Kondisi Situs Gua Siluman yang berada di wilayah Banguntapan, Bantul, cukup memprihatinkan. Bangunan cagar budaya itu tidak terawat dan justru menjadi tempat pembuangan limbah air dari warga sekitar.
Saat dikunjungi detikJogja, pada Selasa (24/10/2023) lalu, situs yang terletak di Jalan Wonocatur ini tampak sepi pengunjung. Gaya bangunannya sendiri memiliki arsitektur yang hampir sama dengan pesanggrahan lain, seperti Warungboto dan Taman Sari.
Namun, saat memasuki area Situs Gua Siluman ini terlihat saluran limbah yang melintang di area tengah pesanggrahan, dari dalam gua hingga melewati dua kolam dan menuju ke selokan area sawah.
Juru pelihara yang ditugaskan Badan Pelestarian Kebudayaan Wilayah X Yogyakarta, Budianto (53) menyebut dulunya situs ini memiliki kanal dengan air yang jernih. Akan tetapi, pengelolaan situs yang terlambat menyebabkan warga sekitar malah membuang limbah air ke tempat tersebut.
"Itu dulu jalan air, dulu jernih airnya ngalir ke sini terus nyemplung ke kolam yang ini. Ya sekitar gua itu alirannya. Tapi sayang ada comberannya, terlambat (penanganan)," ujar Budianto saat ditemui detikJogja di lokasi, Selasa (24/10).
Kini limbah rumah tangga dari warga sekitar justru mencemari bangunan cagar budaya tersebut. Budianto menyayangkan kondisi situs yang menurutnya cukup menyedihkan. Dia merasa masyarakat sekitar justru abai terhadap peninggalan bersejarah tersebut.
"Sayangnya masyarakat kurang peduli. Belum lagi ini dilewati comberan. Setiap hari ada terus. Itu yang jadi permasalahan," ujar Budianto.
Adapun jalur limbah air yang melalui bagian dalam gua malah menghambat para pengunjung yang hendak datang melihat-lihat. Budianto menyebut selain terhalang genangan air, bau dari limbah juga menyengat.
"Cuma buat pengunjungnya itu kalau mau ke sana-sana kehalang limbah, becek, baunya nggak enak," kata dia.
Sebagai juru pelihara, ia mengeluhkan sulitnya merawat Situs Gua Siluman yang dibangun pada era Raja Keraton Jogja Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) II ini. Budianto meminta agar limbah rumah tangga dari warga sekitar segera dibersihkan.
"Itu yang limbahnya (dibersihkan), biar pengunjungnya nyaman, yang bersihin juga mudah ngerawatnya. Sebenarnya susah tapi karena sudah tugasnya nggak boleh ngeluh," ujar dia.
Digunakan Jadi Tempat Ritual
Merespons hal tersebut, perwakilan dari pihak BPK Wilayah X, Himawan mengamini limbah sebagai salah satu momok penyebab rusaknya situs yang dulu menjadi pabrik senjata Sultan HB II itu. Dia juga menyoroti masyarakat sekitar yang kerap menggelar ritual-ritual yang menurutnya cukup mengganggu.
"Itu salah satu ancaman terbesar ya pembuangan limbah dari masyarakat di situ karena letaknya di bawah tadi. Jadi tidak hanya itu aja, tapi kondisi lingkungan Gua Siluman tidak bagus. Kalau malam Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon itu ada upacara ritual di situ. Jadi itu memang mengganggu," kata pamong budaya itu saat dihubungi detikJogja pada hari yang sama.
Selengkapnya di halaman berikut.
(ams/ahr)