Di balik ramainya Reog dan hamparan sawah di Ponorogo, tersimpan sebuah punggungan hijau yang kian diburu para pencari ketenangan. Ialah Gunung Beruk.
Terletak di Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, destinasi yang dulu hanya dikenal warga sekitar itu perlahan bertransformasi menjadi tujuan wisata alam dengan berbagai spot foto, rumah pohon, hingga jalur trekking ringan yang cocok dinikmati bersama keluarga.
Dilansir dari detikJatim, ketinggian Gunung Beruk yang berada di kisaran 700-750 meter di atas permukaan laut (mdpl), membuatnya menawarkan panorama luas ke lembah dan bukit di sekitarnya.
Dari sejumlah titik pandang, pengunjung dapat menikmati cakrawala yang membentang dan hamparan perbukitan yang berpadu dengan barisan pohon pinus, salah satu ikon visual yang kerap menghiasi foto-foto destinasi ini.
Sejarah Gunung Beruk
Dikutip dari laman resmi Pemerintah Desa Karangpatihan, awalnya kawasan ini merupakan lahan berbukit dengan peran ekologis sebagai penyangga hutan dan area bercampur antara kebun rakyat dan tegakan alami.
Seiring waktu, pemuda setempat (melalui karang taruna dan kelompok pengelola) mulai memanfaatkan potensi panorama dan kontur lahan tersebut untuk dikembangkan sebagai objek wisata alam.
Mereka emasang rumah pohon, menata jalur, dan menambahkan fasilitas sederhana agar lebih ramah pengunjung. Inisiatif lokal inilah yang menjadi pintu masuk Gunung Beruk ke peta wisata Ponorogo.
Potensi Wisata berkelanjutan
Dalam jurnal Pemanfaatan Potensi Alamiah Kawasan Gunung Beruk Ponorogo dalam Mendukung Wisata Berkelanjutan karya Eva Elviana, dijelaskan kontur perbukitan, ragam vegetasi, dan iklim sejuk menjadi modal kuat untuk menghadirkan beragam atraksi wisata berbasis lingkungan.
Mulai dari trekking edukatif, birdwatching, hingga aktivitas outbound yang terkelola dengan baik. Jadi, bukan hanya menawarkan spot foto yang menarik, Gunung Beruk juga memiliki potensi alam yang layak dikembangkan secara berkelanjutan.
Meski begitu, perlu perencanaan yang matang agar pengembangan wisata tidak mengganggu fungsi ekologis kawasan. Keseimbangan antara rekreasi dan kelestarian alam menjadi kunci agar Gunung Beruk dapat terus dinikmati tanpa kehilangan karakter alaminya.
Daya Tarik
Meski bukan destinasi pendakian, Gunung Beruk menawarkan sejumlah atraksi yang menarik. Dari punggungan hijau dengan panorama luas hingga spot foto kreatif dan rumah pohon yang menyuguhkan sudut pandang berbeda, kawasan ini menjadi pilihan untuk menikmati suasana alam tanpa harus menempuh jalur berat.
- Rumah pohon dan gardu pandang di antara pohon pinus yang menjadi spot favorit untuk foto berlatar luasnya panorama.
- Trekking pendek yang memudahkan keluarga dan pelajar untuk melakukan kunjungan edukasi.
- Pemandangan matahari terbit/sunset dari punggung bukit yang banyak dicari wisatawan lokal pada akhir pekan.
Fasilitas yang ada masih tergolong sederhana, area parkir desa, pondok-pondok kecil, dan beberapa titik toilet publik. Pihak pengelola masyarakat terus memperbaiki akses jalan dan fasilitas penunjang secara bertahap sesuai kemampuan anggaran desa dan dukungan relawan.
Tips Berkunjung ke Gunung Beruk
Melansir dari berbagai sumber, berikut sejumlah tips yang dapat membantu wisatawan menikmati perjalanan ke Gunung Beruk dengan lebih nyaman dan aman. Simak tips ini untuk pengalaman wisata terbaik.
1. Waktu terbaik
Pilih pagi hari untuk menikmati udara sejuk dan peluang melihat matahari terbit, sore hari juga bagus untuk pemandangan senja. Hindari musim hujan jika tidak berpengalaman karena jalur bisa licin.
2. Pakaian dan Alas Kaki
Gunakan sepatu trekking atau sepatu olahraga yang menutup tumit dengan sol baik. Bawa jaket tipis atau windbreaker karena suhu di punggung bukit bisa lebih dingin.
3. Bawa Air dan Makanan Ringan
4. Siapkan Perlengkapan Dasar
Topi/penutup kepala, sunblock, kacamata hitam, sarung tangan ringan (jika melakukan pendakian lebih terjal), dan senter atau headlamp jika datang sebelum fajar atau pulang malam. Powerbank berguna untuk pengisian ponsel.
5. Kesehatan dan Keselamatan
Bawa obat pribadi dan kotak P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan) sederhana. Informasikan ke pengelola lokal atau teman jika berencana trekking sendirian. Hindari trek berbahaya saat kondisi gelap atau hujan.
6. Jaga kebersihan
Prinsip Leave No Trace, bawa kantong sampah kecil untuk menampung sampah sendiri. Jangan meninggalkan puntung rokok, botol plastik, atau sampah makanan. Jika memungkinkan, ikut kegiatan bersih-bersih komunitas setempat.
7. Hormati Lingkungan dan Budaya Lokal
Jangan memetik tanaman, merusak vegetasi, atau membuat coretan/grafiti di fasilitas alam. Sapa dan hargai warga sekitar, mereka sering mengelola dan menjaga kawasan.
8. Parkir dan Fasilitas
Siapkan uang tunai kecil untuk sumbangan parkir atau donasi ke pengelola lokal, meski area parkir umumnya sederhana, kontribusi membantu perawatan fasilitas. Toilet umum mungkin terbatas, gunakan sebelum berangkat dari desa.
9. Panduan dan Rute
Jika tidak familiar, mintalah peta rute atau panduan lokal (karang taruna/penjaga). Rute utama relatif ringan, tetapi jalur alternatif bisa lebih menantang.
10. Perlengkapan Foto dan Drone
Gunung Beruk populer untuk foto panorama, bawa tripod kecil bila perlu. Untuk penggunaan drone, tanyakan dulu kepada pengelola setempat atau pihak desa, hormati privasi warga dan aturan setempat.
Gunung Beruk menyimpan potensi untuk menjadi ruang edukasi lingkungan, ruang rekreasi keluarga, dan sumber ekonomi lokal jika dikelola dengan prinsip keberlanjutan.
Dengan sinergi masyarakat, pemerintah, dan pengelola hutan, Gunung Beruk berpeluang tumbuh menjadi contoh bagaimana destinasi alam kecil bisa berkembang tanpa merusak dirinya sendiri.
Untuk warga Ponorogo dan pelancong yang rindu udara segar serta panorama pedesaan dari ketinggian, Gunung Beruk menunggu langkah kaki Anda, dengan catatan datanglah sambil menjaga dan merawatnya.
Artikel ini ditulis Muhammad Faishal Haq, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.
Simak Video "Menyaksikan Pembuatan Kapal Phinisi Ikonik di Tana Beru, Sulawesi Selatan"
(ihc/irb)