Desa Wisata Sidomulyo Jember, Panorama Alam di Kaki Gunung Raung

Desa Wisata Sidomulyo Jember, Panorama Alam di Kaki Gunung Raung

Eka Fitria Lusiana - detikJatim
Sabtu, 13 Des 2025 13:00 WIB
Desa Wisata Sidomulyo Jember, Panorama Alam di Kaki Gunung Raung
Desa Wisata Sidomulyo. Foto: Jadesta Kemenparekraf
Jember -

Desa Sidomulyo di Kabupaten Jember bukan hanya menyimpan jejak sejarah yang menarik, tetapi juga menawarkan keindahan alam yang menawan. Berada di kaki Gunung Raung, desa ini memiliki pesona khas yang membuatnya semakin dikenal sebagai desa wisata yang layak dikunjungi.

Keindahan lanskap pegunungan, udara yang sejuk, hingga masyarakat yang menjaga kearifan lokal membuat Sidomulyo berkembang menjadi destinasi lengkap bagi wisatawan.

Selain menyuguhkan panorama alam yang asri, Desa Wisata Sidomulyo juga dikenal dengan produk kreatif dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang inovatif. Berbagai potensi lokal dikemas menjadi atraksi wisata edukatif, sehingga desa ini semakin maju dan mampu menarik minat pengunjung dari berbagai daerah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Desa Sidomulyo Jember

Mengutip dari jadesta.kemenparekraf.go.id, sebelum menjadi desa mandiri, Sidomulyo merupakan bagian dari Dusun Desa Garahan. Nama Sidomulyo berasal dari dua kata bahasa Jawa, sido yang berarti jadi atau menjadi, dan mulyo yang berarti mulia atau sejahtera.

Ketika digabungkan, Sidomulyo memiliki makna "menjadi mulia atau sejahtera". Nama ini membawa harapan agar masyarakat Sidomulyo hidup dalam kemuliaan dan kesejahteraan.

ADVERTISEMENT

Wilayah Sidomulyo juga dikenal dengan sebutan "Jaranan", karena dulunya terdapat Dinas Peternakan yang memelihara banyak kuda (jaran). Selain itu, kesenian jaranan yang berkembang di wilayah ini turut memperkuat julukan tersebut.

Kesenian Jaranan di Desa Wisata Sidomulyo Foto: Jadesta Kemenparekraf

Desa ini juga memiliki sebutan "Selasaan" atau "Selosoan", merujuk pada adanya pasar tradisional yang hanya buka setiap hari Selasa. Pasar tersebut hingga kini menjadi pusat perputaran ekonomi warga Sidomulyo.

Tak berhenti di situ, desa ini menyimpan kisah sejarah mulai dari legenda Damar Wulan hingga peninggalan era kolonial Belanda. Perpaduan antara nilai sejarah dan kekayaan alam membuat Desa Wisata Sidomulyo menjadi destinasi yang sarat makna budaya.

Lokasi Desa Wisata Sidomulyo

Desa Wisata Sidomulyo terletak di Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Jaraknya sekitar 31 kilometer atau sekitar 50-55 menit perjalanan dari pusat Kota Jember. Akses menuju desa ini cukup mudah dan bisa ditempuh menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Daya Tarik dan Tarif Wisata

Ada banyak hal dan daya tarik yang bisa dinikmati selama mengunjungi tempat wisata iniBerikut sederet daya tarik Desa Wisata Sidomulyo.

1. Wisata Alam

Sidomulyo menawarkan pemandangan Gunung Gumitir dan Gunung Raung yang memukau. Gunung Gumitir bahkan membuat kawasan ini dijuluki "Emas Hijau di Ujung Timur Jember". Saat memasuki desa, wisatawan akan disambut Gapuro Agung Sidomulyo yang megah, menghadirkan nuansa seperti memasuki gerbang dunia baru.

2. Wisata Industri Edukasi Kopi

Desa Wisata SidomulyoEdukasi Kopi Desa Wisata Sidomulyo Foto: Jadesta Kemenparekraf

Desa ini terkenal sebagai penghasil kopi robusta berkualitas. Mengutip ppid.jemberkab.go.id, salah satu kopi unggulannya adalah Kopi Ketakasi yang ditanam secara organik di lereng pegunungan.

Wisatawan bisa mengikuti tur kebun, melihat proses panen, penyortiran, penyangraian, hingga belajar menyeduh kopi secara manual. Dengan tarif Rp 10.000, pengunjung sudah bisa mendapatkan edukasi barista sekaligus menikmati secangkir kopi khas Sidomulyo.

3. Wisata Edukasi Rumah Batik

Atraksi di Desa Wisata SidomulyoWisata Edukasi Batik Desa Wisata Sidomulyo Foto: Jadesta Kemenparekraf

Mengutip dari pemdessidomulyo, desa ini juga mengembangkan Batik Sidomulyo dengan motif khas yang terinspirasi dari alam, seperti biji kopi, daun kopi, bunga gumitir, hingga motif pinus.

Proses pembuatannya mempertahankan teknik batik tulis dan cap tradisional, sehingga keaslian dan nilai artistiknya tetap terjaga. Dengan tarif Rp 20.000, wisatawan bisa mengikuti kelas membatik dan membawa pulang hasil karyanya.

4. Wisata Edukasi Raja Domba

Atraksi di Desa Wisata SidomulyoWisata Edukasi di Desa Wisata Sidomulyo Foto: Jadesta Kemenparekraf

Sidomulyo juga memiliki peternakan domba yang cukup populer. Wisatawan dapat belajar cara beternak, mengenali berbagai jenis domba, hingga mencoba menunggangi domba. Menariknya, wisata edukasi ini tidak dipungut biaya alias gratis.

5. Wisata Rumah Akar

Kreativitas warga Sidomulyo terlihat dari pemanfaatan fosil akar kayu yang diubah menjadi karya seni unik, termasuk patung Groot seperti dalam film "Guardians of the Galaxy".

Atraksi di Desa Wisata SidomulyoWisata Rumah Akar di Desa Wisata Sidomulyo Foto: Jadesta Kemenparekraf


Dengan tarif Rp 10.000, pengunjung bisa belajar memoles akar menjadi ornamen atau karya seni bernilai jual.

6. Wisata Sendang Tirto Gumitir

Atraksi di Desa Wisata SidomulyoFoto: Jadesta Kemenparekraf

Tempat ini dikenal sebagai lokasi bersejarah yang diyakini merupakan pemandian favorit Layang Seto dan Layang Kumitir. Konon, siapa pun yang membasuh muka dengan air pancuran asli sendang akan terlihat awet muda dan lekas mendapat jodoh. Masuk ke kawasan ini gratis.

7. Cafe Sawah

Wisatawan dapat menikmati kuliner tradisional seperti nasi jagung ikan asin, sate keong, hingga kelapa muda. Tersedia juga kolam pemancingan dan kolam renang.
KDengan tarif Rp ep5.000, pengunjung bisa menikmati suasana pedesaan sekaligus berenang di kolam Cafe Sawah.

8. Aktivitas Edukatif

Sidomulyo menawarkan beragam aktivitas outdoor seperti camping ground, rafting, hingga jelajah ATV trail yang memacu adrenalin.

Fasilitas yang Tersedia

Beragam fasilitas telah tersedia di tempat wisata yang ini. Desa Wisata Sidomulyo dilengkapi fasilitas umum yang memadai, antara lain sebagai berikut.

  • Area parkir
  • Balai pertemuan
  • Cafetaria
  • Jungle tracking
  • Kamar mandi umum
  • Kios souvenir
  • Kuliner
  • Mushola
  • Outbound area
  • Selfie area
  • Spot foto
  • Tempat makan
  • Wifi area

Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pada pagi hari agar wisatawan bisa menikmati udara segar, pemandangan alam yang jernih, serta aktivitas masyarakat lokal yang menambah nuansa pedesaan.

Artikel ini ditulis Eka Fitria Lusiana, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.




(ihc/irb)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads