8 Contoh Teks Khutbah Jumat: Penuh Pesan dan Makna

8 Contoh Teks Khutbah Jumat: Penuh Pesan dan Makna

Novi Vianita - detikJogja
Kamis, 07 Sep 2023 21:54 WIB
Beduk besar Masjid Istiqlal. Agung Phambudhy /ilustrasi/detikfoto
8 Contoh Teks Khutbah Jumat: Penuh Pesan dan Makna. Foto: Agung Phambudhy
Jogja -

Contoh teks khutbah Jumat dapat digunakan oleh siapapun yang membutuhkan. Berikut contoh teks khutbah Jumat yang dapat dijadikan sebagai referensi.

Salah satu syarat sah nya sholat Jumat adalah adanya khutbah Jumat, biasanya topik yang dipilih oleh para khatib saat memberikan khutbah adalah yang berkaitan dengan peristiwa yang sedang terjadi atau topik seputar bulan Hijriyah. Khutbah Jumat mengandung pesan-pesan penting yang diperuntukkan bagi jemaah secara umum dan khatib secara pribadi.

Khutbah Jumat biasanya tidak hanya sebagai sarana untuk mengingat keagungan Allah SWT, tetapi juga sebagai sarana pendidikan atau membahas hal-hal yang sedang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Khutbah Jumat menjadi salah satu rukun yang harus dilakukan umat islam ketika melaksanakan salat Jumat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari laman uninus.ac.id dan muhammadiyah.or.id, berikut contoh khutbah Jumat yang bisa dijadikan referensi!

Khutbah 1: Menjaga Keseimbangan dalam Kehidupan

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan kita kesempatan untuk berkumpul di sini pada hari yang mulia ini, Jumat yang penuh berkah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan kita petunjuk sebagai umatnya.

ADVERTISEMENT

Hari ini, saya ingin mengingatkan kita semua tentang pentingnya menjaga keseimbangan dalam kehidupan kita. Islam mengajarkan kita untuk tidak melupakan aspek rohani dan juga aspek duniawi dalam hidup kita. Kita tidak boleh terlalu terfokus pada dunia material sehingga kita lupa untuk mendekatkan diri kepada Allah, namun juga tidak boleh terlalu terfokus pada ibadah sehingga kita lupa untuk menjalankan tanggung jawab kita di dunia ini.

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran (Q.S. Al-A'raf: 31), "Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan."

Dari ayat ini, kita dapat belajar bahwa Islam mengajarkan kita untuk hidup seimbang. Kita harus menjalani kehidupan ini dengan penuh kesederhanaan, menghormati nilai-nilai spiritual, dan menjalankan kewajiban kita dalam masyarakat. Keseimbangan ini akan membantu kita menjadi individu yang lebih baik dan membantu menciptakan masyarakat yang lebih baik.

Kita juga harus ingat bahwa hidup ini singkat, dan hari kita akan tiba ketika kita akan diminta pertanggungjawaban atas segala perbuatan kita di dunia ini di hadapan Allah SWT. Oleh karena itu, mari kita gunakan waktu kita dengan bijak, memprioritaskan hal-hal yang benar-benar penting, dan menjalani hidup ini sesuai dengan ajaran Islam.

Terakhir, saya ingin mengingatkan kita untuk senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar Dia memberikan kita petunjuk dan kekuatan untuk menjalani kehidupan dengan seimbang. Semoga Allah memberkahi kita semua dan menjadikan kita hamba-Nya yang taat. Amin.

Semoga khutbah singkat ini memberikan kita inspirasi untuk menjalani kehidupan yang seimbang antara dunia dan akhirat. Mari kita berusaha menjadi individu yang bermanfaat bagi masyarakat dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT. Terima kasih.

Khutbah 2: Kesabaran dalam Menghadapi Ujian

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan kita kesempatan untuk berkumpul di sini pada hari yang mulia ini, Jumat yang penuh berkah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan kita pedoman dalam hidup ini.

Hari ini, saya ingin berbicara tentang tema kesabaran dalam menghadapi ujian. Setiap orang di dunia ini pasti akan mengalami ujian dalam hidupnya. Ujian bisa berupa kesulitan finansial, masalah kesehatan, atau cobaan lainnya yang datang dalam berbagai bentuk.

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran (Q.S. Al-Baqarah: 155-157), "Dan Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, 'Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un"

Dalam ayat-ayat ini, Allah mengingatkan kita bahwa ujian adalah bagian dari rencana-Nya. Namun, yang lebih penting adalah bagaimana kita merespons ujian tersebut. Salah satu kunci sukses dalam menghadapi ujian adalah kesabaran.

Kesabaran bukan berarti kita harus diam dan pasrah. Kesabaran dalam Islam adalah sikap yang kuat, yang menggabungkan ketenangan dalam menghadapi masalah dengan upaya keras untuk mengatasinya. Rasulullah SAW adalah contoh yang sempurna dalam hal ini. Beliau menghadapi berbagai cobaan dengan sabar dan selalu mencari solusi yang terbaik.

Ketika kita diuji, janganlah kita merasa sendiri. Ingatlah bahwa Allah selalu bersama kita dalam setiap langkah kehidupan. Carilah dukungan dari keluarga, sahabat, dan komunitas kita. Bersama-sama, kita dapat melewati ujian dengan lebih mudah.

Saat menghadapi kesulitan, berdoalah kepada Allah SWT. Allah adalah Dzat yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui, dan Maha Penyayang. Dalam doa, kita bisa mencurahkan isi hati kita dan memohon petunjuk serta kekuatan.

Dalam menghadapi ujian, mari kita ingat bahwa setiap ujian adalah kesempatan untuk memperkuat iman kita, membersihkan dosa-dosa kita, dan mendekatkan diri kepada Allah. Dengan kesabaran, kita akan menjadi lebih kuat dan lebih bijak dalam menghadapi setiap cobaan.

Semoga Allah memberikan kita kesabaran dalam menghadapi ujian, serta membimbing langkah-langkah kita menuju kebahagiaan dan kesuksesan. Terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi kita semua. Amin.

Khutbah 3: Pentingnya bersikap sabar

Kaum Muslimin yang berbahagia,

Sabar adalah adat kebiasaan para nabi dan rasul. Sabar adalah permata yang menghiasi kehidupan para wali. Sabar adalah mutiara bagi orang-orang shalih. Sabar adalah cahaya penerang bagi siapa pun yang menapaki jalan menuju kebahagiaan abadi di akhirat.

Menurut Imam al-Ghazali, kata sabar dan berbagai kata turunannya disebutkan di lebih dari tujuh puluh tempat dalam Al-Qur'an. Di antaranya adalah firman Allah ta'ala:

"... Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan" (QS an-Nahl: 96).

Juga firman Allah ta'ala:

"Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu. Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu" (QS ar-Ra'd: 24).

Hadirin rahimakumullah,

Seseorang yang memiliki sifat sabar bukan berarti ia pengecut, putus asa dan lemah dalam berucap, bertindak, dan mengambil keputusan. Sabar hakikatnya adalah menahan diri dan memaksanya untuk menanggung sesuatu yang tidak disukainya, dan berpisah dengan sesuatu yang disenanginya. Sabar yang merupakan salah satu kewajiban hati ada tiga macam, yaitu:

Pertama, sabar dalam menjalankan ketaatan yang Allah wajibkan.

Pada pagi hari yang suhu udaranya sangat dingin, misalkan, kita harus sabar dalam melaksanakan perintah Allah. Kita paksa diri kita untuk menahan dinginnya udara guna mengambil air wudhu. Pada pagi hari juga, saat tidur adalah sesuatu yang disenangi nafsu kita, kita tahan keinginan nafsu itu, dan kita paksa diri kita untuk menjalankan ibadah shalat Shubuh. Kita lakukan itu semua semata-mata mengharap ridha Allah ta'ala. Inilah yang disebut dengan sabar dalam menjalankan ketaatan yang diwajibkan oleh Allah ta'ala.

Kedua, sabar dalam menahan diri untuk tidak melakukan segala yang Allah haramkan.

Nafsu manusia pada umumnya menyenangi hal-hal yang dilarang oleh Allah. Barangsiapa yang menjauhkan dirinya dari kemaksiatan dengan niat memenuhi perintah Allah, maka pahalanya sangat agung. Para ulama mengatakan bahwa meninggalkan satu kemaksiatan lebih utama daripada melakukan seribu kesunnahan. Karena meninggalkan kemaksiatan hukumnya wajib. Sedangkan melakukan kesunnahan hukumnya sunnah. Tentu yang wajib lebih utama daripada yang sunnah. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa barangsiapa yang menjaga pandangan matanya dari aurat-aurat perempuan yang tidak halal baginya, maka pahalanya lebih besar daripada melakukan seribu rakaat shalat sunnah. Hal itu dikarenakan sabar dalam meninggalkan perkara haram menuntut perjuangan yang luar biasa berat. Yaitu perjuangan melawan setan yang selalu menghiasi kemaksiatan seakan-akan ia adalah sesuatu yang sangat indah dan mempesona. Dan perjuangan melawan hawa nafsu yang seringkali mengajak manusia tenggelam dalam dosa dan keburukan.

Ketiga, sabar dalam menghadapi musibah yang menimpa.

Musibah jika dihadapi dengan sabar akan meninggikan derajat atau menghapus dosa. Musibah banyak macamnya. Perlakukan buruk orang lain pada kita adalah musibah. Begitu juga penyakit yang kita derita, kemiskinan, kecelakaan, kemalingan, kehilangan harta benda, kebakaran, dan lain sebagainya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Tidaklah seorang Muslim tertimpa keletihan, penyakit, kekhawatiran, kesedihan, perlakuan buruk orang lain, dan kesusahan, bahkan duri yang melukainya, melainkan dengan sebab hal-hal itu Allah akan menghapus dosa-dosanya." (HR al-Bukhari).

Jadi orang yang dikehendaki baik oleh Allah, ia akan ditimpa musibah dan diberi kekuatan oleh Allah untuk bersikap sabar dalam menanggung dan menghadapi musibah yang menimpanya.

Khutbah 4: Taqwa sebagai Landasan Hidup

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan kita kesempatan untuk berkumpul di sini pada hari yang mulia ini, Jumat yang penuh berkah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan kita pedoman hidup yang sempurna.

Hari ini, mari kita refleksikan tentang tema penting dalam Islam, yaitu taqwa sebagai landasan hidup kita. Taqwa adalah ketakwaan kepada Allah, sikap takut kepada-Nya, dan usaha sungguh-sungguh untuk menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran-Nya.

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran (Q.S. Al-Hujurat: 13), "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu."

Dari ayat ini, kita dapat memahami bahwa dalam pandangan Allah, taqwa adalah kriteria yang paling penting dalam menilai martabat seseorang. Taqwa bukan hanya tentang menjalankan ritual ibadah, tetapi juga tentang menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran akan Allah dalam setiap tindakan dan perkataan kita.

Taqwa membimbing kita untuk berperilaku dengan kejujuran, integritas, dan kasih sayang terhadap sesama. Ia mendorong kita untuk menjauhi dosa-dosa dan berusaha mencapai kebaikan dalam segala aspek kehidupan. Taqwa juga membantu kita mengendalikan hawa nafsu dan meraih kedekatan dengan Allah.

Sikap taqwa juga melibatkan kesadaran kita bahwa Allah Maha Mengetahui segala yang tersembunyi dan bahwa kita akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan kita di akhirat. Oleh karena itu, taqwa membuat kita selalu waspada dan berusaha untuk hidup sesuai dengan ajaran Islam.

Dalam menghadapi tantangan hidup, taqwa adalah sumber kekuatan. Ketika kita menjalani hidup dengan penuh taqwa, kita akan memiliki ketenangan batin dan keyakinan bahwa Allah akan memandu kita melalui setiap rintangan.

Marilah kita semua berupaya untuk memperdalam taqwa dalam kehidupan kita sehari-hari. Mari kita introspeksi diri kita, memperbaiki kelemahan, dan meningkatkan kebaikan. Taqwa adalah landasan yang kokoh dalam hidup kita, membawa kita menuju kebahagiaan dan keberkahan.

Semoga Allah memberikan kita taqwa yang kuat dan senantiasa membimbing langkah-langkah kita menuju ridha-Nya. Terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi kita semua. Amin.

Khutbah 5: Bersyukur atas Nikmat Allah

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan kita kesempatan untuk berkumpul di sini pada hari yang mulia ini, Jumat yang penuh berkah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menjadi suri tauladan dalam bersyukur atas nikmat Allah.

Hari ini, kita akan berbicara tentang pentingnya bersyukur atas nikmat Allah yang begitu banyak yang telah dianugerahkan kepada kita. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran (Q.S. Ibrahim: 7), "Dan (ingatlah juga), ketika Tuhanmu memaklumkan: 'Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu; tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.'"

Ayat ini mengingatkan kita tentang hubungan yang erat antara bersyukur dan peningkatan nikmat dari Allah. Ketika kita bersyukur, Allah menjanjikan untuk menambahkan lebih banyak nikmat-Nya kepada kita. Ini adalah bukti betapa Allah Maha Pemurah dan Maha Pengasih kepada hamba-hamba-Nya.

Bersyukur adalah sikap yang sangat penting dalam Islam. Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada kita untuk bersyukur dalam berbagai situasi. Beliau bersabda, "Barangsiapa yang tidak bersyukur kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah."

Bersyukur bukan hanya tentang mengucapkan kata-kata terima kasih, tetapi juga tentang mengakui nikmat-nikmat Allah dan menggunakannya dengan baik. Ketika kita bersyukur, kita akan lebih menghargai nikmat-nikmat yang telah kita terima dan akan merasa lebih bahagia dan puas dalam hidup.

Namun, seringkali kita terlalu sibuk dengan urusan dunia sehingga lupa untuk bersyukur. Kita sering mengeluh tentang apa yang tidak kita miliki daripada bersyukur atas apa yang sudah kita miliki. Ini adalah kesalahan yang harus kita hindari.

Mari kita semua merenung dan menghitung nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita. Nikmat kesehatan, keluarga, pekerjaan, dan banyak hal lainnya yang seringkali kita anggap sepele. Mari kita hargai setiap nikmat ini dan bersyukur kepada Allah.

Dengan bersyukur, kita akan mengalami kedamaian dalam hati, kebahagiaan yang lebih dalam hidup, dan peningkatan berlipat ganda dalam nikmat Allah. Bersyukur adalah cara kita menunjukkan rasa terima kasih kepada-Nya yang tidak terhingga.

Terima kasih. Semoga Allah senantiasa memberkahi kita semua dan meningkatkan sikap bersyukur kita. Amin.

Khutbah 6: Kepedulian terhadap Sesama dan Amal Kebaikan

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan kita kesempatan untuk berkumpul di sini pada hari yang mulia ini, Jumat yang penuh berkah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menjadi suri tauladan dalam kepedulian terhadap sesama dan amal kebaikan.

Hari ini, kita akan membahas dua konsep penting dalam Islam: kepedulian terhadap sesama dan amal kebaikan. Islam adalah agama yang mengajarkan kita untuk selalu memperhatikan keadaan sesama kita dan melakukan amal kebaikan sebanyak mungkin.

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran (Q.S. Al-Baqarah: 267), "Hai orang-orang yang beriman, infakkanlah (sebagian) dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan, padahal kamu sendiri tidak akan menerima kecuali dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."

Ayat ini mengingatkan kita tentang pentingnya memberikan sebagian dari apa yang telah Allah berikan kepada kita sebagai bentuk amal kebaikan. Amal kebaikan tidak hanya mencakup memberi dalam bentuk materi, tetapi juga dalam bentuk waktu, perhatian, dan kasih sayang kepada sesama.

Nabi Muhammad SAW adalah teladan utama dalam melakukan amal kebaikan dan peduli terhadap sesama. Beliau bersabda, "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain." Ini mengajarkan kita untuk selalu berusaha memberikan manfaat kepada orang lain sebisa kita.

Selain amal kebaikan, Islam juga menekankan pentingnya kepedulian terhadap sesama. Ketika kita melihat seseorang dalam kesulitan atau kesengsaraan, kita seharusnya merasa tanggung jawab untuk membantu mereka. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang tidak peduli terhadap urusan kaum Muslim, maka ia bukanlah dari golongan mereka."

Kepedulian terhadap sesama dan amal kebaikan juga membantu kita mengembangkan sifat-sifat mulia seperti empati, belas kasihan, dan kedermawanan. Ini adalah sifat-sifat yang mendekatkan kita kepada Allah SWT dan menjadikan kita manusia yang lebih baik.

Dalam kehidupan sehari-hari, mari kita cari peluang untuk melakukan amal kebaikan dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Kita tidak perlu menunggu momen besar, karena tindakan kecil sekalipun bisa memiliki dampak besar pada kehidupan seseorang.

Dengan kepedulian terhadap sesama dan amal kebaikan, kita tidak hanya memperbaiki dunia di sekitar kita tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semoga Allah senantiasa memberkahi usaha kita dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan kebaikan dan kasih sayang terhadap sesama. Terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi kita semua. Amin.

Khutbah 7: Merawat Bumi, Merawat Islam

Dalam kesempatan yang mulia nan berbahagia ini marilah kita bersama-sama menghaturkan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, nikmat dan karunia-Nya sehingga kita bisa berkumpul dan menghadiri salat Jumat pada siang hari ini. Selawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah

Khatib mengingatkan kepada diri sendiri dan para jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya takwa, yakni dengan senantiasa istiqomah melakukan kebaikan-kebaikan yang diperintahkan sekaligus menjauhi dan meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah SWT. Dengan harapan semoga kita semua dapat menjadi hamba-Nya yang menjalankan tugas dan peran sebagai khalifah fi-al-ardh atau penjaga kelestarian planet bumi.

Hadirin jamaah jumat rahimakumullah

Alam semesta merupakan ayat-ayat kauniyyah, sebagai cerminan Keagungan dan Kemuliaan Allah SWT. Dan dengan demikian, maka planet bumi ini beserta segala isinya adalah amanah Allah SWT untuk kita jaga, rawat dan lestarikan, sebagai wujud ketaatan menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan. Allah SWT berfirman:

وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ

"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik."

Begitu pula dalam ayat lainnya, Allah SWT berfirman:

وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَيِّتٍ فَأَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ ۚ كَذَٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتَىٰ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

"Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran."

Dua ayat ini mengandung sejumlah hikmah penting yang perlu kita renungi dan kita jadikan inspirasi dalam menjalankan amanah untuk menjaga planet bumi. Sebagai seorang mukmin, kita secara eksplisit diperintahkan untuk merawat alam dan lingkungan, serta mencegahnya menuju ambang kehancuran. Ini merupakan amanah yang kita emban sebagai hamba yang bertakwa.

Perintah menjaga dan merawat kelestarian lingkungan pada dasarnya merupakan kemaslahatan bagi kehidupan manusia itu sendiri. Jika lautan, sungai, dan udara tercemar oleh limbah pertambangan, industri dan juga pola pengelolaan sampah yang buruk, maka semua konsekuensi akan kembali ke diri kita masing-masing.

Jika laut dan sungai tercemar, maka ekosistem kehidupan di dalamnya juga ikut rusak. Habitat ikan terancam dan fungsi laut bagi ekosistem iklim kita ikut rusak. Begitu pula jika udara tercemar misalnya oleh polutan akibat penggunaan energi fosil dan batu bara, karsinogen yang terhirup oleh paru-paru manusia dapat memicu penyakit-penyakit berbahaya bagi manusia. Sedangkan sampah plastik akan mengkontaminasi bahan makanan yang kita konsumsi setiap hari. Astaghfirullah, Naudzubillah min dzalik!

Menjaga kemaslahatan lingkungan sama artinya dengan menunjukkan rasa syukur kita atas segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Dengan merawat bumi, keteraturan ekosistem akan terjaga dan menebarkan manfaat tidak saja bagi manusia tapi juga untuk seluruh makhluk hidup lainnya.

Merawat bumi dan lingkungan tempat kita tinggal bisa kita lakukan dari hal-hal kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan, menanam berbagai jenis tanaman di pekarangan rumah, mengurangi penggunaan bahan-bahan yang berbahan plastik dan mengurangi penggunaan energi listrik yang mubazir. Karena semua itu akan berdampak pada kondisi iklim bumi kita.

أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ

Khutbah 8: Perintah Islam Menjaga Laut dan Masalah Limbah Nuklir Fukushima

Jamaah shalat Jumat yang berbahagia

Puji syukur tak pernah putus dan lupa senantiasa kita sanjungkan kepada Allah Swt atas segala limpahan kasih sayang dan kerahmatan dalam kehidupan kita setiap hari di muka bumi ini. Tidak ada satu pun zat di dunia ini yang menjadi sandaran bagi seorang mukmin, kecuali Allah Swt. Bagi seorang muslim yang taat, hanya kepada Allah semata-mata kita menyerahkan hidup.

Shalawat serta salam kita berikan kepada Nabi Muhammad Saw, teladan bagi kaum muslim dalam mengarungi kehidupan agar selamat di dunia dan di akhirat.

Jama'ah salat Jum'at yang mudah-mudahan diberkahi Allah

Islam adalah agama peradaban yang mengajarkan pemeluknya untuk meneguhkan posisinya sebagai pelindung dan penjaga bumi, tidak terbatas di daratan tapi juga lautan.

Laut atau al-bahr dalam al-Qur'an di antaranya disebutkan dalam surat an-Nahl ayat 14, al-Furqan ayat 53, dan al-Jasiyah ayat 12.

Dalam setiap ayat-ayat tersebut, laut atau al-bahr adalah wujud kekuasaan dan kasih-sayang Allah Swt terhadap segenap makhluk hidup, termasuk manusia. Ayat-ayat tersebut juga secara langsung menekankan manfaat laut bagi peradaban umat manusia.

Melalui surat an-Nahl ayat 14 Allah Swt berfirman:

وَهُوَ ٱلَّذِى سَخَّرَ ٱلْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا۟ مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا۟ مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى ٱلْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِهِۦ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: "Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging-daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur."

Allah telah menghamparkan laut untuk memenuhi kebutuhan manusia. Laut adalah sumber pangan yang penting bagi manusia. Laut juga adalah sumber rezeki bagi manusia, dan dengan demikian maka kita diajarkan untuk bersyukur.

Anjuran untuk bersyukur dalam ayat ini diimplementasikan dengan mengagungkan asma-Nya baik secara lisan maupun perbuatan. Maka selain harus terucapkan bahwa laut adalah karunia Allah bagi manusia, kita juga harus menjaganya dari kerusakan sebagai implementasi atas rasa syukur tersebut.

Jama'ah sholat Jum'at yang mudah-mudahan dirahmati Allah

Kita sebagai umat muslim di Indonesia telah dirahmati oleh Allah Swt dengan lautan yang sangat luas. Lautan adalah kawasan krusial bagi jutaan penduduk muslim Indonesia yang berfungsi sebagai sumber ketahanan pangan yang bergizi tinggi dan sebagai tempat rezeki bagi banyak orang.

Lautan yang luas tersebut menjaga keanekaragaman hayati biota laut yang menjadi salah satu wujud kerahmatan Allah bagi penduduk Indonesia. Lebih dari 8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut, dan 950 biota terumbu karang. Maka, tidak heran jika Indonesia dijuluki sebagai negara dengan keanekaragaman hayati biota laut terbesar di dunia (marine mega-biodiversity).

Namun sungguh suatu bencana hebat di masa depan tidak akan tercegah lagi jika kita membiarkan pengrusakan laut atas dasar egoisme kita sebagai manusia. Seolah-olah bahwa laut adalah tempat sampah bagi limbah yang dihasilkan untuk mendongkrak peradaban umat manusia yang kehilangan rasa syukur atas arti penting laut.

Telah kita ketahui bersama melalui pemberitaan media belakangan ini bahwa Jepang sudah mulai membuang secara bertahap 1 juta ton air limbah radioaktif dari PLTN non-aktif Fukushima ke Samudera Pasifik pada tanggal 24 Agustus 2023 pukul 13.00 waktu setempat (BBC News Indonesia). Tahap pembuangan ini akan terus berlangsung hingga tahun 2051 menggunakan sistem filterisasi bernama Advance Liquid Processing System (ALPS).

Air limbah tersebut sebelumnya digunakan sebagai pendingin reaktor radioaktif PLTN Fukushima Daiichi yang pada 2011 lalu dihantam tsunami. Penduduk setempat dan juga negara tetangga telah mengajukan protes terkait kebijakan tersebut. Pemerintah Indonesia belum memiliki sikap.

Dalam pandangan Islam, keputusan untuk membuang limbah air pendingin yang masih mengandung zat radioaktif bernama Tritium, isotop alami yang diperoleh dari hidrogen adalah termasuk perbuatan merusak alam.

Sebagaimana ditegaskan dalam surat Ar-Rum ayat 41 Allah berfirman:

ظَهَرَ الۡفَسَادُ فِى الۡبَرِّ وَالۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ اَيۡدِى النَّاسِ لِيُذِيۡقَهُمۡ بَعۡضَ الَّذِىۡ عَمِلُوۡا لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُوۡنَ

Artinya: "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia agar Allah dapat menunjukkan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)"

Tampak sangat jelas bahwa dalam wawasan etika lingkungan Islam, kerusakan yang diperbuat oleh manusia tidak saja mencakup kawasan daratan, tapi juga laut. Jelas pula bahwa pengrusakan ini sama sekali menjadi ancaman bagi peradaban manusia secara keseluruhan, dan merupakan wujud ketidakadilan antar-generasi.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ

Itulah beberapa referensi khutbah jumat, semoga bermanfaat dan selamat hari Jumat yang penuh berkah!

Artikel ini ditulis oleh Novi Vianita peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom




(ahr/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads