Perjuangan Dafit dari Tukang Rongsok-Penjual Burjo di Jogja Kini Jadi Polisi

Perjuangan Dafit dari Tukang Rongsok-Penjual Burjo di Jogja Kini Jadi Polisi

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Selasa, 01 Agu 2023 14:29 WIB
Dafit Dwi Dita Prabowo (21) tukang rongsok dan penjual burjo yang lolos jadi bintara polisi. Foto diunggah Selasa (1/8/2023).
Dafit Dwi Dita Prabowo (21) tukang rongsok dan penjual burjo yang lolos jadi bintara polisi. (Foto: dok. Polres Gunungkidul)
Gunungkidul -

Seorang warga Kalurahan Ngawu, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul bernama Dafit Dwi Dita Prabowo (21) berhasil lolos seleksi bintara polisi di wilayah Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Siapa sangka, sebelum lolos seleksi polisi Dafit ternyata sempat berjualan bubur kacang hijau (burjo) hingga mencari rongsok untuk dijual.

Pemuda lulusan SMAN 1 Tanjungsari Gunungkidul ini sempat mencoba mendaftar polisi pada 2022 lalu. Namun, kala itu perjuangannya tidak membuahkan hasil karena Dafit kram saat ujian renang.

Selama jeda pendaftaran polisi, Dafit sehari-hari membantu orang tuanya di ladang. Dia juga bekerja serabutan mulai dari tenaga dekorasi pengantin milik tetangganya, mencari rongsok hingga berjualan burjo di Jogja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan sambil kerja serabutan itu saya terus latihan fisik, dan belajar akademik," kata Dafit kepada wartawan, Selasa (1/8/2023).

Di sisi lain, Dafit adalah atlet tenis lapangan. Dia menyabet beragam prestasi, di antaranya juara 3 POPDA tenis lapangan tahun 2018, Juara 1 O2SN tenis lapangan tahun 2018, Juara 3 POPDA tenis lapangan tahun 2019 dan Juara 1 KEJURKAB tenis lapangan tahun 2020.

ADVERTISEMENT

Hingga akhirnya Dafit kembali mendaftar polisi tahun ini dan lolos seleksi bintara Polri. Saat ini, Dafit tengah mengikuti pendidikan di sekolah polisi negara (SPN) Selopamioro.

"Saya sangat bersyukur bisa mengikuti Pendidikan Bintara Polri di SPN Selopamioro, ini adalah sebuah kesempatan untuk saya meraih cita-cita menjadi polisi," ujarnya.

Dafit menilai keberhasilannya lolos seleksi bintara Polri tidak lepas dari doa kedua orang tuanya. Dafit berkeinginan mengangkat derajat orang tuanya.

"Saya sukses karena doa orang tua yang selalu mendoakan saya setiap tahapan seleksi. Dan saya ingin mengangkat derajat orang tua saya menjadi lebih baik lagi," ucapnya.

Ibu Dafit, Sudarmi menambahkan sebelum mendaftar menjadi polisi, anaknya memang rajin membantunya di ladang. Dia pun membenarkan anaknya juga bekerja serabutan.

Ibu Dafit yakni Sudarmi mengatakan, bahwa sebelum kembali mendaftar menjadi anggota polri anaknya memang kerap membantu di ladang. Selain itu, Sudarmi tidak menampik jika anaknya juga pernah bekerja serabutan.

"Iya, memang sebelum daftar lagi itu anaknya kerja serabutan mulai dari jualan burjo sampai mencari rongsok," ucap Sudarmi.

Selengkapnya asa dan doa orang tua Dafit yang bakal menjadi polisi.

Sudarmi berharap kisah anaknya ini mematahkan stigma orang kurang mampu sulit menjadi polisi. Selain itu, Sudarmi menilai dukungan orang tua sangat penting dalam mewujudkan cita-cita anak.

"Karena sejak kecil anak saya punya cita-cita jadi polisi, dan sebagai orang tua kami harus mendukungnya," katanya.

Hal senada disampaikan ayah Dafit, Suprihatin. Dia mengaku bangga dengan prestasi anaknya dan berharap Dafit bisa menjadi polisi yang jujur.

"Yang paling mengharukan Dafit ini lolos seleksi benar-benar karena prestasi yang dimiliki. Semoga Dafit bisa menjalankan pendidikan dengan baik dan menjadi polisi untuk mengangkat orang tuanya yang tidak mampu ini seperti layaknya orang lain," harap Suprihatin.

Sementara itu, Kabid Humas Polda DIY Kombes Nugroho Arianto berharap kisah perjuangan Dafit menjadi polisi menjadi inspirasi generasi muda.

"Kisah Dafit ini semoga menginspirasi generasi muda untuk mengisi kegiatan yang positif dan bersemangat untuk mencapai cita-cita," katanya.

Halaman 2 dari 2
(ams/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads