimana dikutip dari laman Kemenag RI. Selain itu, baik amalan baik ataupun buruk, semuanya akan mendapat ganjaran yang berlipat ganda.

Barangkali di antara detikers sekalian, ada yang mendapat amanat untuk menjadi khotib sholat Jumat. Nah, berikut ini detikJogja rangkumkan beberapa khutbah Jumat yang cocok untuk menyambut bulan Rajab.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khutbah Jumat #1: Bulan Rajab Tiba, Tingkatkan Doa Tinggalkan Dosa

(Disadur dari laman NU Online)

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

ADVERTISEMENT

Ketakwaan menjadi sebuah keniscayaan untuk senantiasa ditingkatkan sebagai rambu-rambu mengarungi perjalanan dalam kehidupan. Buah dari ketakwaan adalah terwujudnya sebuah kesadaran untuk senantiasa menjalankan perintah yang telah digariskan dan menjauhi segala larangan dari Allah, Tuhan semesta Alam.

Oleh karenanya, saya selaku khatib berwasiat kepada diri saya pribadi dan umumnya kepada jamaah sekalian untuk terus meningkatkan ketakwaan. Semoga kita termasuk golongan orang yang bertakwa dan akan mendapatkan petunjuk di jalan kebenaran. Semoga kita akan senantiasa diberi jalan dari segala permasalahan dan kesulitan kehidupan. Kita harus yakin akan firman yang sudah Allah tegaskan dalam Al-Qur'an:

وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ
Artinya: "Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya" (At-Thalaq ayat 2).

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Pada kesempatan kali ini, khatib akan menyampaikan khutbah Jumat berjudul: Rajab Tiba, Tingkatkan Doa Tinggalkan Dosa. Tema ini diangkat karena Alhamdulillahirabbil alamin, kita sudah memasuki bulan ke-7 dari perhitungan kalender bulan Qamariah yakni bulan Rajab. Bulan Rajab adalah satu dari 4 bulan mulia atau asyhurul hurum selain Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur'an Surat At-Taubah ayat 36:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

Artinya, "Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram (mulia)." Bulan Rajab juga termasuk bulan spesial sebagaimana disebutkan dalam Kitab I'anatut Thalibin yakni menjadi turunan kata dari "tarjib" yang berarti mengagungkan atau memuliakan. Sehingga di zaman dulu, masyarakat Arab memuliakan Rajab di atas bulan-bulan lainnya. Para ulama juga memaknai kata "Rajab" sebagai "Al-Ashabb" yang berarti "mengucur" atau "menetes". Hal ini karena derasnya tetesan kebaikan dan keberkahan pada bulan Rajab.

Istilah lain bulan Rajab juga disebut sebagai "Rajam" yang bermakna melempar karena musuh dan setan-setan pada bulan ini dikutuk dan dilempari sehingga mereka tidak jadi menyakiti para wali dan orang-orang saleh.

Pada bulan Rajab ini, kita diperintahkan oleh Allah untuk senantiasa banyak beribadah dan juga berdoa. Hal ini karena, ibadah pada bulan Rajab memiliki keistimewaan sendiri dalam bentuk dilipatgandakannya segala pahala dari ibadah yang kita lakukan.

Bukan hanya itu, kita juga harus berhati-hati waspada dengan tidak melakukan dosa pada bulan Rajab, karena Allah juga akan melipatgandakan dosa bagi siapa saja yang berbuat dosa, meninggalkan perintahNya dan malah mengerjakan yang dilarangNya.

Oleh karena itu, Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Selain melakukan ikhtiar untuk memperbanyak ibadah, kita juga harus banyak berdoa agar kita senantiasa diberi kekuatan dalam menjalankan ibadah yang kita lakukan di bulan Rajab. Doa yang merupakan wujud tawakal kepada Allah juga diharapkan mampu menjadikan kita terhindar dari kemaksiatan dan dosa.

Doa merupakan elemen penting dalam sebuah ikhtiar yang telah dilakukan. Karena kita harus menyadari bahwa ada faktor X yang ada di luar kehendak kita yang bisa mewujudkan ataupun menggagalkan keinginan manusia. Dialah Allah swt yang menjadi penentu kehidupan kita di dunia, sehingga kita harus terus berdoa semoga Allah mengabulkan doa kita. Allah berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

Artinya: "Dan Tuhanmu berfirman: 'Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan bagi kalian'." (QS Ghâfir: 60).

Rasulullah saw juga bersabda:
الدُّعَاءُ سِلاَحُ الْمُؤْمِنِ، وَعِمَادُ الدِّينِ، وَنُورُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ

Artinya, "Doa adalah senjata orang mukmin, pilar agama (Islam), dan cahaya langit dan bumi." (HR Al-Hakim).

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Di antara doa yang dianjurkan untuk dipanjatkan di bulan Rajab ini adalah doa agar diberi umur panjang dan penuh keberkahan. Doa ini harus diperbanyak pada bulan Rajab agar kita bisa menjalani bulan Rajab, bertemu dengan bulan Sya'ban, dan khususnya bisa bertemu dengan bulan Ramadhan. Kehadiran bulan Rajab sendiri menjadi tanda bahwa Sya'ban akan segera datang dan Ramadhan akan kita jumpai lagi. Tiga bulan ini seolah menjadi satu kesatuan yang oleh Nabi dirangkum dalam sebuah untaian doa:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Artinya: "Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya'ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadlan."

Mari perbanyak kesunahan doa ini di berbagai kesempatan seperti sebelum sholat berjamaah di masjid dan mushala ataupun setelah shalat dalam doa-doa kita. Rasulullah telah menyebutkan para pemilik dari tiga bulan yang beruntun ini dalam haditsnya. Ia menyebut bahwa bulan Rajab adalah bulan milik Allah, bulan Sya'ban adalah bulan Nabi Muhammad dan bulan Ramadhan adalah bulan Umat Islam.

Bulan Rajab yang jadi milik Allah swt ini diabadikan dengan sebuah peristiwa agung yakni Isra' dan Mi'raj yang membawa oleh-oleh bagi umat Islam berupa kewajiban melaksanakan shalat lima waktu. Dengan shalat ini lah, umat Islam semakin menyadari bahwa Allah lah dzat yang paling pantas disembah dan mengukuhkan bahwa tugas manusia dibumi ini adalah untuk beribadah menyembahNya.

Hadirin Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Dengan ibadah sebagai wujud ikhtiar mengharap ridho Allah swt dan doa sebagai wujud tawakkal kepadaNya, kita berharap dosa-dosa kita selama ini diampuni oleh Allah. Sehingga pada bulan Rajab yang mulia ini, mari kita kukuhkan hati untuk tidak berbuat dosa dan mendeklarasikan diri untuk bertaubat kepada Allah. Komitmen taubat ini bisa kita teguhkan dengan komitmen meninggalkan dosa, baik kecil maupun besar serta menyesali dosa-dosa yang telah kita lakukan tersebut. Kita perlu ingat bahwa Allah telah banyak memberi nikmat kepada kita, namun kenapa kita gunakan nikmat tersebut untuk bermaksiat kepadaNya? Tentu ini menjadikan kita kufur kepada nikmat tersebut. Naudzubillah min dzalik.

Pada bulan Rajab ini mari kita bertekad kuat dalam hati untuk tidak mengulangi lagi maksiat dan dosa yang kita lakukan sebelum ajal menjemput. Kita tidak pernah tahu kapan kita meninggalkan dunia yang sementara ini. Allah ta'ala berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ (التحريم: ٨)

Maknanya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai" (QS at-Tahrim: 8)

Hadirin Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Semoga kita diberi keberkahan di bulan Rajab dan di bulan Sya'ban, dan kita diberi kesempatan untuk dapat bertemu kembali dengan bulan Ramadhan. Amin.

Khutbah Jumat #2: Memaksimalkan Ibadah di Bulan Rajab

(Disadur dari laman NU Online)

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Puji syukur kepada Allah swt yang masih memberikan kita semua ibadah dan inayat, sehingga bisa terus aktif dalam menunaikan ibadah shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita lakukan menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya, amin. Shalawat dan salam semoga terus mengalir kepada junjungan kita semua, Nabi Muhammad saw yang telah berhasil menyebarkan Islam dengan penuh kasih sayang, dengan sikap sopan santun.

Selanjutnya, khatib berwasiat kepada diri khatib sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang hadir pada pelaksanaan shalat Jumat ini, untuk selalu memaksimalkan ketakwaan dengan memperbanyak ibadah, ketaatan, kebaikan, memantapkan keyakinan kepada Allah, dan pasrah diri kepada-Nya. Sebab, tidak ada bekal yang lebih baik untuk kita bawa menuju akhirat selain ketakwaan.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Saat ini kita telah berada di dalam salah satu bulan yang sangat dimuliakan dalam Islam, yang dikenal dengan bulan haram, yaitu bulan Rajab. Maka, sudah saatnya bagi kita semua untuk memaksimalkan ibadah di bulan ini dan tidak menyia-nyiakannya, khususnya di bulan yang sangat mulia ini. Sebab, konsep manusia perspektif Islam semata-mata untuk beribadah kepada Allah, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an, Allah swt berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya, "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS Adz-Dzariyat [51]: 56).

Kita semua diciptakan oleh Allah agar beribadah kepada-Nya. Semua itu tidak lain selain bentuk rahmat dan kasih sayang dari Allah kepada manusia, agar bisa mendapatkan pahala dari ibadah yang dilakukannya, sehingga mendapatkan tempat yang mulia di akhirat, yaitu surga.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Pada dasarnya beribadah kepada Allah tidak membutuhkan waktu secara khusus, baik bulan Rajab maupun bulan yang lainnya. Siapa saja yang beribadah, maka ia akan mendapatkan pahala dari-Nya. Hanya saja, ibadah yang dilakukan pada bulan Rajab, akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah swt. Hal ini sebagaimana sabda nabi ketika menyampaikan khutbah Jumat di bulan Rajab pada masanya. Dalam khutbahnya beliau bersabda:

أَيُّهَا النَّاسُ! إِنَّهُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ، شَهْرُ رَجَبَ، شَهْرُ الله تُضَاعَفُ فِيْهِ الْحَسَنَاتُ وَتُسْتَجَابُ فِيْهِ الدَّعَوَاتُ وَيُفَرَّجُ عَنْ الْكُرْبَاتِ، لَا يُرَدُّ فِيْهِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ دَعْوَةٌ، فَمَنْ اِكْتَسَبَ فِيْهِ خَيْراً ضُوْعِفَ لَهُ فِيْهِ أَضْعَافاً مُضَاعَفَةً، وَاللهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ

Artinya, "Wahai manusia! Sungguh telah menaungi kepada kalian semua, bulan yang agung, yaitu bulan Rajab yang merupakan bulan Allah, setiap kebaikan akan dilipatgandakan di dalamnya dan doa-doa akan diterima, kegelisahan akan dihilangkan, doa-doa orang mukmin tidak ditolak. Barangsiapa yang melakukan kebaikan di dalamnya, maka akan dilipatgandakan menjadi berlipat ganda, dan Allah bisa melipatgandakan (pahala) bagi siapa saja yang Dia kehendaki." (HR Anas bin Malik).

Amaliah ibadah dan kebaikan yang bisa kita lakukan dengan maksimal pada bulan ini sangat banyak macamnya, sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab Tabyinu al-'Ajb bi Ma Warada fi Syahr Rajab, halaman 20, di antaranya, (1) puasa; (2) bersedekah; (3) silaturrahim; (4) memberi makan orang yang lapar; (6) menjenguk orang sakit; (7) menyenangkan anak yatim; dan semua ibadah dan kebaikan lainnya.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Selain itu, bulan Rajab memiliki nilai kemuliaan melebihi bulan-bulan yang lainnya. Hal ini karena Allah swt menisbatkan (menyandingkan) bulan ini pada diri-Nya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda:

رَجَبُ شَهْرُ اللهِ، وَشَعْبَانُ شَهْرِيْ، وَرَمَضَانُ شَهْرُ أُمَّتِيْ

Artinya, "Bulan Rajab adalah bulan Allah, Syaban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku." (HR ad-Dailami).

Berdasarkan hadits tersebut, Sayyid Murtadha az-Zabidi al-Husaini dalam Kitab Ithafussadah al-Muttaqin bi Syarhi Ihya' Ulumuddin, juz III, halaman 419, mengatakan bahwa adanya hadits ini tidak lain kecuali karena terdapat kemuliaan dan anugerah yang sangat luar biasa di dalamnya. Oleh karena itu, tidak selayaknya bagi umat Islam untuk memaksimalkan ibadah pada bulan ini.

Salah satu anugerah dan kemuliaan itu adalah diampuninya dosa-dosa oleh Allah. Siapa saja yang berdoa meminta ampunan kepada-Nya pada bulan Rajab akan mendapatkan tiga keuntungan, yaitu (1) ampunan atas segala dosa yang telah berlalu; (2) Allah akan menjaga sisa-sisa umurnya dari hal-hal yang tidak bermanfaat; dan (3) tidak akan merasakan dahaga di hari kiamat, tepatnya di saat sidang akbar (hisab).

Demikian khutbah Jumat perihal memaksimalkan ibadah di bulan Rajab. Semoga bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua, serta bisa menjadi penyebab untuk meningkatkan ibadah, kebajikan, ketakwaan, keimanan, dan menjauhi segala larangan.

Khutbah Jumat #3: Rajab Bulan Beramal

(Disadur dari laman Kelompok Kerja Penyuluh Agama Islam Jawa Tengah yang dinaungi oleh Kementerian Agama)

Puji syukur kepada Allah swt yang masih memberikan kita semua taufik dan hidayah-Nya , sehingga bisa terus aktif dalam menunaikan ibadah shalat Jumat. Semoga ibadah yang kita lakukan menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya, amin. Shalawat dan salam semoga terus mengalir kepada junjungan kita semua, Nabi Muhammad saw yang telah berhasil menyebarkan Islam dengan penuh kasih sayang kepada semua makhluk Allah.

Selanjutnya, khatib berwasiat kepada diri khatib sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang hadir pada pelaksanaan shalat Jumat ini, untuk selalu memaksimalkan ketakwaan dengan memperbanyak ibadah, ketaatan, kebaikan, memantapkan keyakinan kepada Allah, dan pasrah diri kepada-Nya. Sebab, tidak ada bekal yang lebih baik untuk kita bawa menuju akhirat selain ketakwaan.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Setiap memasuki bulan Rajab, umat Islam diingatkan tentang berbagai macam peristiwa yang istimewa dan mulia. Bulan Rajab adalah salah satu bulan yang Allah muliakan sebagaimana dalam firman-Nya dalam surat At Taubah ayat 36:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ


"Sesungguhnya jumlah bulan di hari Allah menciptakan langit dan bumi adalah 12 bulan, di antaranya adalah 4 bulan yang haram. Itulah agama Allah yang lurus, maka janganlah kalian berbuat zalim di bulan-bulan haram tersebut..." (QS. At-Taubah[9]: 36)

Sebagai penjelas dari ayat di atas, Hadits dari Abu Bakroh Nafi' bin Harits bahwa Rasulullah Muhammad bersabda,

الزَّمانُ قَدِ اسْتَدارَ كَهَيْئَتِهِ يَومَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَواتِ والأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْها أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاثَةُ مُتَواليات: ذُو القَعْدَةِ وذُو الحِجَّةِ والمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ ، الذي بَيْنَ جُمادَى وشَعْبَانَ

"Sesungguhnya zaman telah berputar seperti keadaannya semula sejak hari Allah menciptakan langit dan bumi. Dan sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi di antaranya empat bulan haram (suci); tiga di antaranya berturut-turut, yaitu Zulkaidah, Zulhijjah, dan Muharram, sedangkan lainnya ialah Rajab yang terletak di antara bulan Jumada dan bulan Sya'ban. (H.R. Bukhari).

Selain bulan yang mulia, di bulan ini juga terdapat peristiwa yang menjadi salah satu mukjizat Rasulullah yaitu perjalanan spiritual dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Palestina, kemudian dilanjutkan dinaikkannya Rasulullah menuju Sidratul Muntaha yang berada di langit ketujuh yang semua itu hanya berlangsung semalam tentunya dengan kuasa Allah SWT.

Dalam peristiwa Isro' Miroj ini juga, Allah SWT menurunkan perintah untuk shalat 5 waktu kepada umat Rasulullah Muhammad . Syariat Islam yang lain Allah turunkan melalui Malaikat Jibril. Tapi untuk shalat tidak demikian. Allah memanggil langsung Rasulullah untuk diwahyukan kepadanya dan agar disyariatkan untuk umatnya shalat lima waktu.

Maka merayakan Isro' Mi'roj bukan hanya sebatas formalitas, namun secara hakiki yaitu dengan memperbaiki kualitas shalat fardhu, yaitu lebih khusyu', tepat waktu, dan menjaga shalat berjamaah di masjid/musholla.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Selain peristiwa yang istimewa di atas, bulan Rajab juga sebagai penanda bahwa sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan dimana Allah SWT memberikan berkah dan pahala yang berlimpah bagi hamba-hamba-Nya yang beribadah dan beramal shalih.

Oleh karena itu, sebagai seorang yang beriman tentunya harus mengetahui apa yang harus dilakukan di bulan Rajab ini, agar kita mendapatkan keberkahan yang Allah janjikan.

Diantaranya adalah berusaha untuk memperbanyak amalan shalih. Karena sesungguhnya amalan shalih di bulan-bulan haram itu dilipatgandakan pahalanya di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Hal ini sebagaimana sabda nabi ketika menyampaikan khutbah Jumat di bulan Rajab pada masanya. Dalam khutbahnya beliau bersabda:

"Wahai manusia! Sungguh telah menaungi kepada kalian semua, bulan yang agung, yaitu bulan Rajab yang merupakan bulan Allah, setiap kebaikan akan dilipatgandakan di dalamnya dan doa-doa akan diterima, kegelisahan akan dihilangkan, doa-doa orang mukmin tidak ditolak. Barangsiapa yang melakukan kebaikan di dalamnya, maka akan dilipatgandakan menjadi berlipat ganda, dan Allah bisa melipatgandakan (pahala) bagi siapa saja yang Dia kehendaki." (HR Anas bin Malik).

Oleh karena itu, marilah kita berusaha untuk meningkatkan amal ibadah dengan kita perbanyak dzikir kepada Allah, shalat sunnah, puasa sunnah, membaca Al Qur'an karena di bulan ini kesempatan besar untuk kita senantiasa menjaga amalan tersebut karena pahalanya di sisi Allah menjadi besar di bulan ini.

Selain itu, kita, kita memperbanyak amal shalih dengan sedekah, membantu fakir miskin, orang-orang yang susah, membantu saudara-saudara kita yang sedang ditimpa musibah/bencana maka pahalanya sangat besar di sisi Allah. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسَبٍ طَيْبٍ وَلَا يَقْبَلُ اللهُ إِلَّا الطَّيِّبَ، وَإِنَّ اللهَ يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِينِهِ ثُمَّ يُرَبِّيهَا لِصَاحِبِهِ كَمَا يُرَتِي أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ حَتَّى تَكُونَ مِثْلَ الْجَبَلِ

"Barangsiapa bersedekah dengan sebutir kurma dari hasil usaha yang halal, dan Allah tidak akan menerima kecuali yang baik, maka sesungguhnya Allah akan menerima dengan tangan kananNya, lalu Allah kembangkan bagi pelakunya sebagaimana salah seorang di antara kalian memelihara anak kuda sehingga menjadi seperti gunung (besar dan kuat)." (H.R. Bukhari dan Muslim)

Jamaah shalat Jumat yang berbahagia,
Yang kedua, yang harus kita lakukan di bulan ini adalah kita berhati-hati jangan sampai menzalimi diri kita sendiri. Jangan sampai kita keluar dari bulan ini dalam keadaan lebih banyak dosanya dibandingkan dengan amalan shalih yang kita lakukan.

Perbuatan dosa yang kecil di bulan ini bisa menjadi besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Maka dari itu jangan sampai kita menganggap remeh dosa sekecil apapun, di bulan ini maupun di bulan-bulan yang lainnya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menyebutkan dalam hadits yang shahih, beliau bersabda:

نَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ لَا يَرَى بِهَا بَأْسًا يَهْوِي بِهَا سَبْعِينَ خَرِيفًا فِي النَّارِ

"Sesungguhnya seorang hamba ketika berbicara dengan perkataan yang dianggap biasa, namun akan menyebabkan ia masuk neraka 70 tahun." (HR. Tirmidzi)

Seorang mukmin senantiasa khawatir akan dosa. Terlebih di bulan ini, saudaraku. Maka kita berusaha untuk menjaga diri kita, menjaga mata kita, telinga kita, terlebih lisan-lisan kita. Karena sesungguhnya kebanyakan yang membuat manusia masuk ke dalam api neraka itu dua, kata Rasulullah. Yang pertama adalah lisannya dan yang kedua adalah kemaluannya.

Maka inilah bulan yang Rajab yang mulia (haram). Kita memohon kepada Allah agar Allah berikan kepada kita kekuatan untuk bisa menggunakan waktu-waktu di bulan Rajab ini untuk banyak beramal shalih dan meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat kepada Allah 'Azza wa Jalla.

Khutbah Jumat #4: Memuliakan Bulan Rajab

(Disadur dari laman NU Online)

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah swt yang masih memberikan kita semua nikmat sehat dan sempat, sehingga bisa melaksanakan kewajiban satu pekan satu kali, yaitu shalat Jumat. Shalawat dan salam mari kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw, yang telah sukses dalam berdakwah, menyebarkan ajaran Islam dengan penuh rahmat dan kasih sayang, sehingga kita bisa merasakan nikmatnya Islam dan iman sebagaimana yang kita rasakan saat ini.

Selanjutnya, khatib berwasiat kepada diri khatib sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang hadir pada pelaksanaan shalat Jumat ini, untuk selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt, dengan cara mengerjakan semua kewajiban-kewajiban dan meninggalkan semua larangan, menambah ibadah, menguatkan keimanan, dan memantapkan keyakinan kepada-Nya. Sebab, tidak ada bekal yang lebih baik untuk kita bawa menuju akhirat selain ketakwaan.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah adalah dengan cara tunduk patuh pada semua ajaran Islam dan mengikutinya dengan penuh ikhlas, mengerjakan semua perintah dan menjauhi semua larangan. Termasuk dalam hal ini adalah dengan mengagungkan setiap sesuatu yang diagungkan oleh Allah, seperti bulan Rajab, atau bulan haram lainnya.

Mengagungkan apa yang diagungkan oleh Allah merupakan salah satu bukti ketakwaan dalam diri umat Islam. Hal ini sebagaimana tertulis dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ
Artinya, "Dan barangsiapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati." (QS Al-Hajj [22]: 32).

Syekh Muhammad Mutawalli asy-Sya'rawi dalam kitab tafsirnya, Tafsir asy-Sya'rawi, halaman 608, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan syiar Allah pada ayat di atas adalah semua tanda-tanda kebesaran Allah, yang diciptakan untuk hamba-Nya agar bisa mendapatkan pahala ketika memuliakannya.

Oleh karena itu, Rasulullah saw memerintahkan umatnya untuk selalu mengagungkan apa yang diagungkan oleh Allah swt. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadits, nabi bersabda:

فَعَظِّمُوْا مَا عَظَّمَ اللهُ، فَإِنَّمَا تُعَظَّمُ الْأُمُوْرُ بِمَا عَظَّمَهَا اللهُ بِهِ

Artinya, "Maka muliakanlah sesuatu yang dimuliakan oleh Allah. Karena sungguh, keagungan sesuatu ketika diagungkan oleh Allah kepadanya." (HR Qatadah).

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kita sebagai umat Islam, sudah seharusnya tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan oleh Allah di bulan Rajab ini, di mana semua amal ibadah dan kebaikan dilipatgandakan pahalanya, setiap doa akan diterima, dan semua dosa-dosa akan diampuni. Selain itu, kemuliaan bulan ini karena disandarkan langsung kepada-Nya, dan disebut dengan bulan Allah.

Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Kitab Tabyinu al-Ajb bi Ma Warada fi Syahr Rajb, mencatat salah satu isi khutbah Rasulullah ketika hendak memasuki bulan Rajab. Dalam khutbahnya, nabi menjelaskan beberapa keagungan yang ada di dalam bulan haram yang satu ini, di antaranya:

شَهْرُ رَجَبَ شَهْرُ الله تُضَاعَفُ فِيْهِ الْحَسَنَاتُ وَتُسْتَجَابُ فِيْهِ الدَّعَوَاتُ وَيُفَرَّجُ عَنْ الْكُرْبَاتِ لَا يُرَدُّ فِيْهِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ دَعْوَةٌ فَمَنْ اِكْتَسَبَ فِيْهِ خَيْراً ضُوْعِفَ لَهُ فِيْهِ أَضْعَافاً مُضَاعَفَةً

Artinya, "Bulan Rajab adalah bulan Allah, kebaikan dilipatgandakan di dalamnya, doa-doa diterima, kesusahan dihilangkan, dan tidak ada doa yang tertolak dari orang beriman. Barangsiapa yang melakukan kebaikan di dalamnya, maka (pahalanya) akan dilipatgandakan dengan berlipat-lipat."

Demikian khutbah Jumat tentang memuliakan bulan Rajab pada siang hari ini. Semoga bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua, serta bisa menjadi penyebab untuk meningkatkan ibadah, kebajikan, ketakwaan, keimanan, dan menjauhi segala larangan.

Khutbah Jumat #5: Rajab, Spirit Merawat Jagat Membangun Peradaban

(Disadur dari laman NU Online)

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Pada kesempatan yang mulia ini, khatib mengingatkan kepada para jamaah sekalian, wabil khusus kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa mengingatkan dan menguatkan ketakwaan kita kepada Allah swt dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Semoga kita akan senantiasa bisa menjadi pribadi yang mampu membuahkan hasil dari takwa yakni turunnya keberkahan dari langit dan mampu menjadi modal untuk merawat jagad dan membangun peradaban yang damai dan mulia.

Allah swt berfirman dalam Al-Quran surat Al-A'raf ayat 96:

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Artinya: "Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan."

Dari ayat ini kita bisa memahami ketakwaan bisa membuahkan keberkahan. Dengan ketakwaan yang kuat, seseorang akan mampu menjauhkan diri dari segala yang dilarang oleh Allah seperti kemusyrikan dan berbuat kerusakan di bumi. Dengan hal ini maka niscaya Allah akan melimpahkan kebaikan yang banyak, baik dari langit seperti hujan yang menyirami dan menyuburkan bumi, sehingga tumbuhlah tanam-tanaman dan berkembang-biaklah hewan ternak yang kesemuanya sangat diperlukan bagi manusia.

Selain kebaikan dari langit, keberkahan dan kebaikan pun akan muncul dari bumi di antaranya adalah banyaknya kesempatan manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan, serta kemampuan memahami Ayatullah (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan Sunnatullah (ketentuan Allah) yang berlaku di alam ini. Hal ini akan menjadi sumber kemaslahatan untuk membina kehidupan yang baik, serta menghindarkan malapetaka sebab tidak mensyukuri nikmat dan karunia-Nya.

Ayat ketakwaan ini mengingatkan kepada kita semua untuk senantiasa merawat jagat ini baik secara jasmani maupun rohani. Secara jasmani kita harus menjaga alam agar senantiasa mampu menjadi tempat tinggal yang nyaman dan sehat jauh dari musibah seperti banjir, tanah longsor, dan pemanasan global. Sementara secara rohani kita harus menjaga suasana kehidupan di dunia ini jauh dari permusuhan, konflik, dan peperangan yang membawa kepada kesengsaraan dan keterpurukan.

Terlebih, Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Saat ini kita berada di bulan Rajab yang merupakan satu dari bulan-bulan yang mulia. Pada bulan mulia ini Allah swt telah mengingatkan agar umat Islam tidak berbuat kerusakan di antaranya dalam bentuk peperangan. Allah SWT berfirman dalam surat At-Taubah ayat 36:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ

Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu)".

Dalam Tafsir Ath-Thabari disebutkan bahwa bulan-bulan mulia yang di dalamnya tidak boleh dilakukan peperangan adalah Dzul Qa'dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab. Pada bulan ini dilarang berperang dan menganiaya atau berkelahi. Jika terjadi perselisihan di antara manusia, maka ditangguhkan hingga bulan-bulan tersebut telah lewat.

Seorang ulama bernama Syekh Abu Abdillah Muhammad bin Sa'id Ruslan dalam kitabnya asy-Syahru Rajab, menyebutkan bahwa Rajab juga memiliki nama lain yakni bulan Asham yang berarti tuli. Hal ini karena pada bulan Rajab tidak terdengar suara senjata untuk berperang. Semua orang Arab pada masa itu menyimpan peralatan perang, dan kembali berdamai dengan musuh-musuh mereka.

Belajar dari sejarah sekaligus menjalankan perintah Allah, kita harus sadar bahwa bulan Rajab memiliki spirit perdamaian yang sangat tinggi sejak zaman dahulu. Dalam konteks dan masa yang lebih luas, maka bulan Rajab merupakan momentum mewujudkan perdamaian sepanjang masa di muka bumi ini.

Bagaimanapun, Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Perdamaian menjadi modal utama yang sangat penting dalam menjalankan fungsi dan misi manusia di dunia yakni beribadah kepada Allah. Akan sangat sulit sekali beribadah jika perdamaian sudah tidak ada lagi di sekitar kita. Akan sangat sulit sekali kita bisa beribadah jika konflik terus berkecamuk, peperangan terus berkobar, dan perdamaian menjadi barang yang mahal. Kita harus kembali kepada spirit bulan Rajab yang senantiasa mengingatkan kepada kita untuk senantiasa merawat jagat ini dan membangun peradaban yang penuh dengan perdamaian. Kita harus menjadi agen yang mampu menjaga diri agar tidak menjadi perusak dan merugikan orang lain. Rasulullah bersabda:

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Artinya: "Seorang Muslim adalah orang yang sanggup menjamin keselamatan orang-orang Muslim lainnya dari gangguan lisan dan tangannya." [HR Bukhari]

Terlebih, manusia diciptakan oleh Allah dimuka bumi ini sebagai pemimpin dari makhluk yang ada di bumi dan menjadi penentu keberlangsungan kehidupan bumi. Sehingga manusia harus dengan bijak mengemban amanah yang berat ini. Allah berfirman:

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةًۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

Artinya: "(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS Al-Baqarah: 30).

Saking beratnya amanat menjadi pemimpin di bumi ini, sampai-sampai bumi sendiri dan langit menolak ketika ditawari Allah untuk menjadi pemimpin. Hal ini tersurat dalam Al-Qur'an Al-Ahzab ayat 72:

اِنَّا عَرَضْنَا الْاَمَانَةَ عَلَى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالْجِبَالِ فَاَبَيْنَ اَنْ يَّحْمِلْنَهَا وَاَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْاِنْسَانُۗ اِنَّهٗ كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلًاۙ

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya. Lalu, dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya ia (manusia) sangat zalim lagi sangat bodoh."

Oleh karena itu, Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Spirit bulan Rajab ini harus benar-benar kita kuatkan untuk merawat jagat ini dari kerusakan sekaligus membangun peradaban yang damai dan mulia bagi kemaslahatan umat. Hal ini sesuai dengan semangat Nahdlatul Ulama, yang lahir pada 16 Rajab 1434 H, yang terus mengajak umat Islam dan masyarakat dunia, mewujudkan kemaslahatan global. Di usia 1 Abad pada 16 Rajab 1444 H ini, Nahdlatul Ulama sebagai representasi Ahlussunnah wal Jamaah terus menguatkan peran-perannya memasuki abad kedua dengan semangat: "Merawat Jagat, Membangun Peradaban". Demikian khutbah Jumat kali ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Demikian kumpulan khutbah Jumat untuk menyambut bulan Rajab 1445 Hijriah. Semoga membantu, ya!




(dil/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads