Peneliti muda dari Untag Surabaya Wiranti Kusuma Dewi dan Stefanus Diky Setyawan berhasil meraih medali perunggu dalam ajang Internasional. Juara tersebut didapat dari kategori International Ideapaper Competition (IIC) pada kompetisi International Ideapaper Festival (IIFEST) 2025.
Kompetisi IIFEST 2025 mengusung tema "Shaping a Better Tomorrow: Innovative Solutions to Global Challenges" yang diselenggarakan oleh Exalter Students, sebuah organisasi yang mendorong pertumbuhan, pembelajaran, dan inovasi di kalangan mahasiswa serta peneliti muda.
Format kompetisi ini bersifat hybrid, dengan sesi presentasi daring yang berlangsung pada 22 Februari 2025, serta sesi tatap muka yang diadakan di Semarang, Jawa Tengah, pada 23 Februari 2025.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wiranti dan Diky membentuk tim bernama Sparkling Team. Mereka memilih topik Environmental Sustainability, dengan mengembangkan inovasi bernama EcoPath, sebuah teknologi biopaving berbasis bio-material yang memanfaatkan bio-minyak hasil daur ulang limbah biomassa serta teknologi Microbial-Induced Calcite Precipitation (MICP) untuk menciptakan material jalan yang lebih ramah lingkungan.
Diky, mahasiswa Sastra Inggris Untag Surabaya mengatakan, inspirasi EcoPath berasal dari perhatiannya terhadap limbah biomassa yang sering terbuang sia-sia.
"Kami terinspirasi dari banyaknya proyek pembangunan jalan yang kurang memperhatikan dampak lingkungan. Selain itu, saya sering melihat limbah biomassa yang sebenarnya bisa dimanfaatkan lebih baik, tapi malah terbuang sia-sia. Dari situ, kami kepikiran bagaimana kalau kedua hal ini digabungkan untuk menciptakan solusi yang lebih ramah lingkungan," kata Diky, Kamis (13/3/2025)
Mereka berupaya menciptakan infrastruktur jalan yang lebih ramah lingkungan tanpa mengorbankan kualitas dan ketahanan. Selain itu, timnya ingin memanfaatkan limbah biomassa, agar tidak terbuang sia-sia serta mengurangi jejak karbon dari sektor infrastruktur yang berkontribusi besar terhadap perubahan iklim.
"Dengan inovasi ini, kami berharap dapat memberikan solusi nyata bagi pembangunan infrastruktur yang lebih hijau dan mendukung upaya global dalam menjaga kelestarian lingkungan," ujarnya.
Meski berhasil meraih prestasi, masih ada tantangan besar dalam pengembangan EcoPath, yaknj mencari material yang kuat, tahan lama, tetapi tetap ramah lingkungan. Selain itu, mereka juga harus mempertimbangkan aspek biaya produksi, proses implementasi, serta penerimaan masyarakat terhadap inovasi ini.
"Solusi yang kami tawarkan adalah menggunakan bio-material sebagai bahan utama dalam pembangunan jalan. Dengan memanfaatkan bio-minyak hasil daur ulang dan teknologi MICP, kami berharap bisa menciptakan jalan yang lebih berkelanjutan, efisien, dan punya dampak positif bagi lingkungan," jelasnya.
Karena masuk dalam kategori IIC, Diky dan Wiranti tidak melalui proses inkubasi. Namun, selama kompetisi mendapat banyak wawasan dan masukan dari mentor serta juri yang membantu mempertajam ide mereka.
"Juri menyarankan agar memperhatikan skala penggunaan teknologi ini, apakah bisa diterapkan secara luas atau lebih baik difokuskan di area tertentu terlebih dahulu untuk uji coba," ujarnya.
Selain itu, juri juga menekankan pentingnya analisis biaya dan skalabilitas. Karena salah satu masukan dari juri lebih fokus pada aspek implementasi dan studi kelayakan. Lalu disarankan ke timnya untuk mempertimbangkan bagaimana ide ini bisa diterapkan secara nyata, termasuk dalam hal biaya dan skalabilitasnya.
Diky jug berbagi motivasi bagi mahasiswa lain yang ingin mengikuti kompetisi serupa. Pentingnya tidak takut gagal dalam berprestasi.
"Kami berharap inovasi berbasis penelitian bisa terus berkembang dan benar-benar diterapkan untuk mengatasi tantangan global, khususnya di bidang keberlanjutan lingkungan. Nggak perlu takut gagal, karena setiap proses pasti membawa pembelajaran baru. Percaya bahwa ide kalian bisa memberikan perubahan," tuturnya.
Sementar Wiranti Kusuma Dewi, mahasiswa asal Teknik Industri Untag Surabaya menjelaskan latar belakang inovasi yang mereka pilih dapat memberikan solusi ramah lingkungan.
"Kami percaya bahwa keberlanjutan lingkungan adalah isu yang sangat mendesak saat ini. Kami ingin berkontribusi dengan menciptakan solusi yang ramah lingkungan, khususnya dalam pembangunan infrastruktur jalan yang lebih berkelanjutan, baik di daerah pedesaan maupun perkotaan," kata Wiranti.
Wiranti berharap, inovasi berbasis penelitian dapat terus berkembang dan memberikan manfaat nyata bagi dunia.
"Jangan takut untuk mencoba! Setiap langkah kecil yang kita ambil bisa berdampak besar ke depannya. Terus berinovasi, terus belajar, dan jangan ragu untuk mengejar ide-ide besar kalian," tandasnya.
Keberhasilan Sparkling Team dari Untag Surabaya di IIFEST 2025 membuktikan bahwa inovasi anak bangsa mampu bersaing di tingkat internasional. Diharapkan prestasi ini bis menginspirasi lebih banyak mahasiswa untuk menciptakan solusi inovatif demi masa depan yang lebih baik.
Diketahui, ajang internasional ini menjadi wadah bagi para inovator untuk menciptakan solusi kreatif terhadap permasalahan global. Dalam penyelenggaraannya, IIFEST 2025 terdiri dari dua kategori utama, yaitu International Ideapaper Project (IIP) dan International Ideapaper Competition (IIC).
(esw/fat)