- Sejarah Desa Sidomulyo Jember
- Lokasi Desa Wisata Sidomulyo
- Daya Tarik dan Tarif Wisata 1. Wisata Alam 2. Wisata Industri Edukasi Kopi 3. Wisata Edukasi Rumah Batik 4. Wisata Edukasi Raja Domba 5. Wisata Rumah Akar 6. Wisata Sendang Tirto Gumitir 7. Cafe Sawah 8. Aktivitas Edukatif
- Fasilitas yang Tersedia
Desa Sidomulyo di Kabupaten Jember bukan hanya menyimpan jejak sejarah yang menarik, tetapi juga menawarkan keindahan alam yang menawan. Berada di kaki Gunung Raung, desa ini memiliki pesona khas yang membuatnya semakin dikenal sebagai desa wisata yang layak dikunjungi.
Keindahan lanskap pegunungan, udara yang sejuk, hingga masyarakat yang menjaga kearifan lokal membuat Sidomulyo berkembang menjadi destinasi lengkap bagi wisatawan.
Selain menyuguhkan panorama alam yang asri, Desa Wisata Sidomulyo juga dikenal dengan produk kreatif dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang inovatif. Berbagai potensi lokal dikemas menjadi atraksi wisata edukatif, sehingga desa ini semakin maju dan mampu menarik minat pengunjung dari berbagai daerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Desa Sidomulyo Jember
Mengutip dari jadesta.kemenparekraf.go.id, sebelum menjadi desa mandiri, Sidomulyo merupakan bagian dari Dusun Desa Garahan. Nama Sidomulyo berasal dari dua kata bahasa Jawa, sido yang berarti jadi atau menjadi, dan mulyo yang berarti mulia atau sejahtera.
Ketika digabungkan, Sidomulyo memiliki makna "menjadi mulia atau sejahtera". Nama ini membawa harapan agar masyarakat Sidomulyo hidup dalam kemuliaan dan kesejahteraan.
Wilayah Sidomulyo juga dikenal dengan sebutan "Jaranan", karena dulunya terdapat Dinas Peternakan yang memelihara banyak kuda (jaran). Selain itu, kesenian jaranan yang berkembang di wilayah ini turut memperkuat julukan tersebut.
Kesenian Jaranan di Desa Wisata Sidomulyo Foto: Jadesta Kemenparekraf |
Desa ini juga memiliki sebutan "Selasaan" atau "Selosoan", merujuk pada adanya pasar tradisional yang hanya buka setiap hari Selasa. Pasar tersebut hingga kini menjadi pusat perputaran ekonomi warga Sidomulyo.
Tak berhenti di situ, desa ini menyimpan kisah sejarah mulai dari legenda Damar Wulan hingga peninggalan era kolonial Belanda. Perpaduan antara nilai sejarah dan kekayaan alam membuat Desa Wisata Sidomulyo menjadi destinasi yang sarat makna budaya.
Lokasi Desa Wisata Sidomulyo
Desa Wisata Sidomulyo terletak di Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Jaraknya sekitar 31 kilometer atau sekitar 50-55 menit perjalanan dari pusat Kota Jember. Akses menuju desa ini cukup mudah dan bisa ditempuh menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Daya Tarik dan Tarif Wisata
Ada banyak hal dan daya tarik yang bisa dinikmati selama mengunjungi tempat wisata iniBerikut sederet daya tarik Desa Wisata Sidomulyo.
1. Wisata Alam
Sidomulyo menawarkan pemandangan Gunung Gumitir dan Gunung Raung yang memukau. Gunung Gumitir bahkan membuat kawasan ini dijuluki "Emas Hijau di Ujung Timur Jember". Saat memasuki desa, wisatawan akan disambut Gapuro Agung Sidomulyo yang megah, menghadirkan nuansa seperti memasuki gerbang dunia baru.
2. Wisata Industri Edukasi Kopi
Edukasi Kopi Desa Wisata Sidomulyo Foto: Jadesta Kemenparekraf |
Desa ini terkenal sebagai penghasil kopi robusta berkualitas. Mengutip ppid.jemberkab.go.id, salah satu kopi unggulannya adalah Kopi Ketakasi yang ditanam secara organik di lereng pegunungan.
Wisatawan bisa mengikuti tur kebun, melihat proses panen, penyortiran, penyangraian, hingga belajar menyeduh kopi secara manual. Dengan tarif Rp 10.000, pengunjung sudah bisa mendapatkan edukasi barista sekaligus menikmati secangkir kopi khas Sidomulyo.
3. Wisata Edukasi Rumah Batik
Wisata Edukasi Batik Desa Wisata Sidomulyo Foto: Jadesta Kemenparekraf |
Mengutip dari pemdessidomulyo, desa ini juga mengembangkan Batik Sidomulyo dengan motif khas yang terinspirasi dari alam, seperti biji kopi, daun kopi, bunga gumitir, hingga motif pinus.
Proses pembuatannya mempertahankan teknik batik tulis dan cap tradisional, sehingga keaslian dan nilai artistiknya tetap terjaga. Dengan tarif Rp 20.000, wisatawan bisa mengikuti kelas membatik dan membawa pulang hasil karyanya.
4. Wisata Edukasi Raja Domba
Wisata Edukasi di Desa Wisata Sidomulyo Foto: Jadesta Kemenparekraf |
Sidomulyo juga memiliki peternakan domba yang cukup populer. Wisatawan dapat belajar cara beternak, mengenali berbagai jenis domba, hingga mencoba menunggangi domba. Menariknya, wisata edukasi ini tidak dipungut biaya alias gratis.
5. Wisata Rumah Akar
Kreativitas warga Sidomulyo terlihat dari pemanfaatan fosil akar kayu yang diubah menjadi karya seni unik, termasuk patung Groot seperti dalam film "Guardians of the Galaxy".
Wisata Rumah Akar di Desa Wisata Sidomulyo Foto: Jadesta Kemenparekraf |
Dengan tarif Rp 10.000, pengunjung bisa belajar memoles akar menjadi ornamen atau karya seni bernilai jual.
6. Wisata Sendang Tirto Gumitir
Foto: Jadesta Kemenparekraf |
Tempat ini dikenal sebagai lokasi bersejarah yang diyakini merupakan pemandian favorit Layang Seto dan Layang Kumitir. Konon, siapa pun yang membasuh muka dengan air pancuran asli sendang akan terlihat awet muda dan lekas mendapat jodoh. Masuk ke kawasan ini gratis.
7. Cafe Sawah
Wisatawan dapat menikmati kuliner tradisional seperti nasi jagung ikan asin, sate keong, hingga kelapa muda. Tersedia juga kolam pemancingan dan kolam renang.
KDengan tarif Rp ep5.000, pengunjung bisa menikmati suasana pedesaan sekaligus berenang di kolam Cafe Sawah.
8. Aktivitas Edukatif
Sidomulyo menawarkan beragam aktivitas outdoor seperti camping ground, rafting, hingga jelajah ATV trail yang memacu adrenalin.
Fasilitas yang Tersedia
Beragam fasilitas telah tersedia di tempat wisata yang ini. Desa Wisata Sidomulyo dilengkapi fasilitas umum yang memadai, antara lain sebagai berikut.
- Area parkir
- Balai pertemuan
- Cafetaria
- Jungle tracking
- Kamar mandi umum
- Kios souvenir
- Kuliner
- Mushola
- Outbound area
- Selfie area
- Spot foto
- Tempat makan
- Wifi area
Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pada pagi hari agar wisatawan bisa menikmati udara segar, pemandangan alam yang jernih, serta aktivitas masyarakat lokal yang menambah nuansa pedesaan.
Artikel ini ditulis Eka Fitria Lusiana, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.
(ihc/irb)

















































