Kasus mutilasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Redho Agustian (20) masih bergulir. Pihak Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menduga Redho dibunuh oleh responden penelitiannya.
Terkait hal itu, Wakapolda DIY Brigjen R Slamet Santoso mengatakan masih mendalami informasi itu.
"Itu masih nanti didalami lagi, Dirreskrimum yang akan menjelaskan," kata Slamet ditemui di UGM, Senin (31/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Slamet, hasil pemeriksaan terhadap informasi-informasi baru itu akan membuka fakta lain dalam kasus ini.
"Iya pasti dari Dirreskrimum nanti akan menyampaikan bagaimana fakta-fakta itu yang ada," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menduga Redho Tri Agustian (20) dibunuh responden penelitiannya. Hal itu karena Redho tengah melakukan penelitian terkait LGBT.
Wakil Rektor V Bidang Kerjasama dan Internasional UMY Prof. Achmad Nurmandi menduga kedua pelaku mutilasi Redho adalah responden penelitian mahasiswa asal Pangkalpinang itu. Terlebih, polisi menemukan Redho dan pelaku mutilasi tergabung dalam grup Facebook (FB) yang tak wajar.
"Iya, indikasinya kan sementara ini ya seperti itu," ucap Nurmandi saat dihubungi wartawan, Kamis (27/7).
Nurmandi menyebut Redho adalah penerima dana hibah penelitian mahasiswa. Dana hibah itu merupakan program dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud Ristek RI tahun 2023.
"Jadi memang sedang meneliti, namanya meneliti kan orang harus mencari informasi," ucapnya.
Apalagi, penelitian yang diangkat Redho terkait kelompok LGBT di Jogja. Akan tetapi, Nurmandi tidak mengetahui latar belakang Redho mengangkat penelitian tersebut.
(rih/aku)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu