Desa Pancasila Balun Kini Jadi Wisata Religi dan Edukasi di Lamongan

Desa Pancasila Balun Kini Jadi Wisata Religi dan Edukasi di Lamongan

Eko Sudjarwo - detikJatim
Kamis, 01 Jun 2023 12:59 WIB
Indahnya toleransi di Desa Balun Lamongan
Para siswa belajar toleransi di Desa Balun Lamongan (Foto: Eko Sudjarwo/detikJatim)
Lamongan -

Desa Balun dikenal sebagai Desa Pancasila karena keragaman dan kerukunan antar umat beragama. Kini, desa tersebut menjadi salah satu desa wisata religi dan edukasi.

Salah seorang anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Balun, Suwito mengungkapkan, sejak adanya penerapan Kurikulum Merdeka, banyak pelajar datang ke sini. Karena, salah satu karakteristik dari Kurikulum Merdeka adalah adanya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

"Setiap hari selalu ada saja pelajar yang datang ke desa ini, bahkan kadang sehari ada lebih dari 1 kelompok sehingga kami harus mengatur jadwal," kata Suwito, Kamis (1/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Desa Balun ini juga terdapat makam Mbah Alun yang kerap menjadi jujugan wisata religi. Sejak lama, makam ini sudah menjadi salah satu tujuan ziarah warga Lamongan, terutama di hari Jumat Kliwon.

Selain itu, 3 rumah ibadah yang ada di desa ini juga menjadi destinasi wisata edukasi. Ketiga rumah ibadah tersebut adalah Masjid Miftahul Huda, Gereja Kristen Jawi Wetan dan juga Pura Sweta Maha Suci. Bahkan, sepekan terakhir, angka kunjungan di Desa Balun makin meningkat.

ADVERTISEMENT

"Jadi yang datang ke sini itu mulai anak-anak TK, SD, SMP hingga SMA yang datang dari banyak tempat di Lamongan, bahkan luar kota," ujar Suwito.

Indahnya toleransi di Desa Balun LamonganPara siswa belajar toleransi di Desa Balun Foto: Eko Sudjarwo/detikJatim

Kepada para siswa yang datang, pihaknya memperlihatkan kemajemukan Desa Balun dengan 3 agama dan rumah ibadah yang saling berdekatan. Pihaknya ingin memberi ilmu kepada para pelajar yang datang bahwa perbedaan bisa untuk saling menguatkan.

"Kami ingin memberikan pembelajaran bahwa meskipun kita berbeda-beda tetapi ke depan kesatuan dan persatuan Indonesia sebagai NKRI ini harus tetap dipertahankan," paparnya.

Salah seorang guru yang membawa anak-anak didik mereka ke Desa Balun yakni guru dari SDN Rejosari yang beralamat di Desa Rejosari, Kecamatan Deket, Lamongan. Kepala SDN Rejosari Arumi mengaku, ia dan para guru sengaja membawa para siswa mereka ke Desa Balun sebagai bagian dari penerapan Kurikulum Merdeka. Arumi membawa semua anak-anak SD mulai dari kelas 1 hingga kelas 5 ke desa Balun.

"Kami ingin menunjukkan pada para siswa tentang keanekaragaman budaya dan agama yang ada di Indonesia, yang di Lamongan diwakili oleh Desa Balun supaya anak-anak tahu dan mengerti bahwa meski berbeda keyakinan itu kita bisa hidup berdampingan," paparnya.

Hal yang sama juga diakui salah seorang siswa SD yang datang ke Desa Balun, Ajwa. Ia senang diajak bapak ibunya berkunjung ke Desa Balun dan belajar aneka ragam budaya dan agama di Indonesia.

"Bangga ternyata semuanya bisa hidup berdampingan dengan rukun dan damai," pungkasnya.




(hil/fat)


Hide Ads