Selama ini masyarakat dapat mengetahui informasi prediksi cuaca melalui BMKG. Namun, mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Ahmad Atsnal Fikri menciptakan sebuah inovasi yang dapat memprediksi cuaca yang berbeda dengan BMKG.
Fikri sapaan akrabnya membuat tugas akhir berjudul 'Model Prediksi Cuaca dengan Analisis Time Series Menggunakan Algoritma Artificial Neural Network (ANN)'. Dari sana, ia berhasil menciptakan inovasi membuat program prediksi cuaca menggunakan algoritma ANN.
Menurut Fikri, penggunaan algoritma ANN ini memiliki manfaat bagi masyarakat, khususnya untuk melihat hasil prediksi cuaca.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tujuan utama saya mengambil tugas akhir ini, agar masyarakat dapat melihat prediksi cuaca yang akan datang. Karena cuaca ini kan berubah-ubah, dengan adanya program ini masyarakat dapat bersiap menghadapi perubahan cuaca," kata Fikri saat ditemui detikJatim di Untag Surabaya, Minggu (25/2/2024).
Inovasi prediksi cuaca ini memiliki keakuratan di atas 70%. Di mana memungkinkan perubahan cuaca tidak jauh berbeda dari yang dilihat pada data.
"Hasil penelitian dari program ini adalah akurasi prediksi seperti perubahan suhu 98,69%, kelembapan 98,42%, tekanan air laut 99,92%, jarak pandang 95,02%, kecepatan angin 70,72% dan curah hujan 84,56%," ujarnya.
Fikri menjelaskan program ini memiliki visualisasi seperti grafik dan tabel. Harapannya, masyarakat bisa membaca data dengan mudah.
"Jadi di dalam program nanti sudah terdapat visual grafis dan tabel saat prediksi cuaca muncul. Sehingga masyarakat yang melihat data lebih mudah untuk membacanya," jelasnya.
Inovasi yang dibuat sudah memiliki data perkiraan cuaca dari tiga wilayah, yakni Sidoarjo, Gresik dan Banyuwangi. Namun, masyarakat juga dapat menambahkan data wilayah yang ingin diprediksi asalkan data tersebut tersimpan di National Oceanic and Atsmospheric Administration (NOAA).
Saat ini program yang dibuat masih menggunakan sistem website lokal atau localhost, sehingga belum bisa diakses menggunakan device lain. Tetapi hal ini akan dijadikan pandangan untuk pengembangan program inovasi ini.
"Untuk mengakses program ini, masyarakat harus memiliki file yang saya buat karena belum dapat terakses melalui online. Besar harapan saya program ini dapat diakses melalui online dan menambahkan inovasi-inovasi lanjutan yang mendukung program ini," harapnya.
Sementara dosen pembimbing, Supangat MKom ITIL COBIT CLA menyebut inovasi buatan mahasiswanya ini berbeda dengan BMKG. Pertama terkait akumulasi prediksi cuaca hingga satu tahun ke belakang dan real time cuaca terbaru saat itu juga.
"Data yang bisa diprediksi kita bisa akumulasi data lama sampai setahun. Di BMKG kalau gak salah harian, kita bisa memprediksi lebih lama, algoritmanya keluar. Kedua akurasi lebih baik dari yang dipunyai BMKG, kita akurasi sekitar 85% dan akan kita kembangkan lagi. Kita update bisa melihat prediksi cuaca terbaru. Real time, setiap saat," pungkasnya.
(esw/iwd)