Kabar Komunitas

Aksi Berani Nowaste Surabaya Surati Perusahaan yang Plastiknya Cemari Laut

Aprilia Devi - detikJatim
Rabu, 21 Feb 2024 14:03 WIB
Aktivitas Komunitas Nowaste Surabaya yang terkesan kecil tapi berdampak besar. (Foto: Istimewa/dok. Nowaste Surabaya)
Surabaya -

Aksi kecil dan berani digagas Komunitas Network of Woman Action to Save The Earth (Nowaste) Surabaya. Sejak 2018 komunitas ini mengampanyekan pentingnya menjaga lingkungan dari bahaya sampah plastik. Dengan berani mereka menegur brand yang tak bertanggung jawab atas pencemaran.

Jumlah sampah plastik makin hari terus bertambah. Padahal sampah plastik merupakan salah satu sampah yang tidak dapat terurai sehingga sudah pasti akan mencemari lingkungan dalam jangka waktu yang cukup panjang.

Selain itu, fakta bahwa kondisi laut di Indonesia salah satu yang cukup kotor di dunia bersanding dengan Cina, Filipina, dan beberapa negara lainnya membuat para pendiri komunitas ini merasa kebersihan lingkungan, salah satunya kebersihan laut, harus diupayakan secara serius.

Sofi Azilan, salah satu pendiri komunitas ini mengungkapkan bahwa mulanya ia bersama ketiga teman yakni Yolanda, Indi, dan Adel hanya kelompok belajar biasa. Namun atas dasar keresahan atas kondisi lingkungan ini mereka memutuskan membuat komunitas untuk mengedukasi masyarakat.

"Didasari belajar kelompok, setelah itu memutuskan membuat sesuatu yang mengedukasi. Karena kami memiliki keresahan terhadap permasalahan lingkungan, jadi kami kampanyekan zero waste lifestyle dan aksi beach clean up serta brand audit. Kita mulai dari aksi kecil tapi berani untuk menjaga lingkungan," kata Sofi kepada detikJatim, Rabu (21/2/2024).

Aksi kecil yang mereka lakukan yakni kampanye zero waste lifestyle dengan mengajak sesama agar membawa botol minum, kotak makan, sedotan stainless, dan tas belanja setiap kali beraktivitas demi mengurangi penggunaan plastik.

Kemudian mereka juga melaksanakan aksi bersih pantai atau beach clean up yang melibatkan masyarakat dipusatkan di Pantai Kenjeran Surabaya. Tidak hanya itu, aksi yang cukup berani adalah dengan melakukan brand audit dari sejumlah sampah yang ditemukan.

Dari hasil brand audit itu mereka membuat semacam surat rekomendasi yang ditujukan kepada para pemilik bisnis agar mereka bisa lebih bertanggung jawab dengan sampah hasil produksi yang dihasilkan.

Aksi beach clean up dan brand audit ini rutin dilaksanakan minimal sebulan sekali. Mereka juga kerap berkolaborasi bersama sejumlah komunitas lain serta berbagai elemen masyarakat dalam melakukan aksi bersih pantai, terutama di pantai-pantai yang ada di Surabaya dan sekitarnya.

Dari hasil beach clean up itu mereka mampu mengumpulkan hingga 50 kg sampah plastik yang dibersihkan dari pinggir-pinggir pantai. Sampah itu kemudian dipilah lalu dikelompokkan sesuai jenis dan brand-nya. Selanjutnya sampah itu disetor ke dropping point agar diangkut oleh DLH Kota Surabaya.

"Impact-nya setelah diangkat sekitar 50 kg setiap clean up. Kemudian sampah itu dibawa ke dropping point, selanjutnya akan diangkut DLH Surabaya buat dibawa ke TPS. Tadinya pinggir-pinggir pantai yang kotor jadi lumayan. Kami selalu buat foto before-after pembersihannya," kata Sofi.

"Kemudian kami lakukan brand audit sampah ini merek apa, karena sampah laut berarti global yang akhirnya end up di lautan itu. Lalu kami kirim surat buat industrinya, kami kirim surat rekomendasi agar mereka bertanggung jawab dengan sampah yang mereka hasilkan," ujarnya.

Dalam melakukan berbagai aksinya mereka kerap dihadapkan dengan banyak tantangan, mulai dari tantangan sumber pendanaan untuk operasional, Pandemi COVID-19, hingga kerap tak direspon saat mengirim rekomendasi ke perusahaan. Namun Nowaste Surabaya tetap konsisten melakukan aksinya.

"Tantangannya funding-nya. Selama ini sumber pendanaan dari founder, kemudian kami biasanya menyediakan makan siang relawan, membeli barang-barang yang bisa digunakan ulang untuk alat pembersihan. Karena kami nggak mau menghasilkan sampah baru, jadi kami pakai barang guna ulang kayak sak dibandingkan trashbag," katanya.

Komunitas yang mulanya hanya digerakkan oleh 4 orang itu kini telah memiliki sekitar 60 orang yang aktif turut melaksanakan aksi bersih pantai. Kebanyakan dari mereka merupakan mahasiswa dari berbagai kampus di Surabaya.

Sofi sebagai salah satu pendiri komunitas ini berharap ke depan masyarakat semakin bijak menjaga lingkungan. Salah satunya dengan meminimalisir penggunaan plastik. Dia juga berharap seluruh perusahaan bisa bertanggung jawab dengan sampah yang dihasilkan demi keberlanjutan lingkungan.

Jika komunitas di Jatim memiliki agenda kegiatan yang menarik bisa berbagi info dengan detikjatim melalui alamat email: redaksi@detikjatim.com.



Simak Video "Video: Diduga 20 Tahun KDRT Istri, Suami di Surabaya Ditangkap Polisi"

(dpe/iwd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork