Komunitas Gerakan Mengajak Sedekah atau Geng Gemes Surabaya telah menyekolahkan ratusan anak jalanan di Surabaya hingga lulus. Total ada 230 anak yang disekolahkan dari berbagai jenjang serta 150 anak lainnya sudah menamatkan pendidikan tingkat SMA.
Ketua Yayasan Geng Gemes Hadi Prayitno mengungkapkan bahwa gerakan menyekolahkan anak-anak jalanan ini bermula saat dirinya dan rekan-rekan se-gengnya dapat laporan ada seorang anak yang bekerja di warkop, yang ternyata anak itu bekerja untuk membiayai sekolahnya.
"Suatu saat kami menemukan laporan dari seorang juragan warkop. Anak yang jaga di situ sangat ingin sekolah. Tujuannya ke situ gaji diminta setengah. Setengahnya disimpan siapa tahu tahun depan bisa sekolah. Juragan warkop itu menghubungi kami. Akhirnya kami konfirmasi datanya dan anak itu kami sekolahkan," ujar Hadi saat dihubungi detikJatim, Rabu (28/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hadi melanjutkan setelah berhasil menyekolahkan anak itu, ia dan rekan-rekan se-gengnya terus mengumpulkan iuran swadaya untuk anak-anak jalanan maupun yatim piatu lainnya hingga ada ratusan anak yang sampai saat ini bisa dibiayai.
Dia kemudian membentuk komunitas melalui media sosial Facebook untuk menggalang dukungan lebih banyak lagi agar bisa menyekolahkan semakin banyak anak serta mulai mengadakan kegiatan-kegiatan sosial lainnya.
"Awal mula kami berjalan menyekolahkan 4 orang yatim piatu. Beberapa bulan sudah sampai 10 anak, lanjut 20 anak. Kami sempat mulai goyah karena kami hanya urunan. Barulah kami membuka grup Geng Gemes. Harapannya kami bisa dibantu di FB," kata Hadi.
Selain menyekolahkan anak-anak jalanan dan yatim piatu, ada kegiatan lain yang dilakukan komunitas Geng Gemes ini seperti mengajar anak-anak jalanan secara sukarela. Para relawan yang terlibat dalam komunitas ini mengajarkan kemampuan dan keterampilan dasar seperti membaca dan menulis.
"Awal mula pendidikan, tapi mulai merambat ke beberapa hal. Pertama kami support pendidikan jalanan. Sabtu Minggu rutin ada di Petojo. Ada 40-50 anak. Rata-rata anak jalanan," katanya.
![]() |
Program lain yang dilaksanakan oleh komunitas Geng Gemes ini diantaranya program Mbah Angkat dan menyediakan rumah singgah di dekat Dr Soetomo untuk para pasien maupun keluarganya yang membutuhkan tempat istirahat untuk sementara.
"Ada juga pembagian sembako untuk lansia, tiap bulan sekali dan uang saku. Untuk sekarang kami ada 20 Mbah Angkat, mereka tinggal sebatang kara," ujar Hadi.
"Lalu kami mulai merembet ke rumah singgah yang kami kontrak untuk orang-orang yang ingin berobat di Dr Soetomo dari luar kota. Kami sediakan tempat tinggal gratis. Kami jamin makan dan antar jemput gratis, ada 2 ambulance pula yang kami siapkan," tambahnya.
Saat ini, komunitas yang telah berdiri sejak 2016 dengan 15 orang pengurus inti serta puluhan relawan itu juga sedang menyiapkan pembangunan panti asuhan.
Mereka berharap pembangunan panti asuhan ini bisa berjalan dengan lancar sehingga bisa memberikan dampak yang lebih luas untuk masyarakat, khususnya untuk anak yatim piatu dan anak jalanan.
Tentu ada banyak kendala yang dihadapi, mulai dari pendanaan hingga tantangan untuk merawat anak-anak jalanan agar mau kembali bersekolah sehingga mendapatkan pendidikan yang layak.
![]() |
"Salah satunya kendala pendanaan karena swadaya beberapa orang jadi jangkauan belum terlalu luas. Tapi tantangan terbesarnya mengajak anak jalanan agar mau kembali ke sekolah. Bisa sampai 3-6 bulan kami ikut mereka di jalanan hingga kami bisa merebut hati mereka agar mau sekolah lagi. Kadang ada juga pas ujian, kami jemput mereka kami antarkan ke sekolah," tutur Hadi.
Hadi percaya bahwa pendidikan adalah salah satu kunci untuk mengentaskan permasalahan anak jalanan. Oleh karena itu dirinya bersama komunitas Geng Gemes Surabaya akan terus berkomitmen untuk bisa membuka akses pendidikan yang layak bagi para anak jalanan ini.
"Kadang ingin bebas anjal, tapi tidak ada yang ingin mengenalkan mereka ke circle baru. Yang bisa membawa mereka kembali ke jalan benar yang paling mudah adalah lewat pendidikan. Harapan kami ke depan anak-anak jalanan ini bisa lebih baik dari kami," pungkas Hadi.
Jika komunitas di Jatim memiliki agenda kegiatan yang menarik bisa berbagi info dengan detikjatim melalui alamat email: redaksi@detikjatim.com.
(dpe/iwd)