Bagi umat Katolik, renungan harian adalah cara untuk memperdalam hubungannya dengan Tuhan. Berikut bacaan dan renungan harian Katolik hari ini.
Berdasarkan Kalender Liturgi, hari ini, Rabu, 22 November 2023 merupakan Hari Rabu Pekan Biasa XXXIII; Peringatan wajib Santa Sesilia, Perawan dan Martir, Santo Filemon, Rekan Sekerja Santo Paulus; dengan warna Liturgi merah.
Mengangkat tema tentang doa untuk ibu, mari simak renungan harian Katolik Rabu, 22 November 2023 berikut ini yang dikutip dari situs Gereja Katolik St. Albertus Agung, Paroki Jetis, Jogja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Renungan Harian Katolik 22 November 2023
Bacaan 2 Mak. 6:18-31
- Eleazar adalah seorang ahli Taurat yang utama. Ia sudah lanjut umurnya dan terhormatlah tampan rupanya. Ia dibuka mulutnya dengan kekerasan dan begitu dipaksa makan daging babi.
- Tetapi dengan mengutamakan kematian terhormat dari pada hidup ternista ia menuju tempat pukulan dengan rela hati, setelah daging itu dimuntahkannya kembali.
- Dan demikian mestinya tindakan orang yang berani menolak apa yang bahkan karena cinta kepada hidup sekalipun tidak boleh dikecap.
- Tetapi para pengurus perjamuan korban yang tak halal menyendirikan Eleazar, oleh karena sudah lama mereka kenal baik dengan orang itu. Lalu mereka mengajak dia untuk mengambil daging yang boleh dipakai dan yang dapat disediakannya sendiri. Cukuplah kalau dari daging korban itu ia hanya pura-pura makan apa yang dititahkan raja.
- Dengan berbuat demikian ia dapat meluputkan diri dari kematian dan mendapat perlakuan baik demi persahabatan lama di antara mereka.
- Tetapi Eleazar mengambil keputusan mulia, yang pantas bagi umurnya, bagi kehormatan usianya, bagi ubannya yang jernih dan teramat mulia, pantas bagi cara hidupnya yang jernih sejak masa mudanya dan terlebih pantas bagi perundang-undangan suci yang diberikan oleh Allah sendiri. Dengan tegas dimintanya, supaya segera dikirim ke dunia orang mati saja.
- Katanya: "Berpura-pura tidaklah pantas bagi umur kami, supaya janganlah banyak pemuda kusesatkan juga, oleh karena mereka menyangka bahwa Eleazar yang sudah berumur sembilan puluh tahun beralih kepada tata cara asing.
- Boleh jadi mereka kusesatkan dengan berpura-pura demi hidup yang pendek dan fana ini dan dalam pada itu kuturunkan noda dan aib kepada usiaku.
- Kalaupun sekarang aku lolos dari dendam dari pihak manusia, tetapi tidak dapatlah aku melarikan diri dari tangan Yang Mahakuasa, baik hidup maupun mati.
- Dari sebab itu dengan berpulang sebagai lelaki aku sekarang mau menyatakan diri layak bagi usiaku.
- Dengan demikian akupun meninggalkan suatu teladan luhur bagi kaum muda untuk dengan sukarela yang mulia mati bagi hukum Taurat yang mulia dan suci itu." Setelah berkata demikian, Eleazar segera menuju tempat siksaan.
- Adapun orang-orang yang mengantarnya ke sana merubah kesudian yang belum lama berselang mereka taruh terhadapnya menjadi permusuhan. Itu dikarenakan oleh perkataan yang baru diucapkan Eleazar dan yang mereka pandang sebagai kegilaan belaka.
- Ketika sudah hampir mati karena pukulan-pukulan, maka mengaduhlah Eleazar, katanya: "Bagi Tuhan yang mempunyai pengetahuan yang kudus ternyatalah bahwa aku dapat meluputkan diri dari maut dan bahwa aku sekarang menanggung kesengsaraan hebat dalam tubuhku akibat deraan itu. Tetapi dalam jiwa aku menderita semuanya itu dengan suka hati karena takut akan Tuhan."
- Demikian berpulanglah Eleazar dan meninggalkan kematiannya sebagai teladan keluhuran budi dan sebagai peringatan kebajikan, tidak hanya untuk kaum muda saja, tetapi juga bagi kebanyakan orang dari bangsanya.
Bacaan Mazmur 4:2-3,4-5,6-7
- Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan? Sela
- Ketahuilah, bahwa TUHAN telah memilih bagi-Nya seorang yang dikasihi-Nya; TUHAN mendengarkan, apabila aku berseru kepada-Nya.
- Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam. Sela
- Persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada TUHAN.
- Banyak orang berkata: "Siapa yang akan memperlihatkan yang baik kepada kita?" Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya TUHAN!
- Engkau telah memberikan sukacita kepadaku, lebih banyak dari pada mereka ketika mereka kelimpahan gandum dan anggur.
Bacaan Lukas 19:1-10
- Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu.
- Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya.
- Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek.
- Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.
- Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu."
- Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.
- Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa."
- Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."
- Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham.
- Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
Renungan
Semua ibu dipanggil untuk melahirkan anak-anak dalam iman akan Tuhan. Seorang ibu mengajari anaknya ke gereja, berdoa, dan belajar. Kita bersyukur karena teladan iman ini mengantar kita mengenal Allah.
Sebagai seorang ibu, apa pun akan diperjuangkan dan dikorbankan untuk kebahagiaan anak-anaknya. Namun, seorang ibu harus menunjukkan kepada anaknya bahwa kebahagiaan itu bukan soal materi, kedudukan dan masa depan, melainkan kesetiaan kepada Allah.
Hari ini, kita juga berdoa bagi para ibu yang berjuang sendirian untuk membesarkan anak-anak mereka, baik dalam iman maupun dalam hidup sehari-hari. Ibu yang menguatkan hati anak-anaknya, meskipun hatinya juga rapuh.
Ibu yang mendorong anak-anaknya untuk tidak menyerah meskipun ia kerap kali tidak sanggup dan ingin menyerah; seorang ibu yang menghibur anaknya, meskipun hatinya sendiri pilu; seorang ibu yang merelakan anaknya jauh darinya, meskipun ia takut mengalami kesepian dan kesendirian.
Ya Bapa, kami bersyukur atas ibu yang menjadi teladan dan peneguh iman bagi kami. Kuatkanlah para ibu di manapun mereka berada untuk menjadi teladan dan peneguh iman bagi anak-anaknya. Amin
Demikian renungan harian umat Katolik hari ini, Rabu, 22 November 2023. Semoga berkat Tuhan menyertai kegiatan kita hari ini. Amin.
(cln/ahr)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu