Anies Baswedan batal menjadi pembicara di acara kuliah umum yang berlokasi di MM FEB UGM, Jumat (17/11) lalu. Pihak panitia acara menyebut ada informasi bahwa tekanan dari aparat dan meminta pengelola venue mencatut nama Rektorat UGM tidak mengizinkan kehadiran Anies.
"Pada awalnya kami tidak bisa memperkirakan pasti pihak mana yang menghalangi sedemikian kerasnya padahal konsep acara ini hanya bertajuk Kuliah Umum. Setelah mendapat konfirmasi dari Rektorat bahwa UGM tidak melakukan pembatasan apa pun, dan kami juga melakukan pendalaman lebih lanjut dengan berbagai pihak, kami luruskan bahwa teror ancaman pembatalan dilakukan oleh aparat keamanan dengan mengklaim atas perintah Rektorat," kata koordinator acara, Muhammad Khalid saat dihubungi detikJogja, Rabu (22/11/2023).
Dalam acara itu tema yang diangkat yaitu "Indonesia Future Stadium Generale Finding Justice Development Path for The Future of Indonesia: Promoting Jakarta 'Kota Kolaborasi' as a Pioneer of Global Sharing City'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khalid melanjutkan, berdasarkan tangkapan layar yang beredar antara pihak penyelenggara dengan kontak yang dinamakan Rektorat dan disebut sebagai 'Pak Wija', terkonfirmasi bahwa Pak Wija merupakan pengelola ruang auditorium MM FEB UGM yang meneruskan pesan dari pihak lain yang mengklaim adanya anjuran dari Rektor.
"Pada saat hari H, kami bertemu langsung dengan Pak Wija di lokasi dan beliau menyampaikan bahwa banyak intel yang menelepon dan mengirimkan pesan WA kepadanya dengan kata-kata yang kasar. Beliau merasa tertekan dan bingung, sehingga terdesak untuk meneruskan pesan tersebut apa adanya kepada panitia. Kami bersaksi betul bahwa Pak Wija adalah orang baik yang sangat membantu banyak hal selama hari H, namun kami simpulkan bahwa beliau tersudut oleh pihak yang mendesak beliau untuk bicara kepada kami mengatasnamakan Rektorat," jelasnya.
Usai acara, pihak penyelenggara sudah berkontak langsung dengan Sekretaris Universitas, Andi Sandi, untuk mendudukkan masalah secara dialogis dan berkomitmen untuk sama-sama menelusuri pangkal kejadian ini.
"Kami sangat menyayangkan adanya intervensi aparat secara berlebihan, padahal acara merupakan kuliah akademik dengan Bapak Anies diundang sebagai praktisi yang kompeten di bidangnya. Kami sebagai penyewa tempat tentu merasa sangat dirugikan, dan berharap tidak terjadi lagi hal serupa dalam agenda selanjutnya. Terlebih agenda ini diselenggarakan di lingkungan kampus tempat dijaminnya kebebasan akademik," imbuhnya.
UGM Tegaskan Tak Larang Anies
Sebelumnya, Sekretaris Universitas, Andi Sandi menyampaikan, UGM tidak pernah melarang Anies Baswedan untuk datang dan mengisi acara Indonesian Future Stadium Generale di Magister Manajemen, Jumat (17/11). Sebaliknya, Sandi menilai panitia telah melakukan kesalahan sehingga seolah-olah ada diskusi WhatsApp (WA) yang memperlihatkan larangan dari Rektorat UGM mengenai kehadiran Anies Baswedan dalam kegiatan tersebut.
"Setelah kami telusuri, panitia tanpa entah apa tujuannya memberi nama Rektorat pada profil WA staf Magister Manajemen yang meminjamkan tempat acara Studium Generale," terang Sandi, Selasa (21/11).
Sandi juga menyampaikan, sejauh ini pihaknya juga telah mempertemukan antara pengelola gedung MM UGM dengan Polda DIY. Ditegaskannya bahwa pihak Polda DIY juga tidak pernah mengeluarkan statement larangan Anies untuk datang ke UGM.
Menurut Sandi acara tersebut bukan acara resmi UGM, tetapi hanya meminjam tempat saja. Ia menegaskan bahwa Rektorat UGM sama sekali tidak melarang Anies untuk datang ke UGM apalagi menjadi pembicara acara ilmiah.
Klarifikasi Polda DIY
Kapolda DIY, Irjen Suwondo Nainggolan turut berkomentar terkait batal hadirnya Anies Baswedan pada acara kuliah umum di MM FEB UGM, Jumat pekan lalu. Suwondo menegaskan tidak ada izin yang masuk ke Polda terkait penyelenggaraan acara tersebut. Baik dari panitia acara maupun tim Anies Baswedan.
"Monggo tanya Rektorat, kita pun nanya, jadi begini. Kegiatan di kampus itu tidak pernah, itu semuanya otoritas kampus. Memberi tahu kita juga tidak," jelas Suwondo kepada wartawan usai acara Deklarasi Pemilu Damai 2024 di Bangsal Kepatihan, Kota Jogja, Selasa (21/11).
Meski begitu, lanjut Suwondo, jika ada pemberitahuan pihaknya pasti akan hadir untuk memastikan keamanan acara. Terlebih jika ada kehadiran tokoh atau capres-cawapres.
Suwondo mengaku jajarannya justru mengetahui acara tersebut melalui unggahan di media sosial.
Setelah mengetahui informasi mengenai acara tersebut, menurut Suwondo, jajarannya hadir ke lokasi acara untuk memastikan kehadiran Anies. Ia menegaskan tidak ada intervensi apa pun dengan kehadiran aparat kepolisian ke lokasi acara.
"Artinya sebelum berita yang keluar satu jam setelahnya tidak jadi datang kita cek akhirnya. Makanya kita minta berbicara, Rektorat berbicara apa penyebabnya. Supaya berjalan dengan baik semuanya," tegasnya.
(rih/apl)
Komentar Terbanyak
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa