Helen Prisela, korban tewas ke-132 Tragedi Kanjuruhan sempat terinjak-injak saat insiden tersebut berlangsung Sabtu (1/10/2022) mlam. Hal ini ditemukan gumpalan darah di perut Helen.
Saat kejadian, memang ratusan Aremania berdesakan berusaha menyelamatkan diri. Pasalnya, polisi menyemprot gas air mata ke tribun untuk mencegah suporter turun ke lapangan. Akibatnya, para suporter merasa engap hingga terjadi kepanikan kala berusaha keluar dari stadion.
Pengasuh Ponpes PPAI Al Aziz Banjarpatoman, Desa Amadanom, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, KH Muhammad Said sekaligus paman korban mengatakan, saat dirawat di RSSA Malang, dokter memutuskan untuk melakukan tindakan operasi pada Helen. Setelah hasil diagnosa menemukan adanya darah di bagian perut Helen, gumpalan darah itu kemudian harus dikeluarkan.
"Informasinya, ketika sore lagi dibersihkan badannya, kok terus lemes. Sama dokter kemudian diambil keputusan operasi. Karena menurut diagnosa dokter ada pendarahan di bagian perut," terang Said.
Pasca-operasi, kondisi Helen justru semakin memburuk, mahasiswa semester 7 jurusan kebidanan di RST Soepraoen ini mengalami koma hingga ajal menjemput, Selasa (11/10) pukul 14.25 WIB.
"Iya (koma), setelah dilakukan operasi," ujar Said.
Informasi yang diperoleh pihak keluarga, Helen diduga terinjak-injak setelah terjatuh ketika terjadi kepanikan penonton. Hal itu diduga menjadi penyebab timbulnya luka hingga pendarahan di bagian perut Helen. Namun, belum diketahui di mana posisi persis peristiwa itu terjadi.
"Kata dokter sakitnya itu paling parah pendarahan di perut, kata dokter harus dioperasi. Diagnosa mungkin terinjak-injak ada luka, ada darah harus dilakukan operasi. Sempat dijenguk Pak Jokowi di rumah sakit," ungkap Said.
Meskipun masih berat, namun keluarga berusaha mengikhlaskan kepergian Helen. Sebab, wanita berusia 20 tahun ini telah berjuang melawan sakit yang dideritanya selama 10 hari.
"Semua sudah berusaha maksimal tapi hasil akhirnya begini. Ini musibah, jangan terjadi lagi, semoga yang meninggal diberikan maghfiroh," imbuh Said.
Dalam kesempatan ini, Said berharap Tragedi Kanjuruhan bisa diusut tuntas. Keluarganya menaruh harapan tinggi pada pemerintah yang telah membentuk tim independen.
"Kemudian untuk persoalan hukum kita pasrah, karena sudah ada yang berkewajiban untuk menyelesaikan itu, kita ikut saja," tegas Said.
Helen dikenal periang di lingkungannya. Kepribadian itu sekaligus menjadikan Helen memiliki banyak teman. Helen merupakan perempuan yang menggemari Arema FC, tak heran jika ia selalu datang menonton ke Kanjuruhan ketika Singo Edan berlaga.
Simak Video "Video: Longsor-Pohon Tumbang Tutup Jalur Lintas Selatan Lumajang-Malang"
(hil/fat)