Dalam forum investasi di Solo, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyentil Universitas Gadjah Mada (UGM) agar tidak melulu ribut soal ijazah. Luhut meminta UGM melakukan studi soal bawang putih. UGM pun angkat bicara soal itu.
Luhut Sentil UGM
Dilansir detikJateng, Luhut melontarkan sindiran itu saat dirinya mengisi acara Solo Invesment Forum di Swiis Bell Solo, Jumat (12/12/2025).
"Universitas Sebelas Maret, Universitas Diponegoro, misalnya, studi tanah-tanah ketinggian seribu meter yang cocok untuk bibit bawang putih. UGM, jangan soal ijazah melulu aja yang diributin. Kalian bikin studi dong, di mana nih di Jawa Tengah ini tempat kita bisa menanam bawang putih," kata Luhut dalam Solo Invesment Forum, Jumat (12/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luhut bilang, Indonesia membutuhkan bibit bawang putih yang tidak hanya produktif, tapi juga tahan terhadap perubahan iklim. Ia mendorong perguruan tinggi untuk melakukan penelitian.
"Bicara bawang putih, kita harus berbicara kualitas dari bibit-bibit yang kita punya. Tidak hanya jumlah, tapi kualitas dan adaptable terhadap perubahan iklim. Di Jogja apa di Jawa Tengah bisa Pak Gubernur," ucap dia sambil menunjuk Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi.
Luhut mengaku sudah melakukan penelitian untuk mencari varietas baru melalui genome sequencing atau pengurutan genom. Ia melakukan penelitian di Danau Toba, di ketinggian 1.400 meter dari permukaan laut.
"Nggak mahal-mahal. Uang kantong saya sendiri kok, paling kuat berapa. Ada profesor-profesor muda kita yang bisa. Mereka buat riset genome sequencing, saya tinggal memfasilitasi mereka. Sekarang sudah sampai pada ujung, mulai produksi jadi bibit yang yield-nya lebih tinggi," ujar dia.
UGM Angkat Bicara
Merespons hal itu, Juru Bicara UGM, I Made Andi Arsana,mengatakan kampusnya telah melakukan banyak penelitian bertopik pertanian, termasuk bawang putih.
"Dapat disimpulkan dengan cukup kuat bahwa UGM sudah dan sedang melakukan berbagai penelitian terkait bawang putih. Termasuk yang berkaitan langsung dengan produktivitas, adaptasi lingkungan, dan ketahanan terhadap perubahan kondisi iklim, terutama iklim mikro (mikroklimat)," kata Made Andi dalam keterangan tertulis yang diterima detikJogja, Selasa (16/12/2025).
Dia mengatakan, respons tersebut berdasarkan informasi dan diskusi dengan Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerjasama (PPUKS) Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc., dan Direktur Penelitian UGM Prof. Dr. Mirwan Ushada, S.T.P., M.App.Life.Sc.
Made Andi menjelaskan, dari katalog data penelitian pertanian UGM tahun 2022 hingga 2024, terdapat total 2.985 penelitian dengan topik pertanian. Penelitian itu meliputi soal produk, mesin, maupun mengembangkan sistem pertanian modern untuk menghasilkan bibit unggul. Komoditas yang diteliti termasuk bawang putih.
Menurut data yang diberikan Made Andi, salah satu riset terkait bawang putih dilakukan oleh Dr. Ir. Endang Sulistyaningsih, M.Sc. dari Fakultas Pertanian. Judulnya 'Optimasi Mikro Klimat Teknologi Budidaya Bawang Putih Dataran Rendah Guna Memperbaiki Kuantitas dan Kualitas Umbi'.
Penelitian tersebut berfokus pada rekayasa lingkungan agar bawang putih varietas Lumbu Putih dapat beradaptasi dan tumbuh optimal di dataran medium hingga rendah.
Made Andi menambahkan, UGM juga menjawab soal perlunya bibit bawang putih yang mampu tumbuh di berbagai kondisi iklim. UGM memaparkan bahwa riset mereka telah menyentuh aspek rekayasa mikroklimat (iklim mikro) dan pengembangan kultivar unggul.
"Terkait bibit, UGM sudah melakukan penelitian dasar dan terapan yang sangat relevan untuk menghasilkan bawang putih yang lebih produktif dan lebih adaptif terhadap perubahan iklim, terutama melalui pendekatan kultivar dan rekayasa mikroklimat," pungkasnya.
(dil/apu)












































Komentar Terbanyak
Bocoran dari Basuki soal Rencana Gibran Berkantor di IKN Tahun Depan
Basuki Hadimuljono Ungkap Gibran Ingin Berkantor di IKN 2026
Jawab Sindiran Luhut, UGM Pamerkan Penelitian Bawang Putih