Renungan Harian Katolik Hari Ini, Minggu 31 Desember 2023: Rahmat Setahun

Renungan Harian Katolik Hari Ini, Minggu 31 Desember 2023: Rahmat Setahun

Santo - detikJogja
Minggu, 31 Des 2023 04:00 WIB
Ilustrasi tahun baru 2024.
Ilustrasi Renungan Harian Katolik Hari Ini, Minggu 31 Desember 2023: Rahmat Setahun. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Dilok Klaisataporn)
Jogja -

Bagi umat Katolik, renungan harian adalah cara untuk memperdalam hubungannya dengan Tuhan. Berikut bacaan dan renungan harian Katolik hari ini.

Berdasarkan Kalender Liturgi, hari ini, Minggu 31 Desember 2023 merupakan hari ketujuh dalam Oktaf Natal Tahun Liturgi BII; Pesta Keluarga Kudus, Yesus, Maria, Yusuf; dengan warna Liturgi putih.

Mengangkat tema tentang rahmat setahun dari Allah, mari simak renungan harian Katolik berikut ini yang dihimpun dari buku Setahun Bersama Tuhan oleh Rm. Yohanes S. Lon, dkk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Renungan Harian Katolik Hari Ini 31 Desember 2023

Bacaan 1 Yoh 2:18-21;

  • Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir.
  • Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.
  • Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya.
  • Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran.

Bacaan Yoh 1:1-18

  • Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
  • Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
  • Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
  • Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
  • Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
  • Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;
  • ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
  • Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
  • Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.
  • Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
  • Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
  • Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
  • orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
  • Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
  • Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku."
  • Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
  • sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
  • Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.

Renungan

Permulaan yang sesungguhnya bukanlah penciptaan alam semesta. Sebab permulaan penciptaan, waktu, ruang, benda, eksistensi tidak menjelaskan apa, melainkan menuntut sebuah penjelasan lebih lanjut dari segi ilmu pengetahuan.

Sesungguhnya Allah adalah asal dan awal mula segala sesuatu seperti yang ditekankan Yohanes pada prolognya: "Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah" (Yoh 1:1). Sebab permulaan itu ada karena Allah sudah ada terlebih dahulu.

ADVERTISEMENT

Dan waktu, alam semesta, dan eksistensi berasal dari Allah sebagai bukti bahwa Allah telah ada. Allah tidak tinggal dalam waktu melainkan di luar waktu yakni keabadian dalam sebuah Komunitas Trinitaris ikatan Kasih Bapa dan Putera dan Roh Kudus.

Setahun hampir berlalu dan kita menunggu dipenghujung tahun 2018, keberhasilan harus dihargai, kegagalan pun harus dihargai karena dengan itu kita memberi makna untuk kehidupan. Sesuatu yang sederhana selalu berarti bila dimaknai.

Waktu dirasa bagai sangat berkuasa, sebab ia selalu datang, kembali dengan wajah yang sama. Bahkan dengan teknologi, kita merasa mampu mengendalikan keabadian, di mana masa lalu selalu dapat dihadirkan kembali.

Bila tidak dibatasi oleh kesadaran kita, ia membuat kita mengganggap bahwa apa yang telah lewat, yah lewat begitu saja, tidak perlu menyesal sebab masih ada waktu. Waktu adalah ukuran gerak sebelum dan sesudah.

Maka ukuran itu seharusnya dalam pemaknaan yang menumbuh dalam hidup. Di akhir tahun ini, syukur patut kita panjatkan atas seluruh penyertaan Allah di tahun yang telah lewat. Kita berterima kasih karena boleh mengakhiri tahun ini.

Begitu banyak kasih Allah terutama rahmat Natal yang baru saja diterima dan dirayakan. Semoga waktu ini menjadi kesempatan berharga untuk melihat kembali betapa baik dan agungnya Tuhan.

Ya Tuhan, terima kasih atas waktu setahun ini. Tak bisa aku menghitung jumlah berkat. Engkau luar biasa. Tuhan, ajarkanlah aku untuk selalu menghargai waktu yang telah engkau tetapkan bagiku untuk menjalani kehidupan, agar pada saatnya nanti aku dapat berada bersamaMu dalam keabadian. Amin.

Demikian renungan harian umat Katolik hari ini, Minggu, 31 Desember 2023. Semoga berkat Tuhan menyertai kegiatan kita hari ini. Amin.




(rih/rih)

Hide Ads