Jajanan jenang candil sedang naik daun di Kota Blitar. Ragam isian dengan warna menarik menjadi magnet pembeli penasaran ingin mencicipi rasanya.
Seperti lapak jenang candil Wahyuni di sisi selatan GOR Soekarno-Hatta Jalan Kalimantan yang selalu ramai. Ia sampai memberikan nomor antrean untuk kenyamanan pelanggan.
Pembeli dilayani secara berurutan sesuai nomor antrean. Lapak jenang candil ini mulai buka sekitar pukul 10.00 WIB. Tak sampai tiga jam, kuali-kuali yang berisi beraneka macam jenang itu tandas terbeli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deretan gerabah kuali berisi jenang dengan aneka warna memang sangat menarik untuk didekati. Ada jenang ketan hitam, kacang hijau, sumsum putih dan hijau, mutiara dan grendhul atau candil kuning dan ungu. Jenang candil menjadi favorit hingga membuat lapak ini cepat dikenal banyak orang.
Candil kuning dan ungu di lapak Wahyuni sangat menggugah selera. Wahyuni mengaku memilih bahan dasar ubi madu dan ungu yang masih segar. Sebab, tekstur ubi tersebut bisa menghasilkan jenang candil yang sempurna dan rasa manis natural.
![]() |
"Soalnya kalau bukan ubi madu rasa manisnya kurang kalau dibikin candil. Tekstur daging ubi madu dan ubi ungu agak padat, sehingga lebih mudah dibentuk bulat-bulat sempurna. Dan ketika digodok itu tidak mudah ambyar," terang warga Tanjungsari Kota Blitar ini, Rabu (11/10/2023).
Dari jenang candil ini, lanjut Wahyuni, lapak yang sebenarnya bernama Kuali Nusantara justru lebih dikenal dengan julukan Bubur Candil. Perempuan berusia 28 tahun ini memanfaatkan promosi melalui media sosial secara massif.
Tak heran, walaupun dibilang pemain baru di usaha kuliner, namun sejak buka sekitar tiga bulan lalu, lapaknya tak pernah sepi pembeli. Setiap hari ia menghabiskan 2,5 kilogram tepung kanji, 1,5 kilogram tepung beras, 2 kilogram ubi madu, dan 2 kilogram ubi ungu.
Dari bahan-bahan itu bisa menghasilkan 130 porsi bubur candil per hari. Wahyuni sendiri menjual bubur candil Rp 7.000 per porsi.
Seorang pembeli bernama Lukman mengatakan tertarik mengunjungi lapak ini karena promosi di medsos. Jenang yang bervariasi dipadukan dengan santan kental dan gula aren cair, cocok bagi milenial yang rindu jajanan tradisional karena dikemas kekinian.
"Rasanya gurih, manisnya pas dan otentik rasa gula arennye. Jenang lebih variatif dan sangat menarik minat orang untuk membeli dan mencoba rasanya," ucap Lukman.
(irb/fat)