Renungan Harian Katolik Hari Ini, Selasa 21 November 2023: Kehormatan

Renungan Harian Katolik Hari Ini, Selasa 21 November 2023: Kehormatan

Santo - detikJogja
Selasa, 21 Nov 2023 05:30 WIB
Ilustrasi perayaan Kenaikan Isa Almasih di Gereja
Ilustrasi renungan harian Katolik hari ini, Selasa 21 November 2023: Kehormatan. (Foto: Pradita Utama/detikJogja)
Jogja -

Bagi umat Katolik, renungan harian adalah cara untuk memperdalam hubungannya dengan Tuhan. Berikut bacaan dan renungan harian Katolik hari ini.

Berdasarkan Kalender Liturgi, hari ini, Selasa, 21 November 2023 merupakan Hari Selasa Pekan Biasa XXXIII; Peringatan Wajib Pesta Maria Dipersembahkan kepada Allah, Santo Nikolo Giustiniani; dengan warna Liturgi putih.

Mengangkat tema tentang kehormatan iman, mari simak renungan harian Katolik Selasa, 21 November 2023 berikut ini yang dikutip dari situs Gereja Katolik St. Albertus Agung, Paroki Jetis, Jogja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Renungan Harian Katolik 21 November 2023

Bacaan 1 Makabe 1:10-15,41-43,54-57,62-64

  • Dari pada mereka itulah terbit sebuah tunas yang berdosa, yaitu Antiokhus Epifanes putera raja Antiokhus. Ia telah menjadi sandera di Roma. Antiokhus Epifanes menjadi raja dalam tahun seratus tiga puluh tujuh di zaman pemerintahan Yunani.
  • Di masa itu tampil dari Israel beberapa orang jahat yang meyakinkan banyak orang dengan berkata: "Marilah kita pergi dan mengadakan perjanjian dengan bangsa-bangsa di keliling kita. Sebab sejak kita menyendiri maka kita ditimpa banyak malapetaka."
  • Usulnya itu diterima baik.
  • Maka beberapa orang dari kalangan rakyat bersedia untuk menghadap raja. Mereka diberi hak oleh raja untuk menuruti adat istiadat bangsa-bangsa lain.
  • Kemudian orang-orang itu membangun di Yerusalem sebuah gelanggang olah raga menurut adat bangsa-bangsa lain.
  • Mereka pun memulihkan kulup mereka pula dan murtadlah mereka dari perjanjian kudus. Mereka bergabung dengan bangsa-bangsa lain dan menjual dirinya untuk berbuat jahat.
  • Raja pun menulis juga sepucuk surat perintah untuk seluruh kerajaan, bahwasanya semua orang harus menjadi satu bangsa.
  • Masing-masing harus melepaskan adatnya sendiri. Maka semua bangsa menyesuaikan diri dengan titah raja itu.
  • Juga dari Israel ada banyak orang yang menyetujui pemujaan raja. Dipersembahkan oleh mereka korban kepada berhala dan hari Sabat dicemarkan.
  • Pada tanggal lima belas bulan Kislew dalam tahun seratus empat puluh lima maka raja menegakkan kekejian yang membinasakan di atas mezbah korban bakaran. Dan mereka mendirikan juga perkorbanan di segala kota di seluruh Yehuda.
  • Pada pintu-pintu rumah dan di lapangan-lapangan dibakar korban.
  • Kitab-kitab Taurat yang ditemukan disobek-sobek dan dibakar habis.
  • Jika pada salah seorang terdapat Kitab Perjanjian atau jika seseorang berpaut pada hukum Taurat maka dihukum mati oleh pengadilan raja.
  • Namun demikian ada banyak orang Israel yang menetapkan hatinya dan memasang tekad untuk tidak makan apa yang haram.
  • Lebih sukalah mereka mati dari pada menodai dirinya dengan makanan semacam itu dan begitu mencemarkan perjanjian kudus. Dan sesungguhnya mereka mati juga.
  • Kemurkaan yang hebat sekali menimpa Israel.

Bacaan Mazmur 119: 53, 61, 134, 150, 155, 158

  • Aku menjadi gusar terhadap orang-orang fasik, yang meninggalkan Taurat-Mu.
  • Tali-tali orang-orang fasik membelit aku, tetapi Taurat-Mu tidak kulupakan.
  • Bebaskanlah aku dari pada pemerasan manusia, supaya aku berpegang pada titah-titah-Mu.
  • Mendekat orang-orang yang mengejar aku dengan maksud jahat, mereka menjauh dari Taurat-Mu.
  • Keselamatan menjauh dari orang-orang fasik, sebab ketetapan-ketetapan-M tidaklah mereka cari.
  • Melihat pengkhianat-pengkhianat, aku merasa jemu, karena mereka tidak berpegang pada janji-Mu.

Bacaan Lukas 18:35-43

  • Waktu Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan dan mengemis.
  • Waktu orang itu mendengar orang banyak lewat, ia bertanya: "Apa itu?"
  • Kata orang kepadanya: "Yesus orang Nazaret lewat."
  • Lalu ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"
  • Maka mereka, yang berjalan di depan, menegor dia supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"
  • Lalu Yesus berhenti dan menyuruh membawa orang itu kepada-Nya. Dan ketika ia telah berada di dekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya:
  • "Apa yang kau kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang itu: "Tuhan, supaya aku dapat melihat!"
  • Lalu kata Yesus kepadanya: "Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!"
  • Dan seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah.

Renungan

Sebagai orang Yahudi yang taat, Eleazar konsisten dalam iman, tidak mau berpura-pura dan tidak mencari keselamatan dunia ini. Baginya, kesetiaan dan kehormatan itu penting.

ADVERTISEMENT

la tidak mau menjadi batu sandungan bagi anak-anak muda Yahudi: "berpura-pura tidaklah pantas bagi umur kami, jangan-jangan banyak pemuda kusesatkan." Konsekuensi dari sikap Eleazar ini membawa dia pada penyiksaan yang hebat sampai akhirnya pada kematian.

Iman tidak bisa ditukar dengan harta, jabatan, perkawinan, dan keselamatan duniawi. Darah banyak martir adalah pupuk iman bagi Gereja dan itu harus kita hargai. Sangat menyedihkan jika karena ingin jabatan, tidak tahan tekanan, karena faktor ekonomi, perkawinan, dan keselamatan duniawi, orang rela mengingkari kebenaran imannya.

Apalagi mereka yang mengingkari kebenaran iman ini adalah tokoh publik dan kemudian menjelek-jelekkan kepercayaan asalnya. Umat Kristiani dididik untuk setia, taat, tidak berpura-pura dan memegang teguh kehormatan sebagai pengikut Kristus. Pilihan atas iman melebihi persaudaraan, jabatan, harta, perkawinan ataupun keselamatan diri kita sendiri.

Jangan takut menyatakan iman kita secara publik. Di KTP kita beragama Kristen kita cantumkan nama baptis, kita pergi ke gereja dan membawa Kitab Suci, kita berdoa pada waktu istirahat di kantor, kita melakukan tanda salib sebelum dan setelah makan, kita memakai kalung rosario, memasang benda-benda suci di rumah kita.

Memang semua itu tidak berarti kita tidak menghormati orang lain. Akan tetapi, jika kita tidak mengungkapkannya karena alasan toleransi,
hal itu justru berarti kita berpura-pura dan kita tidak mampu menjadi teladan iman bagi anak-anak kita. Kita tidak perlu malu karena iman kita. Marilah kita menjadi teladan iman bagi keluarga kita.

Ya Bapa, ajarlah kami untuk konsisten dalam iman, menjunjung kehormatan iman dan tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain. Amin.

Demikian renungan harian umat Katolik hari ini, Selasa, 21 November 2023. Semoga berkat Tuhan menyertai kegiatan kita hari ini. Amin.




(dil/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads