8 Fakta Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Sudah Tahu Belum?

8 Fakta Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Sudah Tahu Belum?

Iis Sulistiani - detikJogja
Kamis, 26 Okt 2023 18:24 WIB
ilustrasi peringatan Hari Sumpah Pemuda
8 Fakta Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Sudah Tahu Belum? Foto: Freepik
jogja -

Hari Sumpah Pemuda diperingati setiap tanggal 28 Oktober. Peringatan ini mengacu pada tiga ikrar yang dicetuskan saat rapat Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928. Kongres Pemuda II dilaksanakan selama 2 hari dengan 3 kali rapat di tiga tempat yang berbeda.

Sumpah Pemuda menjadi momen penting dalam sejarah panjang kemerdekaan Indonesia. Melalui peristiwa ini, para pemuda dari berbagai daerah dan suku bangsa berikrar untuk bersatu dalam satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa yang sama.

Ternyata dalam proses perumusan Sumpah Pemuda terdapat beberapa fakta unik yang menarik untuk diulas lho, detikers. Simak penjelasannya berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

8 Fakta Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

1. Rapat Pertama Digelar di Lapangan Banteng


Dikutip dari laman resmi Museum Sumpah Pemuda Kemdikbud, rapat pertama Kongres Pemuda II yakni pada tanggal 27 Oktober 1928 diselenggarakan di lapangan banteng tepatnya di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB). Hal ini karena KJB memiliki aula yang dapat menampung ratusan peserta. Saat ini lapangan banteng lebih populer untuk digunakan sebagai tempat penyelenggaraan event nasional.

2. Hanya 6 Perempuan yang Ikut Kongres Pemuda II

Dalam buku Sejarah Indonesia untuk SMK Kelas X Semester Ganjil oleh Fatayat Ridlo Muntasih, dari 700 peserta kongres hanya tercatat 82 orang yang hadir. Sementara itu, peserta perempuan sendiri hanya enam orang, yakni Dien Pantow, Emma Poeradiredja, Jo Tumbuan, Nona Tumbel, Poernama Woelan, dan Siti Soendari.

ADVERTISEMENT

3. Mayoritas Menggunakan Bahasa Belanda

Mengutip laman resmi Bawaslu, sebagian pembicara dalam Kongres Pemuda II menggunakan bahasa Belanda, misalnya Siti Soendari yang turut menyampaikan pidatonya dalam kongres itu. Selain itu, notulen rapat pun ditulis menggunakan Bahasa Belanda. Meski begitu, ada juga yang mahir berbahasa Melayu yakni Mohammad Yamin. Ia bertugas sebagai sekretaris dan menerjemahkan pidato serta kesepakatan sidang ke dalam bahasa Melayu.

4. Sumpah Pemuda Awalnya Tidak Memiliki Nama

Masih mengutip laman yang sama, meski telah dibacakan saat kongres rumusan ikrar yang ditulis oleh Mohammad Yamin itu tidak memiliki judul tertentu. Istilah Sumpah pemuda baru muncul setelah kongres berlangsung beberapa hari.

5. Lagu Indonesia Raya Pertama Kali Diperdengarkan

Dikutip dari laman Kemdikbud, pada Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Indonesische Clubgebouw lagu Indonesia Raya pertama kali diperdengarkan oleh WR Supratman menggunakan alat musik biola tanpa lirik. Hal itu mendapat sambutan antusias dari seluruh peserta kongres.

6. Tidak Boleh Ada Kata Merdeka

Mengutip dari laman resmi Bawaslu, saat kongres berlangsung peserta tidak boleh menyuarakan kata merdeka karena dijaga ketat oleh kepolisian Belanda. Larangan penggunaan kata merdeka pada saat itu juga turut menjadi alasan lagu Indonesia Raya yang dibawakan oleh WR Supratman hanya diiringi biola tanpa menyertakan syair.

7. Gedung Kongres Pemuda II Dijadikan Museum

Dikutip dari laman Museum Sumpah Pemuda Kemdikbud, Kongres Pemuda dilangsungkan di sebuah gedung Indonesische Clubgebouw di jalan Kramat Raya nomor 106, Jakarta Pusat. Pada tanggal 3 April 1973, gedung tersebut dipugar oleh Pemda DKI Jakarta. Pemugaran selesai pada 20 Mei 1973. Akhirnya, Gedung Kramat 106 dijadikan museum dengan nama Museum Sumpah Pemuda.

8. Teks Pemuda Dirumuskan Oleh Satu Orang

Dikutip dari buku Multidimensi Ketahanan Nasional oleh M. Bambang Pranowo, rumusan teks Sumpah Pemuda ditulis oleh Mohammad Yamin di sebuah kertas saat mendengarkan pidato dari Mr. Sunario pada hari terakhir kongres.

Hebatnya, tak butuh waktu lama bagi Mohammad Yamin untuk merumuskan Ikrar Sumpah Pemuda yang kemudian ia serahkan kepada ketua kongres, Soegondo Djojopoespito. Rumusan yang menjadi Ikrar Sumpah Pemuda selanjutnya dibacakan oleh Soegondo dan dipaparkan oleh Mohammad Yamin yang kemudian disahkan sebagai Sumpah Pemuda.

Demikian 8 fakta menarik Hari Sumpah Pemuda 1928. Semoga bermanfaat detikers!

Artikel ini ditulis oleh Iis Sulistiani Peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

(cln/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads