Umumnya kaum hawa memiliki hobi yang feminin. Apakah memelihara kucing, bersolek, atau bila pun mereka memiliki hobi workout mentok cuma senam, yoga, atau bergumul dengan berbagai peralatan fitness alias nge-gym.
Tidak demikian yang dilakukan perkumpulan emak-emak di Surabaya yang satu ini. Mereka menamakan komunitas mereka dengan nama yang unik dan jenaka, 'Emak-emak PT Somplak'. Hobinya berlatih seni bela diri. Terutama Boxing dan Muay Thai.
Berdiri sejak 2017 silam, anggota Emak-Emak PT Somplak yang didominasi wanita karir dan ibu-ibu rumah tangga ini terus bertambah. Dari semula hanya 5 orang yang aktif mengikuti kegiatan olahraga ekstrem itu, kini jumlah mereka menjadi 15 orang.
Saat perempuan lain lebih memilih melakukan gerakan-gerakan yoga atau melakukan latihan ringan dengan treadmill atau mengangkat beban, emak-emak ini asyik meningkatkan adrenaline dengan berlatih pukulan dan tendangan.
Pemandangan itu yang didapatkan detikJatim saat berkunjung ke Rumble Training Camp di kawasan Klampis, Surabaya. Emak-emak PT Somplak memulai latihan dengan pemanasan, lanjut latihan teknik tendangan dan pukulan.
Mereka lancarkan tinju ke tubuh lawan jenis yang lebih besar dengan teknik yang telah mereka pelajari, hingga tendangan terarah ke organ vital seolah-olah lawan mereka adalah pria-pria nakal. Tentu sasarannya adalah sansak.
Maria Liau, salah satu pendiri komunitas itu mengaku tak ada alasan spesifik soal nama PT Somplak dalam komunitas emak-emak tersebut. Nama itu dipilih secara asal-asalan.
Soal aktivitas yang berkaitan dengan olahraga ekstrem, ibu 2 anak itu mengaku bahwa dirinya telah jatuh cinta dengan olahraga, terutama beladiri, sejak duduk di bangku sekolah. Dia bahkan telah mencoba sejumlah jenis olahraga sebelum jatuh hati dengan boxing.
"Awalnya saya coba kalistenik, kalau gabung di sini sejak setahunan mungkin ya. Olahraga yang cewek-cewek begitu bosan dan ingin mencoba sesuatu yang baru," ujar Maria kepada detikJatim, Selasa (19/9/2023).
Maria menjelaskan bahwa tujuannya mempelajari boxing bukan semata-mata karena hendak mengikuti tren di media sosial. Selain untuk menjaga kebugaran tubuh, Maria menilai boxing juga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama ketika dirinya atau keluarganya sedang terancam.
"Tentunya merasa kurusan dan lebih sehat ya, mungkin banyak di gerak kardio. Bisa untuk jaga diri, secara tidak sadar kita bisa mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari, ya bisa jadi bekal lah dan tahu ilmu dasar bela diri," ujar perempuan 37 tahun itu.
"Alasanku gabung ya untuk mengisi waktu luang aja sih, bukan untuk jadi atlet. Sebenarnya, pure untuk olahraga dan isi waktu luang. Bisa me time lah selepas antar jemput anak dan kegiatan rumah tangga lain," sambungnya.
Sempat Bikin Cemas Suami
Maria mengaku senang mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya untuk berlatih Boxing. Terutama dari sang suami yang mulanya memang sempat khawatir dirinya cedera saat berlatih atau bertanding.
"Ya ok aja sih suamiku, sejak muda suka olahraga, sempat coba aerobik, gym, tapi jenuh dan akhirnya ketemu Rumble ini di 2022, pas transisi Pandemi ke Endemi COVID-19. Ya memang awalnya suami sempat protes 'kok boxing sih? Kan buat cowok. Nanti kakimu biru-biru semua loh'," ujarnya.
Maria berharap kegiatannya bisa motivasi teman-temannya juga khalayak secara umum. Sebab, dia berangan-angan untuk terus mengampanyekan pola hidup sehat, terutama bagi para ibu rumah tangga.
"Ya paling tidak aku menjaga badanku, terutama otot, karena kan menopang kerja tulang apalagi pada saat tua nanti," ujar wanita asal di Papua itu.
Hal senada disampaikan anggota Emak-emak PT Somplak lainnya, Devina Florentina. Ia mengklaim lebih cinta Muay Thai daripada Boxing dengan alasannya sendiri.
"Saya mencoba dan gabung Muay Thai sejak 2018, saya paling suka karena gerakannya lebih kencang dan menyeimbangkan badan, terutama kaki, misalnya pas waktu nendang," katanya.
Wanita berusia 29 tahun itu mengaku tubuhnya menjadi lebih berotot ditambah lagi dengan penurunan berat badan yang cukup drastis. Tidak hanya itu, Muay Thai juga bisa melatih refleks.
"Jujur, dulu awal mula join karena bobot terberatku 69. Tapi, sekarang jadi 58 kilogram. Sempat diajak sparing juga, aku coba sparing sama coach ternyata harus tahu reflek dan tekniknya juga, termasuk kombinasi apa saja yang dipakai," tuturnya.
Menemukan Teman Sharing yang Asyik
Devina mengaku senang berlatih dan bertanding bersama para Emak-Emak PT Somplak. Selain seru, dia menjadi punya teman sharing yang asyik tentang kehidupan rumah tangganya.
"Bisa punya kegiatan di luar seperti ini ya me time buat aku. Apalagi yang hobi olahraga, senang bisa ketemu mereka," ungkapnya.
Meski mengawali dari coba-coba, wanita yang juga berwirausaha online shop itu mengaku bela diri memang berbeda dengan olahraga lainnya. Dia bisa belajar self defence meski hanya tahu dan mumpuni pada ilmu dasarnya saja.
"Ya meskipun di fight asli nggak seprofesional itu, seenggaknya saya juga suka dan sering sosialisasi melalui konten. Saya merekam untuk tahu teknik dan gerakan bener apa tidak, lalu post di Instagram biar orang-orang ikut termotivasi dan tertarik," ujarnya.
Menurutnya, ada kesenangan dan kepuasan selama berlatih bersama para Emak-emak PT Somplak. Pikirannya lebih tenang, minim stres, dan bisa untuk melampiaskan emosi.
Sementara, Isabeelle Wangsa Wijaya menyatakan dirinya juga senang bisa bergabung dengan para pecinta Boxing dan Muay Thai. Meski terhitung paling muda, dia mengaku tidak malu atau merasa minder. Karena dia ingin selalu belajar dan merasa nyaman saat berlatih bersama Emak-Emak PT Somplak.
"Seru sih, awal mula baru masuk langsung suka Muay Thai, progresnya juga bagus. Awal-awal mukul sama nendang belum bisa, sekarang lumayan lah," ujar warga Citraland Surabaya itu.
Perempuan yang berkuliah di Universitas Ciputra itu menerangkan usai berkenalan dan lebih akrab dengan para emak-emak, canggung yang mulanya melanda kian sirna. Kini dia dan para ibu sama-sama berproses untuk lebih mendalami bela diri.
"Jam 08.00 sampai 11.00 WIB, ada 2 sesi, biasanya ibu-ibu berlatih, ya bisa dibilang collabs lah. Ya biasanya saya sama ibu-ibu dibantu para coach, biar bisa bareng-bareng," tandasnya.
Bukan sekadar olahraga, tapi juga lifestyle. Baca di halaman selanjutnya.
(dpe/iwd)