Seekor hiu tutul ditemukan tewas terdampar di sekitar tempat pelelangan ikan (TPI) Bayeman, Kalurahan Palihan, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mamalia laut ini ditemukan dalam kondisi telah membusuk.
"Iya benar, tadi pagi ada penemuan bangkai hiu tutul. Kondisinya sudah membusuk dan telah mengeluarkan bau yang menyengat," kata Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa wilayah V Kulon Progo, Aris Widyatmoko, saat dimintai konfirmasi wartawan, Selasa (14/11/2023).
Aris menerangkan hiu ini ditemukan sekitar pukul 07.00 WIB, Selasa (14/11). Temuan ini berawal dari laporan para pemancing yang melihat hiu terombang-ambing di sekitar pesisir Garongan, Kapanewon Panjatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya itu dari pemancing yang lihat ikan ini di sekitar perairan Garongan dan Karangwuni. Nah kami pikir akan menepi di situ, ternyata menepinya di wilayah TPI Bayeman, Temon," jelasnya.
Aris mengatakan bangkai hiu ini sudah berbau busuk saat pertama kali ditemukan. Dia menduga hiu ini sudah mati ketika berada di perairan.
"Kemungkinan sudah mati saat di perairan karena memang baunya menyengat sekali," ucapnya.
![]() |
Hiu ini panjangnya sekitar 8,4 meter dengan lebar 3 meter. Bobotnya diperkirakan mencapai 1,5 ton.
"Dari hasil pemeriksaan tadi, panjangnya sekitar 8,4 meter, lebar 3 meter dan bobot kurang lebih 1,5 ton," ujarnya.
Aris mengatakan bangkai hiu itu telah dikubur di sekitar lokasi penemuan. "Setelah dilakukan proses asessmen, tadi langsung kami kubur. Dilakukan cepat karena sudah busuk dan bau," ujarnya.
Dugaan Faktor Anomali Cuaca
Dalam beberapa pekan terakhir, setidaknya ada dua kasus temuan hiu tutul yang mati terdampar di Kulon Progo.
Dua kasus itu terjadi di kawasan Pantai Trisik, Kapanewon Galur pada Jumat (27/10), dan di Pantai Garongan, Panjatan, pada Rabu (11/11). Belum diketahui penyebab hiu tutul bisa terdampar dan mati di Kulon Progo.
Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo, ada kemungkinan fenomena ini disebabkan karena efek kemarau panjang. "Ada sejumlah kemungkinan, salah satunya karena anomali cuaca," ungkap Kepala DKP, Trenggono Trimulyo, kepada wartawan Kamis (9/11) lalu.
(dil/sip)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas