Tahu Lontong Mbah Marno, Kuliner Legendaris Kota Blitar yang Bikin Kangen

Tahu Lontong Mbah Marno, Kuliner Legendaris Kota Blitar yang Bikin Kangen

Erliana Riady - detikJatim
Rabu, 05 Jul 2023 08:21 WIB
Tahu Lontong Mbah Marno yang legendaris di Blitar
Tahu Lontong Mbah Marno yang legendaris di Blitar (Foto: Erliana Riady/detikJatim)
Kota Blitar -

Bosan makan olahan daging usai Hari Raya Idul Adha? Para pemudik di Blitar saatnya berburu kuliner tradisional yang melegenda. Nah, tahu lontong Mbah Marno bisa menjadi pilihan, asal detikers sabar antrenya ya!

Anglo arang kayu di rombong Mbah Marno sudah mulai mengepulkan asap setiap pukul 16.45 WIB. Namun, mereka baru melayani pembeli sejak pukul 17.00 WIB. Mbah Marno memang tergolong penjual yang disiplin.

Pantauan detikJatim, bahkan sebelum buka, antrean pembeli mengular ke luar halaman sampai di Jalan Kenari. Lokasi berjualan tahu lontong Mbah Marno ini ada di depan SMPN 2 Kota Blitar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berderet mobil berplat luar kota terpantau pada libur panjang akhir pekan ini. Suasana antrean makin banyak terlihat menjelang pukul 19.00 WIB. Beberapa rombongan keluarga mulai berdatangan, terutama berasal dari luar Blitar.

"Hahaha... antrenya lumayan lama. Tapi terbayar juga sama rasa tahu lontong di sini yang memang enak ya. Porsinya cukup mengenyangkan, rasanya gurih manis pedas menyatu. Tapi ini rasa tradisional banget, kaya gak ada MSG-nya," ujar Silvi, pembeli dari Jakarta yang mudik ke Blitar, Rabu (5/7/2023).

ADVERTISEMENT

Yup...Yosep Sumarno memang mempertahankan keaslian dagangannya. Mulai dari anglo arang untuk menggoreng tahu, lontong dibuat sendiri dengan proses memasak berjam-jam hingga bumbu tahu lontong yang medok.

Tak lupa, parutan kelapa rempah atau gebing untuk menambah cita rasa gurih masakannya. Mbah Marno juga menambahkan irisan acar timun agar tahu lontongnya terasa segar.

Tahu Lontong Mbah Marno yang legendaris di BlitarAntrean tahu lontong Mbah Marno yang legendaris di Blitar Foto: Erliana Riady/detikJatim

Pria berusia 76 tahun ini merupakan generasi ke-4 penerus jualan tahu lontong di Jalan Kenari Kota Blitar. Dia mulai menggantikan ibunya berjualan sekitar tahun 1990. Ceritanya, sejak zaman Belanda, buyutnya sudah berjualan tahu lontong. Dengan gerobak pikul, sang buyut berjalan keliling berjualan tahu lontong.

"Baru saat ibu saya itu jualan manggrok di perempatan Kawi. Dulu di situ ada gedung bioskop, jadi laris jualannya. Tapi di era Soeharto semua pedagang dioprak-oprak suruh pergi. Sampai seng atap kami jualan ikut diambil satpol PP," tutur Marno.

Marno mengaku miris mengingat kejadian itu. Ibunya sampai menangis histeris karena ladang penghasilan mereka rusak berantakan. Lalu seorang tetangga melihatnya. Dia kemudian menawarkan mereka berjualan di pekarangan depan rumahnya yang cukup luas. Lokasinya tepat di depan SMPN 2 Kota Blitar.

"Akhirnya kami jualan terus di sini sampai sekarang. Saya baru menggantikan ibu saya jualan tahun 1990. Sampai anak saya lima lulus sekolah semua juga dari jualan tahu lontong ini," ungkapnya.

Satu porsi tahu lontong Mbah Marno seharga Rp 8.000. Pembeli bisa juga meminta tahu bumbu plus nasi. Dalam sehari, Mbah Marno hanya memasak beras 2 kilogram untuk nasi, 2 kilogram beras untuk lontong dan 50 buah tahu untuk digoreng.

Walaupun pembelinya tiap hari makin bertambah, namun Mbah Marno tak serakah. Dia tetap menyiapkan sekitar 60 porsi tahu bumbu setiap hari. Katanya, selain usianya makin renta, rupanya Mbah Marno sangat paham strategi marketing makanannya yang tergolong klasik dan otentik.

"Ya biar pada kangen dan menunggu dapat giliran makan di sini," pungkasnya terkekeh.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads