Dekan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM), Prof Selo membantah kabar dirinya dimarahi Rektor UGM Prof Ova Emilia buntut Surat Edaran (SE) mengenai larangan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di Fakultas. Adapun SE itu direncanakan akan ditinjau kembali.
"Tidak benar," demikian bantahan tegas Prof Selo melalui pesan singkat, Kamis (28/12/2023).
Selo mengklaim, kejadian sebenarnya seperti yang disampaikan Sekretaris UGM, Andi Sandi. Kepada awak media, Andi mengatakan rektor UGM mengumpulkan para dekan untuk rapat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini yang lebih benar," terangnya.
Sebelumnya, Andi menekankan bahwa Prof Selo tidak dimarahi Ova Emilia seperti isu yang santer beredar. "Nggak ada dimarahi, secara spesifik tidak," kata dia.
Andi menerangkan, saat itu pimpinan universitas mengajak semua dekan untuk rapat. Dalam pertemuan tersebut, Ova menyampaikan jika fakultas membuat surat edaran yang berkaitan dengan seksualitas, politik, dan sebagainya harus dikoordinasikan dengan pihak rektorat.
"Jadi itu setelah Nitilaku, semua dekan diajak rapat oleh pimpinan universitas. Di situ Bu Rektor menyampaikan bahwa kalau membuat kebijakan atau surat yang isinya itu berkaitan dengan politik, seksualitas, hak asasi manusia atau hal-hal sensitif lain sebaiknya dikoordinasikan ke Rektorat. Tujuannya supaya kita bisa memitigasi dampak dan juga benefitnya nantinya," jelasnya.
SE Larangan LGBT Bakal Di-review
Andi melanjutkan, hingga saat ini, surat edaran itu masih belum ada keputusan untuk merevisi. Namun, baik FT dan rektorat sepakat akan dilakukan review.
"Tindak lanjutnya kalau dikatakan sampai revisi atau tidak, kami masih dalam proses. Makanya kita me-review itu. Jadi untuk finalnya mengatakan bahwa itu direvisi dicabut atau tidak itu belum," jelasnya.
Resah Ada Mahasiswa Masuk Toilet Wanita Jadi Dasar SE
Sebelumnya, FT UGM menerbitkan SE mengenai larangan LGBT. Edaran tersebut ditandatangani Dekan FT Prof Selo pada 1 Desember 2023.
Diketahui, surat edaran ini dikeluarkan dalam rangka mewujudkan lingkungan pembelajaran yang kondusif di lingkungan Fakultas Teknik UGM. Hal ini berdasarkan pada penyelenggaraan Tridharma serta pencegahan penyebarluasan paham, sikap, pemikiran atau perilaku LGBT di Fakultas Teknik.
Pihak fakultas melalui Manajer Layanan Jaminan Mutu dan Kemahasiswaan Fakultas Teknik UGM, Dr Agmad Nasikun, mengungkapkan alasan penerbitan SE tersebut. Paling utama adalah mereka menerima laporan dari mahasiswi yang tidak nyaman melihat seorang mahasiswa bertingkah seperti perempuan.
"Trigger utamanya itu ada keluhan dari banyak mahasiswa di salah satu departemen. Ada salah satu laki-laki bertindak sebagai perempuan," ujar Nasikun saat ditemui detikJogja, Jumat (15/12).
Nasikun mengungkapkan, kegelisahan itu sudah dirasakan para mahasiswa FT UGM selama setahun lebih. Namun, ada pemicu yang membuat mereka harus bertindak.
"Kami awalnya agak biasa, dia hanya berdandan sebagai perempuan. Tapi beberapa waktu ini dia agak ekstrem masuk ke toilet perempuan. Sehingga banyak mahasiswa yang tidak nyaman," sambungnya.
"Kemarin kami tidak bisa bertindak karena tidak ada payung hukum. Soalnya, aturan di UGM tidak ada yang secara eksplisit. Sekitar dua bulan lalu ada rapat rutin fakultas dan disepakati bersama dari pimpinan fakultas. Bahwa kami mengeluarkan edaran larangan kegiatan LGBT di fakultas," tambah Nasikun.
(apu/rih)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu