Lima warga negara Indonesia (WNI) dilaporkan terdampar di Malaysia karena kapalnya karam. Belakangan diketahui kelima WNI itu ternyata komplotan perompak di Selat Malaka dan Singapura.
Dilansir detikSumut, Jumat (3/11/2023), petugas mulanya mendapatkan informasi jika kelima pria itu disebut nelayan dan dijemput oleh Basarnas. Penjemputan lima WNI yang ternyata perompak itu dilakukan setelah berkoordinasi dengan KJRI Johor Bahru.
Palaksa Lanal Tanjung Balai Karimun (TBK) Mayor Laut (KH) Pangihutan Panjaitan menyebut kelima orang itu terdampar bukan saat memancing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diduga mereka tidak sedang mencari ikan ketika boat pancungnya dihantam gelombang dan terdampar di Malaysia seperti yang dilaporkan, karena 3 orang di antaranya adalah pemain lama pelaku pencurian sparepart kapal," kata Mayor Pangihutan, Kamis (2/11).
Kelimanya yang dilaporkan terdampar di Malaysia pada Oktober lalu itu lalu dievakuasi Basarnas ke Karimun. Setibanya di Karimun, kelimanya dipulangkan ke rumahnya masing-masing.
Namun selang sehari dipulangkan, para WNI itu ditangkap Lanal TBK, Selasa (31/10) pagi.
"Setelah diadakan pengolahan data oleh Tim Siber Lanal TBK dengan mengakses data-data korban melalui jejaring sosial dan juga lini masa para korban tersebut tiga dari mereka terindikasi sebagai pelaku kejahatan perompakan di Selat Malaka dan Selat Singapura," ujarnya.
![]() |
3 Orang Diamankan Saat Asyik Nyabu
Petugas pun mengamankan tiga orang yakni Arfiliandi alias Alfin, Jimmi Gomgom Parsaoran Pasaribu dan Mardian Sumarwan alias jangkung alias Panjang alias Sob. Ironisnya, ketiganya ditangkap petugas saat sedang asyik nyabu.
"Jadi saat diamankan mereka baru selesai pesta sabu. Untuk 2 orang lainnya sudah melarikan diri ke Batam," ujarnya.
Modus Operandi
Pangihutan menerangkan komplotan itu biasa beraksi dengan menentukan target menggunakan aplikasi. Kemudian mereka akan menghampiri dan menaiki kapal tersebut.
"Ketika kapal dengan kecepatan 12 Knots, maka mereka memanjat kapal dengan cara memakai tali panjang yang telah disimpul sesuai jarak panjat kaki (40 cm)," jelasnya.
Setelahnya empat orang kemudian naik ke kapal. Lalu seorang tinggal di boat (Tekong) sebagai pemegang tali. Empat orang yang membajak kapal bertugas mengambil spareparts.
Beraksi Sejak 2000
Pangihotan mengungkap para pelaku beraksi sejak 2000 lalu. Tercatat pada 2023, komplotan ini sudah melakukan 10 aksi perompakan di kapal yang berbeda.
"Mereka ini selalu merekrut warga lokal untuk turut serta dalam aksinya, agar memudahkan dalam mencari tempat tinggal persembunyian dengan tidak menunjukkan identitas yang sesungguhnya dengan mengaku sebagai saudara yang mempunyai rumah," ujarnya.
Anggota komplotan juga sering bertukar atau bergantian dengan kelompok lain. Lanal TBK mendapat informasi masih ada kelompok lain melakukan aksi serupa.
"Terhadap para pelaku yang melarikan diri Lanal TBK berkoordinasi dengan Tim Intel Lantamal IV Batam dan Detasement Intelijen Koarmada I untuk melakukan penyekatan di beberapa titik di Kepri dan juga sampai dengan saat ini pendalaman dan penyisiran terhadap para pelaku terus dilakukan," ujarnya.
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang