Video seorang siswa sekolah dasar (SD) Meduri V, Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, membawa bekal dengan lauk ulat viral. Begini kisah di balik video tersebut.
Dilansir detikJatim, Jumat (13/10/2023), video berdurasi 33 detik itu menunjukkan video seorang bocah SD duduk bersama enam teman kelas dan gurunya. Bocah laki-laki itu diminta gurunya membuka bekal makanannya.
Bocah itu tampak polos dan tersenyum saat membuka kotak bekalnya. Dia memperlihatkan bekal empat ulat goreng dan nasi putih di kotak makanannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Uler, Uler iki. Kebangetan 2023, lawuhe ijik uler (Terdengar sambil menahan tawa), mengko biduren pora Le? (nanti biduran tidak nak)," tanya guru kepada muridnya dalam video viral itu.
Bocah itu pun dengan mantap mengaku tak mempersoalkan menu lauknya itu. Dia mengaku menyukai lauknya tersebut.
"Nggak tadi malam saya makan," jawab bocah itu polos. Sementara itu, teman-temannya tampak menutup hidung dan menunjukkan ekspresi muka jijik.
Kisah di Balik Video Viral
Guru yang merekam video tersebut, Jumangin, membenarkan peristiwa tersebut. Guru berusia 36 tahun itu mengaku membuat video itu dibuat untuk mengenalkan kandungan gizi dari menu makanan yang dibawa murid-muridnya.
"Itu ceritanya pada Senin kemarin, kami wali kelas itu biasa dan sudah menjadi program di sekolah, murid-murid kami biasakan bawa bekal makanan. Nah sebelum dimakan, kami tanya makanan apa saja yang dibawa," jelas Jumangin.
"Terus setelah dijawab oleh para siswa, guru memberikan penjelasan makanan yang dibawa serta kandungan vitamin atau lain-lainnya. Kebetulan salah satu siswa itu bekalnya lauk ulat pohon turi yang telah digoreng," sambungnya.
Jumangin mengaku kaget dengan menu yang dibawa muridnya berinisial A. Dia mengaku spontan menyampaikan kekhawatirannya soal menu ulat goreng itu.
"Saya tanya dan dijawab seperti apa yang ada dalam video itu. Jadi nggak ada niat atau tujuan lain kepada anak didik kami yang tidak baik, itu nggak ada. Biasa setiap pelajaran itu kami videokan," ucapnya.
Jumangin menyebut video itu kemudian diminta salah seorang alumni sekolahnya dan diunggah ke media sosial. Namun, karena viral dan mendapatkan reaksi negatif, penggunggah video itu mengaku merasa bersalah.
"Itu viral karena ada alumni siswa sini yang minta video, kami kasih. Tapi di medsos sudah dikasih tulisan yang tidak sesuai, bahkan sepotong-potong, hingga anak yang unggah itu takut dan minta maaf ke saya. Ya saya maafkan, dan ini jadi pelajaran bagi kita semua," pungkasnya.
(ams/aku)
Komentar Terbanyak
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Cerita Warga Jogja Korban TPPO di Kamboja, Dipaksa Tipu WNI Rp 300 Juta/Bulan
Jokowi Diadukan Rismon ke Polda DIY Terkait Dugaan Penyebaran Berita Bohong