Mentan Temukan 7 Perusahaan yang Kurangi Takaran Minyakita di Surabaya

Mentan Temukan 7 Perusahaan yang Kurangi Takaran Minyakita di Surabaya

Aprilia Devi - detikJatim
Sabtu, 15 Mar 2025 14:20 WIB
Mentan Andi Amran Sulaiman.
Mentan Andi Amran Sulaiman/Foto: Dokumen Humas Kementan
Surabaya -

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menemukan tujuh perusahaan yang kedapatan mengurangi takaran Minyakita. Hal itu setelah dilakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Tambahrejo, Surabaya pada Jumat (14/3/2025).

"Sebanyak tujuh perusahaan kedapatan sunat takaran minyak goreng dalam kemasan yang seharusnya berisi 1 liter. Kami temukan takaran minyak dikurangi, ada yang hanya 700 ml. Ini merugikan masyarakat," ujar Amran lewat keterangannya, Sabtu (15/3/2025).

Adapun daftar perusahaan yang diduga memproduksi serta mengemas minyak goreng Minyakita dengan takaran kurang dari 1 liter itu, di antaranya CV Briva Jaya Mandiri (Ponorogo), CV Bintang Nanggala, KP Nusantara (Kudus), CV Aneka Sawit Sukses Sejahtera (Surabaya), CV Mega Setia (Gresik), dan PT Mahesi Agri Karya (Surabaya).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, Amran juga sudah melakukan sidak di Jakarta dan Solo. Hasilnya, ditemukan praktik penyunatan takaran di Jakarta yang dilakukan 3 perusahaan serta di Solo oleh 2 perusahaan.

Padahal sesuai ketetapan pemerintah, harga eceran tertinggi (HET) Minyakita adalah Rp 15.700 per liter. Namun, ada sejumlah produsen curang yang mengurangi isi tanpa menyesuaikan harga. Hal ini pun sangat merugikan masyarakat.

ADVERTISEMENT

"Kami harap ada sanksi berat untuk perusahaan nakal ini. Jangan sampai ada lagi yang menipu rakyat. Kami serahkan penegakan hukumnya ke Satgas Pangan," tutur Amran.

Sementara itu, Wamentan Sudaryono turut menambahkan, sidak yang sudah dilakukan di Surabaya kemarin baru fokus pada pengukuran volume. Belum termasuk pemeriksaan kualitas minyaknya.

"Kita belum cek kualitasnya. Jangan-jangan lebih banyak lagi pelanggaran," tutur Sudaryono.

Ia menegaskan, kecurangan tersebut harus segera ditindak tegas.

"Kita semua wajib marah karena kita melihat ada segelintir pengusaha serakah yang mengorbankan dan menari-nari di atas penderitaan rakyat," tegasnya.




(ihc/hil)


Hide Ads