2 Keluarga di Gunungkidul Ungkap Alasan Pindah Usai Diganggu Koloni Monyet

2 Keluarga di Gunungkidul Ungkap Alasan Pindah Usai Diganggu Koloni Monyet

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Rabu, 18 Okt 2023 16:04 WIB
Rumah 2 keluarga di Gunungkidul dibongkar setelah menjadi korban gangguan monyet, Rabu (18/10/2023).
Rumah 2 keluarga di Gunungkidul dibongkar setelah menjadi korban gangguan monyet, Rabu (18/10/2023). Foto: Muhammad Iqbal Al Fardi/detikJogja
Gunungkidul -

Dua kepala keluarga (KK) yang diserang monyet ekor panjang di Pedukuhan Suru, Kalurahan Kampung, Kapanewon Ngawen, Kabupaten Gunungkidul akhirnya memilih angkat kaki dari rumahnya. Hal itu dilakukan setelah rumahnya terus diganggu kawanan monyet.

Mereka pindah ke Padukuhan Ngelo Lor, Kalurahan Beji, Kecamatan Ngawen, berjarak sekitar 1,5 kilometer dari rumah sebelumnya. Dua pemilik dua rumah itu masing-masing yakni Edi (35) dan Winarno (65). Edi merupakan anak dari Winarno yang sebelumnya juga bermukim berdampingan.

Di tempat tersebut Adi dan Winarno merupakan warga terakhir yang bertahan tinggal. Tetangganya yang lain sudah lebih dulu pindah. Selain dusunnya rawan longsor, keberadaan koloni monyet selalu mengganggu permukiman 5 tahun belakangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awalnya, mereka berdua memilih bertahan tinggal di tempat itu. Namun akhirnya mereka baru bersedia pindah setelah pemerintah memberikan bantuan.

"Dapat dana dan ditemani oleh pendamping (dari Kalurahan, red) dan dibelikan langsung (material, red)," kata Edi kepada detikJogja saat ditemui, Rabu (18/10/2023).

ADVERTISEMENT

Bantuan yang Edi dapatkan, kata Edi, sebesar Rp 30 juta. Untuk rinciannya, Edi memaparkan, Rp 27,5 juta untuk pembangunan rumahnya dan Rp 2,5 juta untuk upah pekerja. Uang bantuan tersebut, lanjut Edi, cair pada Selasa (17/10) sekaligus tanda tangan penerimaan.

Pembangunan rumah barunya, Edi mengatakan, menunggu material datang. Edi memprediksikan material itu akan datang pekan ini sehingga bisa langsung membangun rumahnya.

"Nanti rumahnya jadi satu, posisi rumahnya dempet. Tidak jauh dari rumah awal," ungkap pria yang pekerjaan sehari-harinya sebagai penjual kelapa itu.

Sama halnya dengan Winarno, Dia menjelaskan bahwa keluarganya tidak segera pindah terkendala dana. Nominal bantuan yang didapat, Winarno menyebutkan, sama dengan yang didapatkan Edi, Rp 30 juta.

Alasan lain yang membuat Winarno ingin segera pindah, lanjut Winarno, adalah rumahnya yang direlokasi sekarang berada di wilayah rawan longsor. Selain itu, Winarno menjelaskan, banyaknya monyet di sekitar rumahnya.

"Karena (dulunya, red) teman saya banyak, sekarang tinggal 2 KK," katanya.




(ahr/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads