Cerita Munculnya Makam Putih saat Waduk Gajah Mungkur Surut

Regional

Cerita Munculnya Makam Putih saat Waduk Gajah Mungkur Surut

M Aris Munandar - detikJogja
Jumat, 15 Sep 2023 20:57 WIB
Makam bermunculan di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri. Foto diunggah Senin (11/9/2023).
Makam yang bermunculan di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. (Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng)
Jogja -

Kompleks makam muncul saat air Waduk Gajah Mungkur surut akibat kemarau. Makam-makam berwarna putih. Sejarawan mengungkap faktanya.

Lokasi makam berada di Lingkungan Jalan Jaban, Kelurahan Wuryantoro, Kecamatan Wuryantoro. Berjarak 200 meter dari jalan perkampungan. Ada makam yang masih utuh, ada juga yang rusak.

Hampir semua kijing (batu penutup makam) berwarna putih, menyerupai batu. Seperti benda kuno.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bukan makam kuno banget sebenarnya. Kisaran 1970-an," jelas Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Komisariat Wonogiri, Dennys Pradita, Selasa (12/9/2023), dilansir detikJateng.

Lokasi munculnya makam dulunya merupakan bagian dari permukiman warga. Saat waduk dibangun pada 1978, warga dipindahkah ke Sumatera. Sementara makam tetap berada tetap di situ.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan catatan, 41.000 warga yang tinggal di 45 desa dan 6 kecamatan di Wonogiri harus dipindah atau transmigrasi karena pembangunan waduk. Waduk mulai beroperasi pada tahun 1980.

Mengapa makam berwarna putih?

Soal kijing makam berwarna putih, Dennys mengatakan di daerah Wonogiri bagian selatan banyak batuan kapur. Pada saat itu, banyak batuan kapur yang juga dimanfaatkan untuk tatanan rumah.

"Biasanya memang (kijing pada 1970-an) pakai batu putih, batuan kapur. Kalau sekarang banyak yang menggunakan semen," kata Dennys.

Makam bermunculan di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri. Foto diunggah Senin (11/9/2023).Makam bermunculan di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri. Foto diunggah Senin (11/9/2023). Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng

Tak hanya di Wuryantoro, kompleks makam juga muncul di berbagai titik saat waduk surut. Seperti Kecamatan Eromoko, Baturetno, dan Nguntoronadi.

Ya seperti itu. Kalau kemarau muncul (makam), hujan (musim) nggak kelihatan. Mulai surut sejak Agustus sampai sekarang ini (semakin surut)," kata Camat Wuryantoro, Soemardjono Fadjari.

Halaman 2 dari 2
(trw/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads