Catat! Ternyata Begini Siasat Penipu Modus Pembatas Jalan di Wonosari

Catat! Ternyata Begini Siasat Penipu Modus Pembatas Jalan di Wonosari

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Kamis, 07 Des 2023 11:04 WIB
Pesan singkat korban dengan terduga penipu, Selasa (5/12/2023). Kasus penipuan ini menyasar sejumlah restoran di Jalan Jogja-Wonosari, Gunungkidul.
Pesan singkat korban dengan terduga penipu modus pembatas jalan, Selasa (5/12/2023). Foto: Muhammad Iqbal Al Fardi/detikJogja
Gunungkidul -

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Gunungkidul, Sunyata mengungkap dirinya juga pernah menjadi target penipuan modus pembatas jalan. Dia pun mengungkap tipu muslihat penipu tersebut.

Sunyata mengatakan, penipu itu mengabarkan jika jalan di depan restoran korban bakal dibangun median atau pembatas jalan. Kemudian oknum tersebut juga memfoto ruas jalan di depan restorannya, diduga sebagai upaya intimidasi.

"Mereka (penipu) ngirim foto bawa jalan di depan kita mau dipasangi barrier. Terus intinya kayak menakut-nakuti kalau itu akan mengganggu usaha kita karena otomatis harus berputar kan. Misalnya mau masuk ke rumah makan kita jika jalurnya itu berlawanan pasti akan berputar," jelas Sunyata kepada detikJogja melalui telepon, Rabu (6/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sunyata menyebut penipu tersebut lalu mengiming-iming untuk memotong fasilitas jalan tersebut. Tujuannya agar ada akses langsung bagi pelanggan ke restorannya.

"Kemudian kita ditawarin, dia bisa membikin fasilitas untuk dibikinin jalan untuk bisa langsung masuk ke rumah makan," katanya.

ADVERTISEMENT

Beruntung, Sunyata tidak sampai mengirimkan sejumlah uang kepada penipu tersebut. Sunyata pun langsung mengkroscek ke Dinas Perhubungan soal program median jalan itu.

"Ini nggak logis (yang ditawarkan penipu) gitu. Seperti saya dulu kan pernah dihubungi juga kemudian kita kroscek juga ke Dinas Perhubungan, apa benar ada program ini di daerah ini. Ternyata nggak gitu, dulu seperti itu," jelasnya.

Catut Kementerian PUPR

Penipuan teranyar dialami salah satu pemilik restoran di Playen, Wonosari, berinisial W (49). W dihubungi orang yang mengaku dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Gunungkidul.

Pelaku menyampaikan soal rancangan pembatas jalan atau median di Jalan Jogja-Wonosari yang berstatus Jalan Nasional.

"Yang pertama di hari Jumat yang lalu, kami itu dihubungi dari orang itu mengatasnamakan dari Kementerian PUPR karena di depan ini kan Jalan Nasional. Jadi mereka berencana punya program untuk pasang jalan ini dibagi dua," ungkap W yang memiliki restoran di pinggir Jalan Jogja-Wonosari, Kapanewon Playen, Selasa (5/12).

W menceritakan pelaku mengatakan akan ada pemasangan batas dan pelebaran jalan semeter di setiap sisi. Pelaku lalu menawarkan rancangan memotong median untuk akses menyeberang kendaraan yang hendak ke restoran.

"Kemudian dari pihak PUPR itu menawarkan bahwa kami tentu punya pelanggan yang dari arah barat (Jogja) ada bus kendaraan itu kan. Berarti kita perlu bukaan kan gitu. Nah, tentu kami berkepentingan," jelasnya.

Tawarkan Urus Dokumen Amdal Lalin

W menyebut penipu tersebut juga menawarkan untuk menguruskan dokumen analisis dampak lalu lintas atau amdal Lalin.

"Mereka kemudian menawarkan untuk dibuat amdal lalin. Dia juga mengirimkan ke kami itu gambar perencanaannya, gambar desainnya. Kemudian dia menawarkan untuk membuat itu, secara logika kita sebagai orang bisnis kan itu kan memang kita butuh itu," paparnya.

Minta Biaya Urus Dokumen Rp 1,75 Juta

W melanjutkan pelaku lalu menawarkan skema pengurusan amdal secara mandiri atau kolektif. W mengaku karena tak ingin kerepotan, maka memilih mengurusnya secara kolektif.

"Kemudian kami ditawarkan bahwa mau mengurus sendiri atau diluruskan kolektif gitu bahasanya gitu. Mungkin kami kan tidak mau repot juga, ya udah diurus saja kolektif gitu," paparnya.

Pelaku lalu meminta biaya Rp 1,75 juta, yang kemudian W transfer pada Senin (4/12).

"Senin itu kemudian kami dihubungi lagi setengah hari itu bahwa proses itu sudah diproses. Kemudian saya tanya biayanya dia menyebutkan biaya. Transfer Senin kemarin Rp 1.750.000 itu," jelasnya.

W baru curiga setelah yang bersangkutan kembali meminta uang dengan dalih untuk tambahan biaya pemasangan tiang lampu pada sore harinya. W kemudian mengkomunikasikannya dengan Pemkab Gunungkidul.

Dia juga mencoba mengecek kepada temannya yang bekerja di PUPR. Namun, oknum yang disebutkan itu ternyata tidak bekerja di PUPR.

"Ternyata nama itu tidak ada hasilnya, bahwa itu penipuan gitu," jelasnya.




(ams/dil)

Hide Ads